Part 15

3.6K 127 10
                                        


"Masuk," Suara nyaring itu meminta ku untuk segera masuk. Dari sini aku dapat melihat Ibu Barbara tengah menatap ku dengan tatapan seperti... entahlah aku sendiri tidak bisa menjelaskan. Yang jelas kaki dan tangan ku gemetar saat ini.

"Silahkan duduk ibu Shilla," Suruh Barbara, kini tatapanya beralih pada dokumen yang ada diatas meja kerja nya.

Dengan ragu aku berjalan menuju kursi yang bersebrangan dengan kursi Barabara. Baru 2 detik aku bisa bernafas lega karna bisa duduk dengan nyaman, suara Barbara kembali membuat kaki dan tangan ku gemetar untuk kedua kalinya.

"Bisa anda jelaskan kejadian yang saya lihat tadi Ibu Shilla?," Tanya nya. Mata nya tertuju pada ku, aku tak berani melihat bagaimana ekspresi wanita berbadan sehat didepan ku ini.

"Itu ha..hanya kesalahan kecil bu," jelas ku terbata-bata.

"Kesalahan kecil yo? Adegan peluk-pelukkan seperti tadi itu disebut masalah kecil?," tanya nya lagi. Ada sedikit penekanan pada kata 'peluk-pelukkan' dengan logat jawa nya yang masih kental.

"Ta..tadi itu bukan peluk-pelukkan bu, saya tadi tidak sengaja menginjak kapur lalu terpeleset dan kebetulan disebelah saya ada Cakka, jadi dia menangkap saya agar tidak terjatuh," jelas Shilla mukanya memerah karna malu.

"Ngono toh, dan sopo tadi? Ca.. Cicak itu siapa?"

"Cakka bu, bukan Cicak," koreksi ku.

"Ya! Cakka! Dia itu siapa nya bu Shilla?" tanya Barbara dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan. Kedua alisnya turun naik secara bergantian, bibirnya berkedut-kedut seperti orang kepedasan.

"Ibu kenapa?," tanya ku keheranan.

"Ibu Shilla punya hubungan sama mas ganteng itu?" Tanya nya lagi. Sekarang aku mengerti apa maksud wanita besar ini.

"Tidak! Mana mungkin saya punya hubungan sama orang aneh kaya dia!" Ucap ku kesal.

Barbara tampak bingung dengan jawabanku tadi,sehingaa dia mengizinkan ku untuk kemabali mengajar dikelas dan mengingatkan agar tidak membuat keributan.

+ + +

Aku menunggu Shilla keluar dari ruangan wanita berbadan gempal itu dengan perasaan was-was. Takut kalau Shilla keluar dari ruangan itu dengan bercucuran air mata karna dipecat oleh wanita gempal itu, atau bahkan dipecat dan tidak diberi gaji. Sungguh aku takut sekali.

Kalau saja itu benar-benar terjadi, aku tidak akan pernah menemui Shilla lagi. Aku berjanji.

"Kamu masih disini?" tanya seseorang yang aku yakini berjenis kelamin perempuan. Aku perhatikan dari kaki nya dia memakai high heels ternyata benar dia seorang wanita. Mata ku terus bergerak keatas sampai akhirnya aku menemukan Shilla.

"Demi Dewa Dewi Olympus!" teriak ku histeris. Oh tuhan hampir saja jantung ku keluar dari tempatnya.

"Dewa Dewi Olympus?," Shilla mengerutkan kening nya heran. Manisnya.

"Kau penggemar Mitologi Yunani juga?" tanya nya lagi.

"I..iya, hmm...wanita gempal itu tidak memecat mu kan?," tanya ku hati hati, takut kalau Shilla akan memarahi ku.

"Aku juga suka dengan Yunani, siapa yang kau maksud dengan wanita gempal?"  tanya nya lagi.

Aku menunjuk keruangan yang baru saja Shilla jeluar dari sana, Shilla mengangguk mengerti sebelum berkata "Sayang nya tidak" Ujar nya datar lalu berjalan meninggalkan ku begitu saja.

Perasaan ku senang sekali saat mendengar jawaban Shilla tadi, sepertinya aku akan sering bertemu dengan Shilla.

Aku berlari mengejar Shilla yang sudah masuk ke kelas.

bersambung~~~

"Menikah atau Dinikah Kan?" (Cakshill)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang