Part 43: Rencana Pembebasan

342 42 12
                                    

Di tepi jalan, dua mobil hitam berderet. Semua penumpang turun dari mobil masing-masing.
Mereka adalah Ryu, Ily, Al dan Maia.
Dengan deraian airmata dan rasa panik luar biasa, Maia menghampiri Ily dengan pertanyaan .

"Ly, di mana Yuki sekarang? "

"Tenang ya Tan. Aku akan jelasin semuanya ke kalian. Lebih baik kita masuk mobil. " ajak Ily.

Maia dan Al mengangguk, lalu kembali masuk dalam mobil. Ily ikut masuk, duduk di samping Al dengan kegelisahan dan ketakutan akan hal buruk yang terjadi pada Yuki .
Sedang Ryu, kembali masuk ke mobilnya untuk mulai menjalankan rencananya.

"Al,,, gue nggak tau rencana kita akan berhasil apa nggak. Gue takut kakak gue bakalan ngelakuin hal di luar perkiraan kita. Gue,,, " Ily terbata karena tidak sanggup melanjutkan ucapannya.
Airmatanya selalu keluar jika membayangkan betapa ketakutannya Yuki saat ini. Di dekat Sharine dengan nyawa sebagai taruhan. Apakah Yuki mampu menahan rasa takut itu sendirian ?

"Ly, kita harus yakin Yuki bisa jaga diri dengan baik di sana. Lagian yang diinginkan kakak lo itu gue dan Bunda. "
Ucap Al berusaha menenangkan.

Tak lama, ponsel Ily berdering,
"Ini Kak Sharine. " ucap Ily setelah melihat nomor yang sama yang juga menghubunginya beberapa jam lalu.

"Angkat, " perintah Al.

"Hallo Kak. " sapa Ily.

"Kamu liat gedung di tengah lapangan itu? Bawa mereka ke sana. "

Ily menoleh ke kanan dan kiri. Jalanan saat ini sudah mulai gelap, tapi sebuah siluet gedung nampak jelas terlihat karena berdiri kokoh di tengah lapangan.
Tatapannya memicing, meyakinkan diri sendiri jika apa yang dilihat itu adalah tempat yang dimaksud. Sekarang Ily yakin, itu tempatnya.

"Apa Ly? " tanya Al penasaran.

"Kita harus ke sana. " tunjuk Ily.

Al melihat arah yang Ily tunjuk, lalu dengan pelan Al membelokkan stir mobilnya dan menginjak gas pelan karena jalanan yang tidak rata .
Ily tau, kakaknya pasti sedang mengawasinya saat ini.

Mobil mereka berhenti.

"Apa ini tempatnya? " tanya Maia.
Mereka turun bersamaan dan mengobservasi tempat yang mereka pijaki. Rumput liar meninggi nyaris sepinggang.
Jalanan tidak rata dan becek dengan tekstur tanah lembut.

Kaki jenjang mereka mulai melangkah maju dibantu lampu mobil yang menerangi jalan mereka.

Tak lama, terdengar seperti derap langkah kaki mendekat.
Hati Ily mulai was-was, terlebih Maia yang entah kenapa detak jantungnya tidak mau tenang juga.

"Kita harus hati-hati, " ingat Ily berbisik.

Suara mencurigakan itu makin nyaring terdengar dan muncullah beberapa sosok mengagetkan mereka.

Ily, Al dan Maia saling berpegangan.
"Di mana Kak Sharine? " tanya Ily dengan suara lantang. Sebenarnya rasa takut sudah menjalar hampir di seluruh tubuh. Suaranya bisa saja bergetar jika tidak dia tahan.

"Dia sudah menunggu. Ikuti kami! " suara bariton milik orang bertubuh besar bak binaragawan yang datang menghampiri mereka berjalan ke arah gedung itu berdiri. Disusul beberapa orang dengan tubuh nyaris sama mengikuti mereka dari belakang .

Ily berdoa dalam hati. Permintaannya hanya keselamatan untuk orang-orang yang dia sayang.
Semoga Ryu bisa melakukan misinya dengan baik dan membebaskan Yuki dari kakaknya. Hingga sekarang, Ily bahkan tak mau membayangkan Yuki terkapar dengan tubuh penuh luka akibat dianiaya Sharine yang gila karena dendam.

Pacar sewaan? (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang