Part 21

3.3K 91 15
                                    

    Hari ini semua orang sibuk. Para asisten rumah tangga sibuk menata semua sudut rumah agar terlihat rapi. Karena hari ini keluarga Nuraga akan kedatangan tamu spesial, tamu yang sudah di undang khusus oleh Jennyfer, nyonya besar kediaman Nuraga.

    Bahkan Jennyfer turun langsung ke dapur untuk menyiapkan hidangan bagi tamu spesialnya yang sebentar lagi akan datang. Wanita paruh baya itu sibuk memotong bahan makanan, memasaknya, bahkan menatanya sendiri di meja makan.

    "Nyonya ruang tamu dan ruang keluarga sudah rapi, ada lagi yang bisa saya kerjakan?" Sumi, salah satu art (asisiten rumah tangga) keluarga Nuraga tiba-tiba muncul entah dari mana, membuat Jennyfer yang tadinya sedang tersenyum puas menatap bagaimana makanan yang telah ia buat sendiri sudah tersusun rapi di atas meja mengalihkan pandangangannya pada Sumi.

    "Semuanya sudah selesai ya?" tanyanya sambil menatap ke sekeliling memastikan bahwa semua persiapan untuk menyambut tamu spesial nya sudah siap.

    Sumi mengangguk menanggapi pertanyanyaan nyonyanya tersebut. Jennyfer ikut mengangguk sambil tersenyum lalu berterimakasih pada Sumi atas bantuan nya hari ini, dan menyuruh Sumi untuk berisitirahat.

    "Semoga tindakkan ku kali ini tepat" gumamnya sambil menatap hidangan di atas meja makan dengan pandangan yang sulit diartikan.

*

    Sedangkan di tempat lain, Cakka duduk termenung dengan ponsel di tangannya. Ia baru saja membaca pesan masuk dari Shilla semalam. Dugaannya benar, ternyata Shilla tidak bisa membantu untuk masalah yang membuat kepalanya belakangan ini sering mengepulkan asap.

    Ia tertawa hambar setelah membaca pesan Shilla untuk yang kedua kalinya. "Bodoh kalau aku mengharapkan gadis yang bahkan baru aku kenal bersedia untuk menikah dengan ku melalui cara konyol seperti ini."

    Mau tak mau ia harus menerima kenyataan dan bersiap untuk menjalani perjodohan yang sama sekali tak di inginkannya. Dengan sangat terpaksa ia memilih dinikahkan oleh orang tuanya dengan gadis yang tidak ia cintai dan bahkan tidak tidak di kenalinya.

    Ia menaruh ponselnya sembarang lalu berjalan ke kamar mandi untuk bersiap, sebentar lagi keluarga gadis yang akan dinikahkan dengannya akan datang.




*


    Semua anggota keluarga Nuraga termasuk keluarga si gadis sudah berada di ruang tamu, terkecuali Cakka. Pria itu masih setia berdiri di depan pintu kamarnya. Tangannya ragu hanya untuk sekedar memutar knop pintu. Hatinya masih belum menerima apa yang akan terjadi kalau ia turun kebawah dan menemui keluarga gadis asing yang akan di jodohkan dengan nya.

    Apakah ia akan menyerah begitu saja untuk dinikahkan, hal yang begitu sangat di bencinya, Atau memilih pergi dan mencari seorang yang mau menikah dengannya? Dilema menghantui pikiran, dan hatinya sekarang.

    "Kka, buruan keluar. Semua orang udah nunggu lo di bawah" itu suara Sivia dari balik pintu. Cakka yang sedari tadi asik dengan pikirannya sendiri langsung tersadar, akhirnya tangan besar itu memutar knop pintu tanpa berpikir panjang seperti sebelumnya.

    "Lo ngapain aja sih di dalem, lama banget. Mama udah ngomel-ngomel dari tadi" oceh Sivia setelah kakaknya itu keluar dari persembunyiannya. Raut kesal jelas sekali nampak di wajah cantiknya. Bagaiamana tidak, sejak pagi tadi mama nya tidak berhenti mengoceh ini-itu mengenai keluarga iparnya yang akan datang, sedangkan Cakka, orang yang akan dijodohkan malah bersemedi di dalam kamarnya. Menyebalkan.

"Menikah atau Dinikah Kan?" (Cakshill)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang