Shilla masih saja berteriak histeris ditempat nya, "Pergi sana a-aku masih polos dan suci, oh tuhan tolong aku aku masih ingin meneruskan karir ku." teriaknya histeris.
Sampai akhirnya ketukan dikaca itu berhenti. Tapi Shilla masih saja membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya,seluruh badan nya bergetar karna ketakutan.
Samar-samar Shilla mendengar suara dari luar sana. Suara orang yang tengah berbicara denganya dari balik kaca mobil milik Cakka ini. Dan Shilla tidak tau dimana Cakka sipemilik mobil saat ini.
Suara itu masih saja terdengar,suaranya memang tidak terlalu jelas tapi Shilla merasa bahwa pemilik suara itu sedang berbicara dengan nya. Masih diposisi yang sama Shilla mencoba mengumpulkan keberanian untuk melihat kejendela dan mencari tahu siapa 'pemilik suara' yang mebuat dirinya bertambah panik dan ketakutan seperti ini.
Kepala nya perlahan terangkat tapi dengan mata yang terpejam sangat kuat, takut kalau yang di lihatnya nanti tidak sama dengan apa yang dia bayangkan, sampai akhirnya Shilla memberanikan diri untuk membuka matanya walau hanya sebelah.
Shilla terbelalak saat melihat ke jendela dan menemukan pemilik suara yang sedari tadi membuat dirinya ketakutan.
"KAU!? ."
***
Sedari tadi aku berdiri diluar sini berteriak seperti orang gila,tapi orang yang aku teriaki malah meringkuk seperti orang ketakutan didalam sana. Apa yang membuat dia seperti itu, apa karna teriakkan ku, oh mungkin dia menyangka kalau aku ini hantu makanya dia seperti itu. Dasar penakut.
"Shilla ayo buka pintunya ini aku, Cakka, " teriak ku sekali lagi tapi tidak ada tanggapan apa pun dari wanita yang bernama Shilla disana. Ya, orang yang ketakutan itu adalah Shilla yang sedari tadi tertidur dimobil ku.
Aku hampir frustasi dibuat nya,aku memukul kaca jendela bahkan menendang ban mobilku. Aku mulai lelah dengan semua ini (?) jadi aku mencoba memanggil Shilla sekali lagi dibarengi ketukan dikaca. Aku bisa melihat pergerakkan didalam sana, Shilla menegakkan kepala nya tapi tidak membuka matanya.
'Aneh banget sih nih cewek, apa mungkin dia emang nganggep kalau gua hantu? '
Aku berteriak sekali lagi sampai akhirnya Shilla membuka matanya. Aku tersenyum jahil menanggapi respont didalam sana, aku tidak bisa mendengar apa yang dia katakan tapi yang jelas aku tau apa yang dia katakan dari gerak bibir nya.
***
Hari demi hari sudah dilalui berbagai cara juga sudah dilakukan untuk mendekati Shilla, tapi Cakka masih belum bisa mengambil hati wanita itu. Sebenarnya Cakka bukan tipe pria yang susah menaklukkan hati seorang wanita,tapi kali ini entah kenapa aura ke playboyan nya tak mempan pada Shilla.
Pagi ini Cakka dipanggil oleh Jennyfer (Mama Cakka). Mungkin Jennyfer akan membicarakan tentang tenggang waktu Cakka yang setiap harinya terus berkurang. Besok adalah hari ke lima di bulan ke-enam, bulan terakhirnya untuk mencari pasangan dan waktunya hanya tersisa dua hari lagi artinya waktu Cakka hanya sebentar untuk meyakinkan Shilla agar mau membantunya, tapi entahlah bagaimana kalau Shilla menolak, atau mungkin saja Shilla akan melaporkan Cakka ke polisi atas tindakkan pemaksaan (?) Entahlah yang pasti sekarang Cakka harus menemui Jennyfer.
Bersambung~

KAMU SEDANG MEMBACA
"Menikah atau Dinikah Kan?" (Cakshill)
FanfictionKata-kata yang selalu saja terlintas setiap menit di kepalanya. Menikah atau dinikahkan? Kata-kata itu bagaikan Hantu. Melayang-layang di pikirannya seolah-olah terperangkap disana dan tidak bisa keluar dari sana selamanya.