Stasiun & Fajar

70 6 6
                                    

REAN POV (H-6 Sebelum kepulangan Rean)

SELAMAT pagi…
Semalam rasanya aku tak dapat menemukan irama tidurku ‘Lagi’. Gelisah dan rasanya ada yang menggangguku, 'selalu ada'. Dia? Yah dia, orang yang sama, perempuan yang selama dua tahun ini menjadi hal manis yang kadang mengusik tidurku. Dan semalam, setelah dua tahun lamanya, nama itu kembali muncul dengan ajaib, menangkap mataku dan membuatku terasa meluap. Namun semua itu tak berlangsung lama.

Laptopku merajuk dan semua itu mengakhiri apa yang selama dua tahun ini ku tunggu - tunggu. Dan sialnya apa yang Tya kirimkan adalah pesan berwaktu. Aku tak mungkin memiliki kesempatan untuk mengaksesnya lagi.

Tapi biarlah, mungkin apa yang telah kurencanakan hari ini akan membuat perbedaan. Mungkin aku juga bisa meminta Tya untuk mengirim ulang pesan tersebut. Aku tak boleh melewatkan hari ini dengan wajah murung di kamar apartemenku. Hari ini adalah hari di minggu pertama di musim semi, dan Jerman selalu punya caranya sendiri untuk merayakan musim di mana bunga - bunga bermekaran sepanjang mata memandang.

Yaitu Frühlingsfest atau Festival musim semi, acara yang biasa diadakan untuk menyambut musim semi, dilaksanakan setiap bulan April pada musim semi. Dan kali ini aku akan spazieren (Jalan - jalan) menuju Stuttgart, salah satu kota di Jerman yang setiap tahunnya tidak pernah absen dalam mengadakan festival musim semi, dan ini akan jadi tahun kedua ku mengunjungi Frühlingsfest. Dan aku sudah siap akan hal itu.

Pagi ini aku sudah bergegas mandi dan merapikan kamarku, menggunakan pakaian yang cukup casual dan segera turun untuk sarapan pagi bersama penghuni lain di aula apartemen. Emma ada di meja resepsionis, ia sarapan di posnya. Menu kali adalah Menu khas sarapan pagi orang - orang Jerman yang sebagian besar terdiri dari daging, termasuk keju, sosis, dan roti panggang.

Dengan cepat aku menghabiskan sarapanku, aku tidak mau jika harus tertinggal kereta menuju Stuttgart, itu akan menghancurkan rencanaku hari ini. Dan setelah mendapat izin dari Emma untuk memakai salah satu speda miliknya, aku kini telah keluar menuju garasi apartemen dan mulai mengayuh sepedaku menuju Berlin Houptbahnhof (Berlin Central Station).

Hari ini terasa cukup hangat, matahari bersinar sangat lembut, dan beruntung kali ini aku membawa topi NASA favoritku. Cukup untuk menyelamatkanku dari teriknya siang nanti.

Kamera polaroid pun sudah aku siapkan dalam tas selempangku. Aku takan pernah lupa membawanya, ada banyak momen yang akan ku abadikan. Entahlah, jika suatu saat aku dapat bertemu dengannya, maka semua cetakan ini akan berisi banyak sekali cerita untuknya.

Setelah 11 menit aku mengayuh sepedaku, ahirnya aku telah sampai di stasiun Berlin, aku segera menambatkan sepedaku pada tempat penitipan sepeda dan bergegas membeli tiket untuk menuju Stuttgart. Cukup mudah dan tak butuh waktu lama aku kini telah mendapatkan tiketku. Stasiun ini berbeda sekali dengan stasiun kota tua di kotaku, disini semuanya telah menggunakan tekhnologi yang mutakhir, bahkan atapnya pun terbuat dari kaca, membuat siapapun disini dapat sedikit menikmati cerahnya matahari musim semi.

Hari ini penumpang kereta terlihat mengalami lonjakan, peron - peron penuh dengan orang - orang yang menunggu kereta mereka datang, saling menyapa dan berbincang sesama rekan, aku pun kini sudah berdiri di peronku, menunggu kereta menuju Stuttgart tiba.

Dan tak berapa lama keretaku kini telah tiba, pintu otomatis segera terbuka setelah kereta benar - benar berhenti, penumpang yang keluar terlebih dahulu mendapatkan jalan, barulah kami para penumpang yang hendak naik masuk. Kereta yang aku naiki kali ini termasuk salah satu kereta tercepat di dunia, ICE (InterCity Express).

Setelah menunggu beberapa lama kereta menaikan penumpang, kini keretaku telah melaju lembut di atas rel, meninggalkan Berlin di belakangku dan menjemput Stuttgart di tanganku.

Perjalanan kali ini akan memakan waktu lima setengah jam, cukup untuk sejenak beristirahat sampai setibanya di Stuttgart nanti, membiarkan kenangan - kenangan itu mulai membanjiri kepalaku secara perlahan, mengingat setiap tetes dan dingin hari itu.

Yah, hari itu, bulan Desember, pukul 5, adalah hal indah pertama yang memindahkan semestaku padamu.

***

Hi guys! Ini cuman Short Part buat pembukaan "Stasiun & Senja" kok. So stay tune and wait for the next chapter of "Stasiun & Senja"

Don't forget to Voment guys!
Thanks


RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang