Part 28 : Bukan tentang uang, tapi Impian

1.5K 195 1
                                    

Suasana dingin malam ini bertambah saat keheningan antara dua orang yang sedari tadi duduk pada sofa yang berjauhan tampak seperti dua orang tak saling kenal.
Yang satu memainkan ponselnya, dan yang satu hanya sibuk menghela napas bahkan pikirannya melayang entah ke mana.

Cklek

Sebuah suara pintu terbuka, derap langkah kaki berangsur mendekat.

" Eh Ki, lo udah pulang ternyata. " kalimat pertama itu keluar dari mulut Ily, menyapa sahabat yang sebenarnya sudah lama ia tunggu.
Lalu menoleh pada Ryu yang duduk diam dengan senyuman manisnya.
Suasana canggung pun sedikit berkurang.

" Ryu, sorry ya gue lama. Nggak papa kan! By the way kalian kok diem aja sih? Kaku banget perasaan! "
Ily berkomentar cuek sambil berjalan membawa sebuah plastik berwarna putih ke arah pantry tidak mempedulikan tatapan tidak senang Yuki.

" Hoamm, Ily gue ke kamar ya, besok jadwal gue padet.! "
Yuki tiba-tiba berdiri, beralasan mengantuk dan pergi untuk tidur demi menghindari berlama-lama dengan Ryu.

" Tunggu, Ki. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu! "
Ryu akhirnya bersuara, sedikit gugup tapi tidak menyurutkan niatnya malam ini.

" Ngomong aja di sini! "

" Aku- ee- aku minta maaf.! "
Ucap Ryu terbata

" Untuk? "
Tanya Yuki masih membelakangi Ryu.

" Untuk semuanya, hubungan masa lalu kita dan aku mohon jangan membenciku.! "
Jelasnya dengan nada permohonan.

" Gue udah lupain semuanya, dan gue harap kedatengan lo bukan untuk ganggu hubungan gue sama Al. Dan tentang permintaan papa yang minta lo dateng, gue ucapkan terima kasih.! "
Yuki melangkah cuek meninggalkan Ryu yang masih ingin mengatakan sesuatu.
Membuka pintu kamar lalu masuk ke dalam untuk segera beristirahat.

" Maaf Ryu, mungkin Yuki capek. Jangan ambil hati ya. Lebih baik lo pulang aja sekarang, setelah ini gue akan pikirin cara kalian untuk selesaikan semuanya "
Nasehat Ily, Ryu hanya tersenyum.
Senyum getir dan dirinya memutuskan untuk pulang.

[•••]

Yuki dan Al sudah berada dalam sebuah studio bioskop yang dipenuhi ratusan fansnya.
Pancaran bahagia tak pernah lepas dari keduanya dan hal itu menular pada semua penggemar yang di dominasi gadis-gadis belia .

" Gimana filmnya? "
Tanya Al teriak di depan Layar besar setalah penayangan selesai

" Seruuuuu! " jawab para fans serentak.

Para fans kembali riuh saat meminta Al melakukan adegan romantis seperti yang di tayangkan dalam film yang baru mereka tonton itu.
Al melirik ke arah Yuki lalu tersenyum manis meminta persetujuan.

[•••]

" Ki, aku nggak nyangka loh kalo film kita bakal sukses gini. Kamu tahu gimana bahagianya aku? "
Tanya Al semangat

Yuki menggeleng, lalu bertanya apa alasannya.

" Hmmm, kasih tau nggak ya? " goda Al sok manis.
Yuki gemas lalu mencubit kedua pipi Al secara bersamaan.

" Terserah kamu deh alasannya apa, yang pasti aku juga seneng. Tapi kita harus siap untuk capek setelah ini! "
Yuki mengubah raut mukanya sedih.

" Kenapa? " tanya Al bingung.
" Biasanya, setelah ini, kita akan banyak dapet tawaran kerja, aku cuma takut kalo kita nanti bakal sama-sama sibuk sampe nggak bisa pertahanin hubungan kita! "
Al menghela napas, lalu menggenggam jemari Yuki dan diletakkan di depan dadanya.

Pacar sewaan? (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang