Rean POV (H-7 sebelum kepulangan Rean)
JALANAN Berlin kini ramai oleh pejalan kaki yang mulai sibuk dengan urusan nya masing - masing, berlalu - lalang memadati jalanan. Tenda - tenda mengembang di sepanjang jalan, beberapa kursi kayu berjejer dan telah dipenuhi oleh orang - orang yang asik bercakap - cakap sembari menikmati hangatnya secangkir coffé dan beberapa potong Welfenspeise, sejenis dessert khas rasa vanilla yang dibuat dari anggur.
Asap mengepul dari gerai - gerai penjajah pastry dan kue - kue kering di sepanjang jalan, aromanya menyeruak hingga ke lantai dua apartemenku, menggodaku untuk turun dan mencoba beberapa potongnya.
Siang ini langit terlihat begitu cerah, awan - awan mungil saling berkejaran menampakan barisan awan yang luarbiasa menggemaskan. Aku berdiri di balik jendela apartemenku, sinar hangat mentari menerpaku ramah. Musim dingin baru saja berlalu, dan minggu - minggu ini adalah waktu terbaik untuk menikmati musim semi yang baru saja merekah.
Bunga - bunga menghiasi setiap halaman apartemen dan rumah - rumah tua di sepanjang jalan, mengindahkan mata dan membuat suasana semakin ceria.
"Andai kau pun melihatnya Dine, kau pasti akan suka dengan semua ini, malah mungkin kau akan merengek tak mau ku ajak pulang" Pikirku menghibur diri.
Aku masih tak beranjak dari lamunanku, mengulas senyum untuk pertama kalinya di hari ini, mulai nyaman melihat keramain jalanan di bawah apartemenku.
Ini hari - hari terakhirku di Berlin setelah dua tahun menghabiskan waktu menimba ilmu, menyelesaikan jenjang magisterku dan lulus tepat waktu di musim semi tahun ini.
Masih ada beberapa hari tersisa untuk aku menghabiskan waktu - waktu terbaik di sini. Kendati aku sudah tak sabar untuk pulang ke Indonesia, dan memeluk kembali semua kenangan yang telah lama kubiarkan lapuk.
Kulirik pergelangan tanganku, pukul 8 tepat.
"Sempurna" Pikirku.
Sudah waktunya untuk aku berjalan - jalan menghabiskan waktu menikmati jalanan kota Berlin dengan suasana nya yang meneduhkan.
***
Tujuanku hari ini adalah Taman Volkspark Friedrichshain, yang terletak tidak jauh dari apartemenku. Lima belas menit perjalanan menggunakan Tram dari halte terdekat.
Aku sudah mengganti pakaian, merapikan letak kemejaku, menyisir rambut dan memakai satu - satunya jam tangan yang ku miliki. Benda itu special, dan tak akan tergantikan. Jam tangan yang selalu ku pakai kemanapun aku pergi.
Kini aku sudah berada di ambang pintu apartemen ku, melihat ke dalam, dan memeriksa sekali lagi untuk memastikan segalanya berada pada tempatnya.
"Tak ada yang perlu di cemaskan" Pikirku menenangkan.
Segera setelah mengunci pintu aku dengan cepat menuju anak tangga di ujung koridor yang menuju lantai bawah.
Namun baru separuh jalan aku menuruni anak tangga, aku teringat akan sesuatu, ada sesuatu yang tertinggal di dalam apartemenku.
Tanpa berfikir panjang aku segera kembali ke atas, memasukkan kunci dan membuka pintu apartemenku. Benda itu tergeletak di atas meja belajarku, berada di antara hasil cetakan foto yang berserakan.
Segera aku masukkan Kamera Polaroid tersebut ke dalam tas selempangku, dan tak lagi membuang waktu, menuruni anak tangga dengan mantap menuju lobby apartemen.
Sesampainya di lobby apartemen, seorang resepsionis menyapaku hangat,
"Selamat pagi Rean, mau berkeliling kota lagi?" Sapanya hangat.
"Oh hei, selamat pagi Emma, yaa... kurasa aku akan menghabiskan waktu di taman... ini minggu - minggu terbaik di musim semi bukan?"
Sahutku ramah.
"Tepat sekali! Selamat bersenang - senang Rean" Ia mengingatkan.
"Baiklah, aku titipkan kamarku, jangan sampai ada yang mencurinya". Kataku mencoba bergurau.
Emma membalasnya hanya dengan gerakan OK dengan jemarinya yang lentik.
Aku sudah melangkah keluar, berjalan diantara orang - orang yang berlalu - lalang di sepanjang jalan. Sesekali menyapa orang - orang yang telah ku kenali selama dua tahun ini.
Kini aku menuju halte Tram terdekat, menunggu selama beberapa menit hingga satu Tram terlihat dari kejauhan.
Kau tau? Perjalanan akan terasa semakin menakjubkan bila kita berkeliling kota Berlin dengan menggunakan Tram maupun Bus Metro.
Pemandangan kota Berlin terlihat sangat menakjubkan. Bangunan tua berjejer di sepanjang jalan, menambah kesan klasik yang sungguh kental di setiap sudutnya.
Perjalanan tak memakan waktu yang lama, 15 menit berlalu kini aku telah sampai di tempat tujuanku, Taman Volkspark Friedrichshain, tempatku untuk menghabiskan hari yang cerah ini.
Taman sudah ramai oleh orang - orang yang mengisi hari libur mereka menikmati teduhnya taman, menikmati indahnya air mancur yang sengaja di buat berada di tengah danau, dan menikmati bunga - bunga mungil yang merekah sepanjang mata memandang. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.
"Benar - benar minggu terbaik di musim semi". Pikirku sambil tersenyum.
Aku membeli secangkir coklat panas dan beberapa potong kue kering, kemudian duduk di salah satu bangku panjang yang berjejer di sepanjang taman, menikmati hangatnya minuman tersebut, menikmati semuanya.
Taman ini adalah salah satu tempat favoritku selama di Berlin, tempatku menikmati ramahnya kota, menikmati waktu liburku setelah bosan mengerjakan tugas - tugas. Tempatku...
"Tempatku mengenang kembali dirimu yang telah lama ku peluk dalam mimpi - mimpiku...
Kau ingat semua itu dine, Taman kota, tempat kita sering menghabiskan waktu - waktu berdua, hanya berdua... kau ingat?"
Aku bertanya pada kekosongan, menatap sekitar. Tak ada yang akan menjawab.
Masih penasaran sama kelanjutan ceritanya?
Don't forget to Voment guys! Thanks