Aku berlari dan sampai didepan toilet.
Terasa jantungku berdetak cukup cepat.
Aku mengatur nafasku dan menyeka keringat.
Jadi...
Mereka The Little Tigers itu?
Aku jadi minder.
Tiba-tiba ada yang menyentuh bahuku.
Aku seketika berbalik dan mengangkat kacamata minusku.
"Iya?"
"Gadis BR tidak boleh masuk ketoilet mewah ini!"
"Gadis BR? Apa itu BR?"
"Buruk Rupa"
Aku terdiam dan menunduk.
"Lalu aku harus memasuki toilet yang mana?"
"Yang mana saja, asal bukan toilet sekolah ini."
Aku menggigit bibir bawahku dan memejamkan mata.
Aku berlari kearah kelas.
Sepanjang koridor antara kelas ke kelas, aku merasa mereka menatapku dan mencibirku.
Aku terus berlari... Hingga membuat rambut kepang dua ku ikut melawan angin.
Sesampai dikelas...
Aku menghirup harum minyak wangi yang terkesan seperti minyak wangi bayi.
Kulihat keseluruh kelas dari luar pintu.
Aku masih tidak menemukan asal dari harum itu.
Baiklah lupakan saja... Walaupun harum itu membiusku.
Namaku dipanggil oleh sang guru yang mengajar.
"Nona Sapphire...!"
"Iya, Pak!"
"Berdiri tepat disebelah saya!"
Aku mengangguk dan mengikuti perintahnya.
Guru itu menutup hidungnya dengan tangannya.
Aku melirik ke sekelilingku... Kurasa tak ada siapapun selain diriku yang didekatnya.
Apa maksud dari guru itu?
Aku mendekatkan seragamku kehidungku. Dan berusaha menemukan bau tubuhku. Namun, yang kutemukan hanya bau minyak wangi murahku.
Aku terdiam malu.
"Perkenalkan dirimu!"
"Saya... Saya... Saya Xin"
Aku tak melanjutkan kata-kataku.
"Baiklah! Cukup! Sekarang duduk diujung sana dekat jendela!"
"Baik, pak..."
Aku masih terus menunduk dan segera berlari duduk keujung kelas.
Pelajaran dimulai, Dan murid-murid mulai mempergunjingku lagi secara berbisik-bisik.
Aku tetap berusaha tak mendengarnya, dan terus menulis apa yang dijelaskan guru.
Selama guru menjelaskan pelajaran, aku terus berharap agar pelajaran cepat berakhir dan jam istirahat diperpanjang.
Aku sungguh tak kuat dengan setiap ejekan orang-orang dari sewaktu aku SD.Kriiing!
Akhirnya jam yang kutunggu tiba.
Aku tersenyum lega, Dan aku berlari menaruh bukuku kepada guru untuk dikoreksi.
Saat aku hampir melangkah keluar dari kelas.
"Xin, Jangan pakai minyak baumu itu lagi!"
Seluruh siswa dan siswi dalam kelas tertawa.
Aku tak menghiraukannya dan berlari pergi menjauh dari kelas.
Aku berlari ke rooftop , aku berjongkok dan air mata mulai mengalir.
Semakin lama rasanya air mataku semakin dingin membeku.
Kudengar ada langkah kaki yang mendekatiku.
Namun, aku tak sanggup menoleh kearah manapun.
Aku khawatir air mataku akan jatuh dengan seseorang yang tak kukenal.
Pundakku ditepuknya.
Dengan terpaksa ku harus kuhadapi juga perasaan malu karena air mataku sendiri.
Kupaksakan menoleh kearah orang itu.
Ternyata dia Alec dari The Little Tigers.
Ia memberiku tissue.
"Jangan menangis... Air matamu itu berharga tau!"
Dengan sesunggukan kuraih tissuenya.
"Siapa yang peduli... dengan air mataku? Air... mata gadis buruk rupa..."
Aku tak bisa menahan sesunggukanku. Ini terlalu menyiksa.
Ia duduk disampingku.
"Tidak peduli bagaimana parasmu... Tapi setahuku airmata perempuan itu sangat berharga, Bagai berlian"
"Berlian...Haha!"
Aku tak tahan untuk tertawa dan menangis.
"Jangan bercanda!"
"Aku tidak bercanda..."
Aku menatapnya dengan terus mengusap air mataku dengan tissue yang diberikannya.
"Siapa yang memberitahumu aku disini?"
"Aku sekelas denganmu, bodoh!"
"Seharusnya seorang guru tak pantas mengatakan hal itu" ia melanjutkan kata-katanya
Tak lama kemudian, Aku baru sadar bahwa aroma minyak wangi lucu itu berasal dari tubuhnya.
"Jadi kau yang... Beraroma baby itu ya?" Tanyaku tertawa.
"Hah? Kurang ajar! Wangiku ini, wangi elegan tahu!. Harum masa kini!"
Kami pun tertawa bersama.
Lalu, Kami berakhir dengan berbincang dan bercanda.
Ia adalah orang yang lucu, humoris dan kekanakan.
Bahkan aku seperti mengenalnya sejak lama.
Kami bermain gunting, kertas, batu.
Namun, Selalu aku yang kalah.
"Baiklah! Kuakui... Kau cukup ahli dalam permainan ini!"
"Memang itulah aku!"
Kami tertawa bersama...
"Setidaknya aku memiliki teman sekarang..."
"Eh... Bukan cuma satu teman! Tapi kau punya tiga teman sekaligus!"
"Tiga teman?"
"Ikut aku!"
Ia menarikku dan mengajakku berlari.
"Kau mengajakku kemana? Apa maksudmu The Little Tigers?"
"Ya!"
"Apa?! Tidak!!"
Ia tetap tak peduli dan terus menggandeng tanganku dan berlari.
Dalam perjalanan kami aku terus menolak dan berkata "Jangan!"
Tapi percuma...
Pria sekecil dia takkan mendengarkan kata-kataku.
Ya... walau kami seusia.Ia mengantarku kekantin indoor, yang terpisah oleh kaca saja sebagai batas antara lapangan sekolah.
Alec mencari sebentar teman-temannya.
Dan ya!, Ia menemukannya.
Aku menunduk dan terus menunduk.
"Tigers!, Ini... Kenalkan... Ah siapa namamu?"
Aku tak menjawab dan terus menunduk.
"Hey... Naikan wajahmu! Jangan malu-malu... Kita semua good tigers kok!"
Aku menaikkan sedikit demi sedikit kepalaku, Walau aku masih tak berani menatap mata mereka, yang kurasa sedang menatapku.
"Aku... Xin!"
Mereka tersenyum. Astaga mereka tampan sekali!, Senyum yang sama seperti senyum yang menghiasi bibir mereka dalam khayalanku.
"Ayo duduk!" Ujar mereka berdua yang sedang duduk dan makan.
Alec memaksaku untuk duduk bersama.
Aku duduk dipaling pinggir.
Alec disampingku.
"Kalau tidak salah... Namamu Nicky, Kau Julian... Benarkan?"
"Hmm... Sebenarnya terbalik aku yang Julian..."
Aku semakin malu saja.
"Maaf!"
"Tidak apa-apa kok!"
Julian tersenyum dewasa sekali, Tampak seperti leader dalam grup itu.
Aku yakin ia pasti leader nya.
Nicky yang duduknya paling jauh, Menoleh kearahku dan tertawa.
"Apa?" Tanyaku.
"Wajahmu lucu!"
"Aku tahu aku jelek..."
Aku menunduk pasrah.
"Bukan! Jangan salah paham!. Maksudku, Wajahmu memerah!"
Ia tertawa dengan menggaruk kepalanya.
"Ah? Kenapa kalian tiba-tiba memujiku?"
Aku tersenyum sangat bahagia.
"Kami tidak memuji..."
Dengan serempak mereka berkata.
Senyumku berubah pucat.
Malu sekali, Aku salah tanggap.Bruuk!
To be continue...
![](https://img.wattpad.com/cover/83498447-288-k866628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If Love Is Blind
FanfictionKetika cinta menjadi buta, Bahkan tak bisa melihat yang mana yang tulus dan yang palsu. Xin Doroteia, Seorang gadis culun yang diam-diam mengidolai ketiga pria dari sebuah grup sekolah bernama The Little Tigers. Yang awalnya Xin tak dilihat dengan...