Part 19

3.2K 105 2
                                    

Senyuman manis itu menyambut Cakka. Ya senyuman siapa lagi kalau bukan senyuman sosok terbaik yang sedari dulu dia miliki.

"Ada hal apa mama meminta ku datang sepagi ini?" tanya nya dengan raut wajah kesal. Bagaimana tidak, pagi ini dia sudah mendapatkan perintah dari mama nya untuk berkunjung hanya untuk membicarakan rencana aneh orang tua nya itu.

Jennyfer menyadari raut kesal diwajah anak kesayangan nya itu, dan dia tau persis apa dan siapa yang menyebabkan nya.

"Kemarilah nak" pinta nya dengan lembut sambil menepuk bagian kosong dari sofa disebelahnya.

Cakka berjalan gontai menuju sofa dimana mama nya duduk. Matanya tak lepas menatap tajam Jennyfer yang tampak tenang dengan senyuman manis nya.

"Jadi apa yang ingin mama bicarakan? " tanya Cakka yang sekarang sudah duduk di sebelah Jennyfer. Jennyfer meghela nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Cakka "Mama sudah mempunyai calon untuk mu" ujarnya sambil meringis takut kalau anaknya itu tiba-tiba mengamuk.

*  *  * 

Seketika badan ku menegang mendengar perkataan wanita dihadapan ku ini.

"What? oh my.... I can't believe this"  kepala ku rasanya panas. Kepala ini rasanya seperti gunung yang sebentar lagi akan meledak dan mengeluarkan lahar panas nya. Ingin rasanya aku bentak wanita yang ada didepan ku ini. Tapi, sayang nya dia adalah Mama ku sendiri.

"Mama ga mau tau pokoknya kamu harus nerima keputusan ini. Cakka tolong mengertilah nak. Dengan adanya wanita yang mama pilihkan ini kamu tidak perlu susah payah lagi untuk mencari yang lain karna mama sudah memilihkan yang terbaik untuk mu nak. " ujar nya. Kemarahan ku padam begitu saja melihat air mata yang tergenang disana, rasanya tak pantas kalau aku ingin memarahi wanita yang sangat menyayangi ku ini, padahal yang dia inginkan hanyalah kebahagian ku.

"Tapi ma, aku tidak bisa. Karena aku  sudah punya calon yang aku suka dan mungkin mama juga akan suka dengan pilihan ku" jelas ku mencoba meyakinkan nya. Jennyfer mengerutkan kening nya sebentar, meniliti kedalam mata anak nya ini mencoba menemukan sesuatu yang ganjal. Hasil nya nihil tak ada sesuatu yang disembunyikan atau kebohangan dalam matanya.

"Baiklah kalau begitu. Ajak gadis itu kerumah dua hari lagi, dan saat itu juga aku akan membawa gadis yang akan ku jodohkan dengan mu, " ujar Jennyfer sebelum pergi meninggalkan Cakka sendirian. 

"Shit! Musibah apa lagi ini tuhan." teriak nya. Cakka mulai frustasi dengan rencana orang tua nya ini. Bagaimana caranya memberitahukan Shilla mengenai hal ini, "Kenapa aku harus mengatakan kalau aku sudah mempunyai calon tadi" rutuk nya sambil menjambak rambutnya yang mulai tumbuh panjang beberapa hari ini.

---------❤---------

" APA?! " teriak seorang gadis yang tengah duduk di meja makan bersama keluarga nya. Suara nya melengking tinggi sampai membuat 3 orang yang ada disana menyumpal telinga mereka dengan kuat.

"Gila lu kak!  Santai aja kali, ga usah teriak-teriak" keluh Alvin yang masih meyumpal telinga nya dengan kedua jari telunjuk nya.

Dada Shilla sesak. Satu masalah hilang dan masalah yang lainnya datang. Baru saja Shilla menghindar dari Cakka si pembuat masalah dan sekarang ayah nya ingin menjodohkan nya dengan pria yang tidak dia kenal. Bahkan kali ini Alvin mendukung permintaan ayah, sedangkan ibu hanya tertawa melihat Shilla diperlakukan dengan tidak benar oleh kedua pria didepan nya ini. Sungguh menyebalkan.

"Ayah ga seriuskan? " tanya Shilla dengan mimik wajah yang dibuat sebiasa mungkin.

"Emang kenapa sih kak? Lagian kan permintaan ayah kali ini bagus. Lagian kalau lu ga secepatnya dicariin jodoh, yang ada lu bakalan jomblo terus sampai nenek-nenek emang mau? " tanya Alvin dengan santai dan kembali menyantap makan malam yang ada dipiringnya.

Mata Shilla membulat penuh mendengar pertanyaan yang lebih mirip ledekan dari adik tercinta nya ini. Alvin terkekeh melihat ekspresi kakak nya itu, "Bercanda doang kak, ga usah dianggep serius, tapi kalau lu beneran dijodohin gua bakalan seneng banget. Akhirnya kakak gua ga jomblo lagi" kali ini Shilla tidak diam diledek Alvin, Shilla menginjak kaki Alvin dengan keras sampai membuat empunya menjerit kesakitan.

"Kamu tinggal jawab iya atau engga nak,  tidak usah bertengkar seperti ini dengan adik mu. " ujar Farhan dengan tenang. Hal itu membuat Alvin merasa menang dan semakin meledek  Shilla habis-habisan.

"Tapi yah, aku ga tau harus jawab apa" jawab Shilla yang membuat Ibunya ikut berbicara.

"Yaudah kalau gitu kamu jalanin dulu aja perjodohan ini, kalau misalnya kamu ga mau ngelanjutin perjodohan ini Ayah sama Ibu bisa batalin perjodohan ini kok" jelas Farah berusaha menenangkan Shilla, penjelasan ibu Shilla itu justru membuat Ayah nya tersedak, dengan cepat Shilla menuangkan air dan memeberikan pada ayah nya.

"Ga bisa gitu dong bu, ayah kan udah bikin perjan- " ucapan Ayah berhenti saat tangan ibu menggenggam tangan nya, ibu memberi isyarat yang tidak Shilla ketahui lewat matanya. Shilla menjadi bingung dengan kedua orang tua nya ini.

"Jadi gimana?" tanya Farah, Shilla masih bingung dengan perjodohan ini dan tingkah laku kedua orang tua nya.

'Apa sebenarnya tujuan ayah menjodohkan ku? '  batin nya bertanya-tanya.

"Udah terima aja kak" celetuk Alvin yang kini sudah menghabiskan makan malam nya, Shilla menatap ayah yang sedang menatap nya juga, lalu tatapan Shilla beralih pada ibu dan mendapati ibu mengangguk kan kepala sambil tersenyum manis. Shilla semakin bingung ingin menjawab apa, otak nya mengatakan tidak tapi hatinya mengatakan iya. Sampai akhirnya Shilla lebih mengikuti kata hatinya,  "Shilla mau yah" jawabnya mantap.

Bersambung~~

Segitu dulu ya readers :) terimakasih sudah baca. Dont forget to vote and comment! 

Ada perombakan dikit ya, dipart sebelumnya Shilla manggil ibu nya dengan Mama tapi sekarang diganti jadi ibu. Dipart sebelumnya juga nama ibu shilla meisza jadi diganti sama Farah ya.

"Menikah atau Dinikah Kan?" (Cakshill)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang