"Alec!!" Panggilku padanya.
"Xin!"
Kami terus berulang-ulang menyebutkan nama satu sama lain.
Sampai kami sudah sangat dekat.
"Ah... Sudah...Sudah, Sudah dekat kok masih terus-menerus memanggilnya haha..." Alec tertawa.
Aku pun tertawa.
"Eh Xin... Nanti kita jalan yuk"
"Pergi kemana?"
"Ke... Kemana saja asal hanya kita berdua!"
"Hmm... Tapi kita kan baru saja saling mengenal?"
"Tapi kita kan sudah sahabat? Apa kau tidak mempercayaiku?"
"Bukan begitu sih..."
"Ya kalau begitu, Aku sudah menganggap kau setuju."
"Kok begitu? Tidak bisa... Tidak bisa!"
"Baiklah aku akan buktikan padamu." Alec mengangkat tangannya tanda bersumpah.
"Aku Alec Su, bersumpah akan menjadi sahabatmu tanpa menyakiti dirimu. Bagaimana?"
"Hah? Kenapa harus bersumpah? Aku jadi tidak nyaman"
"Agar kau percaya aku tulus dan bersungguh-sungguh ingin menjadi sahabatmu!"
"Baiklah... Baiklah... Nanti, Kita pergi bersama!"
"Berdua saja ya?"
"The Little Tigers?"
"Mereka rese" ia tertawa.
"Kau yang lebih rese!"
Setelah mendengar kata-kataku, ia pun tertawa lebih heboh.
"Hey sudah! Malu dilihat orang"
Ia menutup mulutnya dan tersenyum.
Alec Su... Jadi nama panjangnya Alec Su?
Aku tersenyum sendiri.
"Hey sekarang kau yang tersenyum sendiri?" Ia mencabut sehelai rambutku dan berlari kencang. Hilang dari hadapanku.
"Alec!!" Panggilku dengan geram.
Namun, Tingkahnya membuatku tersenyum.
Dasar anak laki-laki!.Kriiing!!!
Jam sekolah telah berakhir.
Aku merapikan buku dan alat-alat menulisku.
Saat hendak meraih uangku dirak meja belajarku.
Telunjukku terasa seperti digigit.
"Ah...!" Aku menarik tanganku dan melihat kedalam rak ku.
Terdapat tikus kecil berwarna putih disana.
Alec yang satu kelas denganku, Menghampiriku dengan tergesa-gesa.
"Ada apa Xin?"
"Siapa yang menaruh tikus kecil didalam rakku?"
"Bukan aku!"
"Coba sini aku lihat!"
Alec berusaha menggapai tikus itu. Dan tangannya pun ikut digigit tikus nakal itu.
"AHH...!"
"Tanganku!! Dasar tikus liar!"
Alec cemberut dan memegang tangannya.
"Ah...! Alec, Makanya hati-hati... Jangan ceroboh!"
"Aku lagi yang disalahi"
"Eh bukan-bukan!"
Akhirnya aku yang menarik tikus itu keluar dan memegangnya.
"Dia manis ya?"
"Kok kau bisa menyentuh Tikus liar tak punya adat itu?"
"Haha... Tentu saja, aku shio tikus!"
"Oh pantas... Sudah seharusnya dia takut kepadaku."
Dengan masih memegang tikus itu aku bertanya...
"Memangnya kau shio apa?"
"Shio... Ini" ia mengangkat kedua tangannya dan membuatnya seperti tanduk.
"Kerbau?"
Ia mengangguk dan tertawa.
"Jadi aku lebih kecil di bulan dong?"
"Iya... Adik!"
Aku membelai rambutnya itu.
"Hey!!"
"Eh, Tikusnya buat aku ya?"
"Ambil saja!, Aku takut dengan tikus itu!"
"Takut? Haha... Nih!"
Aku mengejarnya dengan mendekatkan tikus itu ke Alec yang berlarian dengan panik.
Bahkan terlalu paniknya, Sampai menaikkan dirinya keatas meja guru.
Saat kami sedang bergurau, Tiba-tiba ada yang menegur kami.
"Alec!! Turun dari meja saya!"
"Bapak?!"
Alec turun dari meja, atas perintah guru.
Aku segera menaruh tikus itu ditasku.
"Ya Tuhan, Habislah kita hari ini!"
Ia berbisik kepadaku.
Kami berdiri menghadap guru.
Tiba-tiba seorang siswi masuk, Yaitu siswi yang berlidah tajam.
"Alec...! Ah?! Alec kenapa kau bersamanya?"
Alec langsung cemberut.Kami berdiri dilapangan dengan menaikkan kedua tas ransel kami, Untuk menutupi kepala kami dari teriknya sinar matahari.
"Alec, Kita kasih nama apa ke tikusnya?"
"Tuannya kan kau? Kau dong yang beri nama. Tapi, Saranku... Lebih baik namakan ia "Tikus Binal" deh" ia tertawa.
"Ih kau ini... Diajak serius malah bercanda" aku menepuk punggungnya dengan tas ranselku.
"Hei! Hati-hati! Ada tikusmu itu!"
Aku baru teringat ada tikusku didalam ranselku.
"Oh iya... iya! Habislah!"
Aku membuka ranselku. Dan mengecek apakah tikusku masih hidup. Ternyata ia baik-baik saja.
"Aha! Aku dapat namanya!"
"Apa?"
"Namanya "Ohiya" saja!"
"Kok aneh begitu namanya? Seperti orang Japanese? "
"Bukan! Aku dapat dari kata-katamu tadi. Saat kau terkejut dengan tikusmu. Kau bilang "Oh iya" jika digabung akan menjadi "Ohiya", benarkan?"
"Iya benar juga! Ohiya!"
Aku terus memanggil tikusku dengan nama Ohiya. Agar ia mengenal namanya sendiri.Tak lama kemudian...
Nicky dan Julian menghampiri kami.
"Ada apa dengan kalian?"
"Dihukum"
Kami berdua serempak mengatakan hal yang terjadi.
"Kok bisa?" Tanya Nicky terkejut.
"Tentu saja bisa... Alec naik ke atas meja guru."
"Itu semua karenamu juga Xin!"
Kami saling bertatap tajam bercanda.
Kulihat Nicky menaikkan satu alisnya.
Dari kejauhan, Datang lagi seorang wanita.
Alec memejamkan mata dengan erat.
"Hey... Cherry mu itu mencari dirimu Alec!" Julian meledek Alec.
"Cherry siapa?" Tanyaku.
"Cherry adalah gadis itu!" Jawab Julian.
"Memangnya kau tidak tahu?"
Aku menggelengkan kepala dan menaikkan kacamataku kehidung atasku.
Aku memicingkan mataku dan... Sekarang kutahu, Gadis berlidah tajam itu bernama Cherry.To be continue...

KAMU SEDANG MEMBACA
If Love Is Blind
FanficKetika cinta menjadi buta, Bahkan tak bisa melihat yang mana yang tulus dan yang palsu. Xin Doroteia, Seorang gadis culun yang diam-diam mengidolai ketiga pria dari sebuah grup sekolah bernama The Little Tigers. Yang awalnya Xin tak dilihat dengan...