Part 19 : Terungkap 2

1.6K 213 1
                                    

" Ly, gue minta maaf atas apa yang Al tuduhin ke elo. Gue juga nggak nyangka dia bakal bilang itu ke gue. Lo tenang Ly, gue percaya sama lo. Dan gue akan buang perasaaan gue sama dia. "

Ily menggeleng
" Nggak Ki, gu- gue nggak papa. Lo nggak usah ngerasa bersalah. Gue cuma syok aja denger dia bilang gitu "

Yuki memeluk Ily sambil mengucapkan banyak permintaan maaf.

" Ly, lo boleh pulang sekarang. Gue akan jaga Papa sendiri. Lagian, sebentar lagi Mama akan dateng buat temenin gue! "

" Yaudah, take care ya! "

Ily keluar dan bergegas menuju sebuah mobil hitam yang terparkir di luar area Rumah Sakit.

**

" Kakak nggak bilang kalo Al selama ini kakak sekap, kenapa kakak bohong sama aku? "
Ily terlihat marah, jika saja bukan sang kakak yang menyuruhnya untuk ikut, maka Ily akan lebih memilih untuk tetap menemani Yuki di Rumah Sakit atau paling tidak, langsung pulang ke apartemen.

" Kakak masih perlu kamu. Jadi apa yang sudah Al ceritakan pada kalian? " bahkan Sherine tidak merasa bersalah sama sekali atau setidaknya meminta maaf pada adiknya karena telah berbohong.

Ily berdecak kesal, ia membuang muka dan lebih memilih melihat jalanan yang masih ramai oleh para pengguna yang juga melakukan aktifitasnya.

" Emily,! " panggilnya kesal karena tidak mendapat tanggapan dari pertanyaan yang ia ajukan.

"Apa? "
Bahkan Ily juga ikut kesal, pikirannya mengarah pada apa yang akan Yuki pikirkan tentangnya.
Bagaiman jika Yuki mengetahui semuanya?

" Kenapa?  Kamu marah sama kakak? "
Mobil itu tiba-tiba berhenti, tidak tahukah jika ini jalan umum?
Bagaimana jika gara-gara kesalahan ini,  orang lain akan celaka.

" Kakak apa-apaan sih?  Ini jalan umum. Kenapa berhenti mendadak? "

Mereka terdiam, Ily melepaskan seatbelt-nya kasar, lalu membuka pintu dan keluar.

" Ada apa dengan anak itu?  Kenapa dia tiba-tiba terlihat kesal?
Sepertinya dia sudah tidak bisa aku manfaatkan lagi sekarang! "

" Baiklah, aku akan gunakan caraku sendiri untuk menghancurkan mereka. Lagipula semua sudah berantakan, akan lebih baik jika aku hancurkan sekalian"
Monolog Sharine dan kembali menancap gas mobilnya pergi tanpa menghiraukan adiknya yang entah pulang dengan apa.

[•••]

Di ruangan tempat Al dirawat, sesuai dengan yang Yuki katakan, jika ibunya akan datang. Dan sekarang terbukti karena orang yang Al rindukan sudah memeluknya penuh bahagia.

" Sayang, kenapa kamu tega biarin bunda denger kebenaran ini dari orang lain. Kenapa kamu nggak bilang dari awal kalo kamu adalah Al? Anak bunda? "

" Al minta maaf Bun,  Al cuma butuh waktu yang pas buat kasih tau sama bunda. Tapi saat itu tiba, Al diculik dan disekap oleh tante Sharine. Al nggak nyangka dia akan ngelakuin ini ke Al. "

" Apa? SHARINE? " tanyanya kaget. " Wanita itu benar-benar jahat. Sudah merebut ayahmu, dan sekarang dia mau pisahin kamu sama Bunda! Nggak akan sayang, Bunda nggak akan ngebiarin itu terjadi.! "

Maia marah, dirinya seperti sudah tidak mengenal lagi sosok Sharine.

" Dan yang lebih parahnya, dia nggak sayang sama Ayah.  Dia cuma mau balas dendam sama Bunda! "
Maia terperangah,
balas dendam?
Apa yang sudah ia lakukan hingga Sharine ingin balas dendam padanya?

" Al tau Bunda pasti bingung, dendam itu sudah lama Bun. Dia marah karena Bunda merestui hubungan om Findo dan Tante Rhein nikah, sedangkan tante Sharine menyukai om Findo. Itu alasannya kenapa dia mau hancurin hidup Bunda. "

Maia menutup mulutnya tak percaya. Kejadian yang sangat lama itu ternyata masih membekas di hati mantan sahabatnya.
Maia menangis dan menoleh ke arah di mana Findo dan Rhein berdiri.

" Kak, maafin Rhein, kalau saja saat itu Rhein tau Sharine sudah menyukai mas Findo, Rhein nggak akan minta dinikahkan kak. "
Rheina memegang tangan Maia dan menangis merasa bersalah.

Maia menggeleng,

" Nggak Rhein, kakak yang nggak tau kalo ternyata Sharine punya perasaan sama Findo. Kedekatan kami yang kakak tau hanya sebatas sahabat "

" Sudahlah Rhein, toh ini sudah terjadi dan kita sudah tau kalo penyebab Al seperti ini adalah Sharine.  Sebaiknya kita cepat lapor polisi biar Sharine bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya. "
Findo membuka suara, baginya,  walaupun Sharine pernah menjadi sahabat mereka, bukan berarti dirinya membiarkan kejahatan yang dilakukan Sharine lalu melupakannya begitu saja.

" Nggak semudah itu Om, kita nggak punya cukup bukti. Dia bisa berkilah dan sudah pasti dia menghilangkan semua bukti "

" Lalu kita harus bagaimana? "

" Serahkan ini semua sama Al.  Al akan selesaikan semua masalah ini."

"Sayang! "

Al menggeleng,

" Enggak Bun,  kali ini percaya sama Al. Al akan selesain ini semua"

Jika sudah begini,Maia bisa apa?

[•••]

Dua lelaki berbadan kekar mengawasi seorang gadis yang duduk di atas kursi sebuah cafe.
Gadis itu terlihat santai.
dengan balutan kemeja putih lengan panjang yang digulung sedikit, memakai kacamata dan rambut yang diurai,  serta poni yang menutup bagian dahi.
Ripped jeans berwarna biru donker dan sepatu casual dengan warna senada membuat gadis yang dalam penyamaran itu terlihat cantik.

Tak lama, datang seorang lelaki tinggi putih dengan kemeja kotak-kotak memakai sebuah snapback dan duduk di depan gadis itu setelah dipersilakan.

Perbincangan dimulai. Lelaki itu membuka penutup kepalanya dan terlihat menikmati suasana dengan santai,  Namun setelah sang gadis membuka kacamatanya, lelaki itu mulai terlihat gelisah.

Yuki POV

" Lo nggak akan pergi kemana-mana sebelum lo jawab pertanyaan gue! "
Aku kesal, lelaki brengsek ini tidak bisa kuajak bekerja sama.
Padahal hanya satu yang aku tanyakan, tapi dia enggan sedikit saja membuka suara.

Dua pesuruhku sudah berdiri tegap di belakang Ali yang berniat ingin kabur dan menghindar dari pertanyaanku.

" Lo bergerak sedikit aja, lo abis! " ucapku Sadis, terserah! Aku sudah kesal dengan lelaki ini.

Bila kuingat saat dulu kami sepakat untuk melakukan hubungan palsu, aku sangat berterima kasih padanya.
Tapi apa yang dia lakukan padaku sekarang,  dia berniat kabur tanpa menjawab pertanyaanku.

" Lo mau apa?  "
Tanyanya takut

" Sekali lagi gue tanya, siapa yang nyuruh lo bocorin ke media soal gue yang mau pakek jasa lo sampe hubungan gue dan Al ketahuan? " tanyaku mulai geram, pertanyaan ini sudah dua kali aku tanyakan.

" Gue nggak tau dia siapa, dia nyuruh orang lain untuk ngancem gue. Gue nggak berdaya, dia akan bunuh gue kalo gue nggak nurutin permintaan dia "

Aku menghela napas, merasa jengah dengan jawabannya.

Aku melirik dua pesuruhku untuk memberinya pelajaran.

Ali berteriak ketakutan dan meminta tolong berharap akan ada yang menolongnya.
Silakan saja, apa dia pikir orang-orang di sini akan menolongnya?

Tidak akan, mereka semua adalah karyawan, dan cafe ini adalah milik Papaku.

Aku akan sedikit memberinya pelajaran, membiarkan dirinya ketakutan dalam satu malam memang tidak sebanding dengan apa yang sudah dia lakukan padaku karena perbuatannya,  tapi setidaknya dia bisa merasakan kegelisahan yang pernah aku alami.

Tbc

Pacar sewaan? (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang