Part 11

8.7K 372 4
                                    

" buka pintunya " putih terus berteriak agar seseorang siapapun itu membuka pintunya.

" Apa aku harus terjun kebawah yang ada aku mati konyol " putih terus mondar mandir sampai akhirnya putih melihat ponselnya.
Dia menghubungi seseorang

" halo " ucap putih.

" putih,, ada apa? " ucap rafael kepada putih.

" bagaimana lukamu? Aku minta maaf karenaku kau jadi seperti ini " ucap putih matanya mulai berkaca-kaca karena melihatnya sahabatnya menjadi seperti itu karenanya.

" aku baik-baik saja putih kau tak usah khawatir "

" maafkan aku " ucap putih disela tangisannya.

" apa kau menangis? Hei,, ada apa? Apa ada seseorang yang menyakitimu? Katakan padaku " ucap rafael.

" aku ingin keluar dari sini aku tidak ingin disini " ucap putih.

" kau dimana? Ya Tuhan kau membuatku khawatir putih "

" aku berada dipenthouse melvin, dia mengunciku dikamarnya aku tidak bisa kemana-mana " ucap putih dia terus menangis.

" oke tenanglah kau kirimkan alamatnya dan aku akan segera kesana " putih menyetujuinya dan memutuskan sambungan telepon rafael.
Putih mengirimkan alamat penthouse melvin dan mengirimnya.

Sudah 1 jam putih tidak mendengar siapapun membuka pintunya.

" rafael mengapa kau tidak datang menjemputku " ucap putih, dia terus menggigit jarinya dan duduk ditepi ranjang.
Sampai akhirnya ada yang membuka pintunya dan putih langsung melihat pintu itu terbuka.
Dia melihat melvin, melvin berjalan mendekati putih dan bertekuk lutut dihadapan putih.

" mengapa kau memberi alamat penthouseku kepada pria lain,,, hhmmmm " putih memalingkan tatapannya dan suara ponselnyapun terdengar.
Putih melihatnya dan ternyata itu rafael.
Melvin langsung merebutnya dan mengangkat teleponnya.

" jangan menghubunginya lagi, dia milikku " ucap melvin, dia membanting ponselnya kearah dinding, putih menjerit dan menundukkan kepalanya.
Melvin langsung masuk kedalam kamar mandi dan meninggalkan putih sendiri.

" dia menakutiku " putih terus menangis.
Melvin membuka pintu kamar mandi dan melihat putih tengah duduk disofa mengarah kejendela.
Melvin menghembuskan nafasnya dan mendekati putih.
Melvin bertekuk lutut dihadapan putih dan memandangnya.

" matamu bengkak, wajahmu harus dibasuh air hangat agar sedikit lebih nyaman " ucap melvin kepada putih.

" Tidak usah " melvin menghembuskan nafasnya dan menatap putih kembali.

" maafkan aku,, aku emosi dan aku tidak tahu harus bagaimana "

" tidak pernah ada sebelumnya wanita yang tidak pernah menuruti apa kataku,, mereka selalu menurutiku hanya kau yang melakukan ini padaku,, kau selalu tidak menuruti apa kataku kau selalu melakukan apa yang tidak aku sukai dan kau selalu berontak ketika aku ingin kau berada disisiku " melvin menggenggam tangan putih.

" maafkan aku, aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi,, berikan aku satu kesempatan lagi baby,, sungguh tadi adalah sikapku yang terbodoh " putih mulai menatap melvin, air matanya lolos jatuh dikedua pipinya.

" kumohon jangan menangis "

" kau membuangku kau membuangku,, kau sama seperti mereka membuangku " putih melepaskan genggamannya melvin. Melvin langsung memeluk putih, putih memukul dada bidang melvin.

" ssstttt,,, tenanglah aku disini,,, maafkan aku,, aku tidak akan meninggalkanmu dan menyuruhmu untuk pergi lagi maafkan aku " Melvin mencium kening putih dan mengusap lembut punggung putih.

My WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang