Napas Ily memburu. Bagaimana bisa dia menceritakan ini pada Al dan semuanya.
Bagaimana perasaan kedua orang tua Yuki yang mengetahui jika anak sulungnya diculik oleh Sharine.
Bagaimana jika sebagian besar dari mereka bertanya kenapa Sharine bisa bebas. Dan Ily tidak mungkin memberitahu itu semua karena satu-satunya penyebab hal itu adalah Maia.Bagaimana dengan Al? Ily tidak yakin Al akan baik-baik saja setelah mendengar kabar ini.
Jika Ily menjawab ini akibat Maia yang mencabut tuntutan karena ingin mendapatkan hak asuh Al, dan Al pasti akan bertanya Ily tau dari mana.
Apakah Ily akan memberitahu pada Al jika korban tabrakan yang Yuki tolong dan kebetulan orang itu pula yang mendapat donor darah Al adalah Doni, ayah kandungnya ."Gimana ini? Gue nggak punya banyak waktu. Yuki dalam bahaya sekarang. "
Airmata Ily turun saat ini. Bingung ingin meminta tolong pada siapa. Yuki, Al dan Maia adalah orang-orang berharga dalam hidupnya, Ily bahkan tidak akan bisa memilih di antara tiga orang itu.
Jika saja dia bisa menebus kebebasan Yuki, dia rela saat ini juga menemui Sharine dengan nyawa sebagai taruhannya.
Tapi Sharine tidak membutuhkan itu . Target Sharine sudah sangat jelas.Masih dengan kebingungan, Pintu apartemen terbuka tiba-tiba, Ryu muncul di depan pintu.
"Ly, Yuki dalam bahaya.!"
Pernyataan itu membuat Ily bingung. Bagaimana dia bisa tau Yuki sedang dalam bahaya."Ryu,, lo? Kenapa bisa tau? "
"Kita cerita sambil jalan. Gue udah buat rencana untuk bebasin Yuki. Kita cuma butuh Al dan Bu Maia sekarang.! "
Ily keluar mengikuti Ryu dan menaiki mobil untuk pergi ke suatu tempat.
***
'Ly,, lo di mana sekarang?"
Sebuah pesan dari Vebby membuat Ily menoleh ke arah Ryu yang saat ini fokus mengemudi.
"Ryu, Vebby nanyain gue di mana sekarang. Gue harus jawab apa? "
"Gue yakin kalo lo bilang kita mau bebasin Yuki, dia pasti mikir Yuki dalam bahaya. Tapi, kita juga butuh bantuan dia untuk bikin laporan penculikan ini. Dan kaya'nya kita juga perlu kesaksian dari ayahnya Al.! "
"Lo tau tentang itu juga? "
Tanya Ily kaget."Gue tau semuanya. Tentang Alyssa dan ayahnya Al yang ada di rumah sakit sekarang. Ini semua karena Vebby. Andai dia nggak cerita ke gue, mungkin saat ini gue juga nggak akan nyuruh seseorang untuk terus ngawasin Alyssa. "
"Terus, Alyssa ke mana? "
Ryu tersenyum miring.
"Di tempat yang seharusnya. " jawabnya singkat.Ily sedikit lega. Setidaknya satu orang itu sudah 'diamankan'.
***
Setelah mendapat pesan dari Ily, panik Vebby tak terbendung.
Mengikutsertakan Doni adalah pilihan terbaik, karena setidaknya kesaksian Doni bisa menjadi pemberat hukuman yang akan Sharine tebus saat tertangkap.Saat ini, satu persatu anggota keluarga mulai mengetahui kabar penculikan Yuki, termasuk kedua orang tuanya.
Mereka semua khawatir bukan main. Bahkan kedua orangtua Yuki hendak ikut mencari keberadaan anak sulung mereka.
Dengan satu janji yang Vebby ucapkan, akhirnya kedua orangtuanya mau menuruti untuk tetap tinggal dan mengirim do'a agar semua selamat.
Tidak mudah. Vebby bahkan harus menangis dan memohon. Tapi , syukurlah. Usahanya tak sia-sia.
***
"Orang suruhan gue cukup banyak. Seenggaknya, dalam segi jumlah kita nggak begitu kalah. Dan kalo polisi ikut serta, gue yakin Sharine nggak akan bisa berkutik lagi.! "
Jauh dari lokasi penculikan, Ryu sedikit menjelaskan apa yang dia ketahui .
"Di mana Al dan Bu Maia sekarang? "
"Masih di jalan. Mungkin sebentar lagi sampe. !" jawab Ily.
Saat di jalan, Ily menjelaskan semuanya. Dan seperti yang diduga, Al syok serta tidak percaya.
Bahkan pertanyaannya kenapa bisa Sharine melakukan ini pun, Ily enggan menjelaskan lebih jauh."Ly, Kakak lo bisa bahaya'in siapa aja. Termasuk elo. Gue minta lo juga harus hati-hati."
Ily mengangguk. Benar kata Ryu. Sharine tidak akan mudah terkecoh . Apalagi dia pernah menghianati Sharine dulu.
****
Di lain sisi, Al menjemput bundanya setelah tau Yuki dalam bahaya.
Menjelaskan sedikit yang dia ketahui dan mengatakan jika semua ini ulah Sharine."Ayo Bunda, kita harus selametin Yuki. Al nggak mau Yuki jadi sasaran wanita jahat itu. !"
Maia seperti orang bingung. Kakinya memang berjalan untuk masuk pada mobil Al yang terparkir di area kantornya . Tapi , ada sesuatu yang sedang dia pirkirkan .
"Bunda, kenapa? " Al mengagetkan Maia dengan menyentuh tangannya.
Saat ini mereka sudah masuk mobil. Al bahkan sudah memasang sabuk dan menghidupkan mesin.
Maia menatap Al dengan rasa gugup,
"Bunda ,,,--" Maia bicara dengan terbata, Al hanya mengernyit bingung sambil menuunggu ucapan lanjutan dari bundanya ."Bunda yang menyebabkan ini semua sayang. !" ucap Maia pelan.
Al tidak mengerti, dia masih mencerna ucapan bundanya.
"Bunda yang udah bebasin Sharine. Bunda yang,,, nukar hak asuh kamu dengan kebebasannya. !"
Seketika tubuh Al membeku. Kejutan hari ini sungguh membuatnya makin kacau.
"Maksud Bunda apa? " tanya Al tak percaya.
Sungguh dia berharap jika apa yang dia dengar kali ini adalah kesalahan. Bagaimana bisa orang selicik itu bebas dan,,,"Bunda, gimana bisa ?? Al,, "
"Maafin bunda sayang. Bunda terlalu sayang sama kamu. Bunda nggak mau kehilangan kamu lagi. !!" Maia menangis. Air matanya tak kuasa untuk dibendung.
Al menarik napasnya. Mengatur amarahnya yang tiba-tiba saja memuncak karena syok dan rasa tak percaya.
Al menggeleng tak percaya."Bunda tau kan Sharine itu jahat. Kenapa nggak cerita ke Al?? "
"Maafin Bunda Al. Bunda nggak maksud. Bunda nggak nyangka kalo dia akan lakuin ini ke Yuki. Bunda pikir setelah dia ditangkap, dia akan jera ."
Al memijit pelipisnya frustrasi.
"Oke. Al nggak seharusnya marah sama Bunda. Dan ini sudah terlanjur terjadi. Yang terpenting sekarang, kita harus bawa Yuki dengan selamat.! "
"Tapi Al, kamu akan ngelakuin apa? Nyerahin diri? " tanya Maia.
"Nggak, Bunda nggak akan biarin itu. Semua yang Bunda lakuin selama ini akan sia-sia. Ini tanggung jawab Bunda. Semua terjadi karena Bunda."
"Biar Bunda yang nebus semuanya. "
Al menggeleng, "Nggak Bun, Yuki tanggung jawab Al. "
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar sewaan? (✔)
FanfictionGara-gara dituntut untuk segera memiliki suami, seorang aktris muda keturunan Jepang harus menyewa seseorang untuk menjadi pacarnya. Namun seiring waktu, perasaan itu berkembang menjadi hal yang nyata. Hingga takdir membawa mereka pada kehidupan ma...