Aku Sungguh Rindu Kepadamu

41 4 5
                                    

..............................................

Aku membuka kedua mataku secara perlahan.
Pada awalnya pandanganku terlihat berputar.
Kemudian, Mulai membaik dan semakin membaik.
Aku dapat melihat sosok Nicky dihadapanku.
Aku sungguh dikejuti olehnya yang melihatku dengan cemas.
Apakah ia mengkhawatirkanku?
Sungguh perasaan itu untukku?
"Sudah baikkan?"
Aku terdiam memaku. Jadi pria yang kulihat sebelum aku tak sadarkan diri lagi itu... Adalah Nicky?
Aku mengangguk.
"Betapa berjodohnya kamu dengan Alec. Kemarin baru saja kami membawa Alec ke UKS dengan kejadian yang hampir sama."
Ia mencari sesuatu disebuah kotak First Aid Kit
"Aku tahu..."
Ia melihatku dengan bingung.
Aku baru tersadar dengan apa yang kukatakan.
"Maksudku, Kok bisa Alec terbentur?"
"Bagaimana kamu tahu Alec terbentur?"
"Bukankah kamu sendiri yang bilang kejadiannya hampir sama?"
Aku sungguh gugup.
Ia mengangguk yang memperlihatkan wajah lucunya yang sangat tampan.
Aku terpaku untuk kesekian kalinya.

Nicky mengobatiku dengan obat merah yang terasa sangat perih saat mengenai luka dikepalaku.
"Jangan bergerak...!"
Suaranya terdengar sangat lembut dan halus.
Aku memeluk lututku agar tak bergerak sama sekali.
Tetapi tetap saja setiap kali ia memoleskan cotton bud yang terdapat obat merah disana membuat diriku bergerak.
Ia tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Apa yang membuatmu tersenyum dan menggelengkan kepala?"
Ia terkekeh dan menggelengkan kepalanya lagi.
Aku semakin bingung dan menatapnya aneh.
"Aku hanya merasa... Kamu selain bodoh, Juga lemah"
Kata-katanya semakin membuatnya tertawa.
Aku sungguh geram, Tetapi hanya bisa mengerucutkan bibirku.
Mungkin, Setelah ia mengobatiku dan tahu bahwa aku baik-baik saja...
Aku takkan pernah melihatnya dari dekat lagi.
Aku mendaratkan kecupan dipipinya secara spontan.
Dan aku pun sadar atas apa yang baru saja kulakukan.
Aku menggigit bibir bawahku.
Ia sungguh terkejut, Tawanya terhentikan oleh kelakuanku.
Ia menatapku dengan pandangan bingung.
Terkejut, Mungkin itu yang ia rasakan sekarang. Yang semakin membuat hatiku tidak enak.
Aku berusaha mencari alibi yang tepat untuk menutupi rasa maluku.
"Pipimu Chubby bagaikan anak kecil!"
Ia tersenyum dan membalas kata-kataku yang entah itu berasal dari hatinya atau hanya sebatas kata-kata.
"Alibi yang manis..."
Bagaimana ia tahu? Lalu apa yang sekarang dipikirannya?
"Maksudmu?
"Ini aku ingin meminjamkanmu ini..."
Ia memberiku sebuah compact disc yang judulnya tertulis "Sweet Alibies".
"Lalu kenapa tiba-tiba kau ucapkan itu?"
"Aku hanya sedang teringat."
Disatu sisi aku merasa aneh dan disisi lain aku merasa lega sekali.
Melihatnya tersenyum, terkekeh bahkan tertawa membuatku sangat merindukan saat-saat dimana Tigers dan aku berhubungan baik.

Saat ia memutar tubuhnya dan beranjak untuk meninggalkanku. Aku meraih tangannya dan aku memeluknya.
Aneh memang, Secara aku bukanlah kekasih atau bahkan teman dekatnya.
Hanya saja aku terlalu merindukan mereka.
"Nicky, Aku merindukanmu!"
Kata-kata itu keluar dari bibirku diluar kontrolku.
Ia memelukku dan terlihat terkejut.
Aku pun segera melepaskannya, Dan ia pun pergi meninggalkan ruangan ini.
Dimana aku mulai menitikkan air mata.
Jelas-jelas aku tahu mereka hanya menghiburku saat itu, Kenapa aku masih mengharapkan hal yang lebih?
Apakah itu semua karena aku tidak mempunyai teman pria, Karena itu aku menjadi sangat kehilangan mereka.
Sungguh menyedihkan!

Aku mengejarnya yang sedang berjalan kearah tangga menuju Rooftop.
Aku berlari hingga dapat mengejarnya.
Aku menepuk bahunya.
Ia pun memalingkan wajahnya dan melihatku.
Tubuhku sudah menyentuh dengan dinding disudut tangga.
Entah hanya perasaanku saja atau bagaimana. Aku dapat merasakan bahwa ia semakin dekat denganku.
Dan ia pun memunggukan tubuhnya.
Wajahnya semakin mendekat kewajahku.
Tunggu! Apa yang akan ia lakukan padaku?
Ia membuka bibirnya dengan perlahan dan...
Ia menciumku?!
Ia benar! Ia benar-benar menciumku.
Aku bisa merasakan hangat dan lembutnya bibirnya.
Nicky... Apa maksudmu menciumku seperti ini?
Apakah selama ini kau memendam perasaan suka kepadaku?
Tetapi, Kenapa tidak kau utarakan saja?
Apakah kau malu untuk mengutarakannya?, Lagi pula aku adalah seorang gadis B.R.
Bagaimana kau bisa mencintai seorang perempuan sepertiku?
Aku gadis yang dipandang rendah oleh setiap orang... Setiap orang yang melihatku.
Nicky...

-------------------------

Aku terjaga.
Jadi... Apakah aku hanya bermimpi?
Ah! Kepalaku benar-benar terasa sakit.
Bahkan aku masih memakai seragam saat aku tertidur.
Apa yang terjadi?
Micah memberiku segelas air putih.
"Micah, apa yang terjadi?"
"Kamu dibawa pulang oleh seorang pria yang memakai seragam sepertimu. Dengan rambut model polem yang basah."
"Pasti... Nicky!"
"Mana ku tahu? Lagipula tidak penting juga lah!"
Kutahu, Itu pasti Nicky.
Bahkan ia hadir dalam mimpiku.
Jadi aku tak sadarkan diri lagi sejak aku melihatnya ditengah hujan yang turun dengan derasnya.
Ya... Benar juga!
Mana mungkin Nicky mencintaiku apalagi sampai mencium bibirku.
Hahaha... Aku bermimpi terlalu jauh.
Aku tak ingin bermimpi sejauh itu lagi, Aku takut ketika aku terlalu tinggi maka aku akan jatuh terlalu dalam.
Jadi... Inilah kenyataannya...

To be continue...

If Love Is BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang