Saat Cakka melihat ke sebuah ruangan dia melihat seseorang yang familiar.Tunggu! Apakah itu alvin?
Dan apa yang dilakukan nya disini? Hal ini membuat Cakka bertanya tanya,'apakah mungkin gadis ini?
Oh no! Jangan bilang kalau gadis yang tidak sengaja aku sandung ini adalah...'"Alvin"
*
Alvin P.O.V
Alvin baru saja datang dirumahnya. Lebih tepatnya rumah Alvin dan Shilla kakaknya.
Sekarang Alvin sedang berada di dapur mencari apa yang bisa dia makan, karena saat ini dia sangat lapar. Mata nya mencari-cari dan akhirnya Alvin menemukan kulkas di hadapannya, Alvin berjalan mendekati kulkas dan mengambil apa saja yang bisa dimakan.
Saat sedang asyik menyantap makanannya Alvin mendengar suara kakaknya bersama seseorang, tapi dia tidak peduli dengan siapa kakaknya sekarang karena dia sangat lapar saat ini, jadi dia meneruskan makannya.
"Alvin"
Sontak Alvin menoleh ke arah suara yang memanggil namanya.
'Oh astaga! Siapa itu? Kenapa dia bisa disini? Kenapa dia bisa tau kakak ku?' Alvin bertanya pada dirinya sendiri .
"Kak Ca-cakka?" Suara Alvin tercekat persis seperti kucing yang terjepeit pintu, dia terkejut dengan orang yang ada di depannya ini.
'Ada rangka apa kak cakka kesini, dan kenapa dia kesini sama kak shilla?' Alvin bertanya dalam pikirinnya sendiri.
Pandangan Alvin sekarang beralih pada kakaknya yang sekarang tengah duduk di sofa dengan tangan diatas kakinya, melihat hal itu Alvin langsung menghampiri kakaknya dan duduk menghadap Shilla.
"Apa yang terjadi pada kakimu?" Tanya Alvin sarat akan ke khawatiran.
"Tak apa, hanya terkilir sedikit saja, sstt" Shilla meringis karna kakinya sekarang di sentuh oleh Alvin.
"Kau bilang tak apa? Kaki mu ini terkilir, sini biar aku obati" ujar Alvin.
Mendengar perkataan adiknya itu Shilla hanya menurut lalu menjulurkan kakinya agar adiknya bisa memijit kaki nya itu.
"Uhh.. pelan-pelan dong vin, sakit nih" keluh Shilla, Alvin hanya mengangguk dengan hati-hati dia memijit kaki Shilla.
Setelah selesai memijit kaki Shilla Alvin membantunya menuju ke kamar karena Shilla ingin mengganti pakaiannya saat ini.
Sebelum meninggalkan ruang tamu Shilla meminta Cakka untuk menunggu sebentar, dan Cakka hanya mengangguk sambil tersenyum kepada Shilla. Sedangkan Alvin sekarang sudah beranjak dari ruang tamu menuju kamar Shilla.
-----Cakka P.O.V.
Setelah Alvin mengantar Shilla ke kamarnya, Cakka terduduk di sofa sambil meremas rambutnya.
"Kenapa gua bisa bikin kesan buruk sih sama Shilla padahal kan dia mau gua jadiin salah satu orang yang mau gua kenalin ke mama" ucapnya frustasi sambil menenggelamkan wajah ditangan nya.
"Ekhem.." dehaman seseorang itu membuat Cakka mendongakkan kepalanya dan Cakka dapat melihat orang yang berdeham tadi.
"Kak Cakka.. bisa ketemu sama kak Shilla dimana?" Tanya Alvin.
Yang berdeham tadi adalah Alvin, sekarang Alvin duduk di sebelah Cakka sambil menatap lurus kedepan, tatapan nya dingin menusuk tembok seolah-olah yang bersalah itu adalah tembok (ngerti ga? Ngertiin aja kali ya).
"Emang Sivia belum ngasih tau elo?" tanya Cakka.
"Belum, emang ada apa?" Tanya Alvin, kini pandangannya beralih kepada orang yang ada di sebelah nya ini.
Saat Cakka ingin menjawab pertanyaan Alvin tiba tiba...
I'm not perfect sometimes
No, you're not perfect sometimes
But even when it's wrong it feels right
'cause we're perfect together
Perfect together, perfect together-Justin bieber, perfect together
'Mom call's' nama itu tertera di ponselnya dengan malas Cakka menggeser tombol hijau yang ada di layar ponsel lalu meletakkan hp itu ke telinganya
"Ya ma? "
"......."
"Iya iya ini Cakka lagi otw kerumah kok"
"......."
"Okey ma" jawab nya dengan malas lalu memutus sambungan telepon tersebut.
"Besok gua jelasin semuanya ke lo, gua mau pulang dulu, nyokap gua udah bawel nih" ucap Cakka lalu berjalan meninggalkan Alvin. Cakka terhenti di langkah ke tiganya lalu berbalik menghadap ke Alvin
"Kirim salam juga sama kakak lo bye" ucapnya dan keluar dari rumah Alvin.Yeay segitu dulu ya guys
Gua bakal lanjut ceritanya kalau voted nya 10+Happy reading guys :)))
KAMU SEDANG MEMBACA
"Menikah atau Dinikah Kan?" (Cakshill)
FanfictionKata-kata yang selalu saja terlintas setiap menit di kepalanya. Menikah atau dinikahkan? Kata-kata itu bagaikan Hantu. Melayang-layang di pikirannya seolah-olah terperangkap disana dan tidak bisa keluar dari sana selamanya.