Chapter 1

2.8K 268 3
                                    

Yoongi meletakkan semua bukunya kedalam tas saat bel istirahat berbunyi. Perutnya tidak biaa ditolerir. Ia harus segera mengisi perutnya dan memakan vitamin yang biasa ia konsumsi. Ia tidak mau berakhir di UKS karena asam lambungnya naik lagi. Yoongi segera melangkah menyusul rekannya,Jung Hoseok dan Kim Seokjin. Saat ia hampir akan berlari,sebuah tangan menggapai tangannya dan menarik tubuhnya. Hampir saja ia limbung kebelakang jika ia tidak segera sadar dan menormalkan keseimbangan tubuhnya. Yoongi berdecak dan melepas paksa tangannya,"Berhenti mengangguku Park. Aku lapar" Jimin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal"Haha mianhae Yoongi-ah. Aku hanya ingin memberi tahu bahwa kau dipanggil ke ruang BK saat ini juga" Yoongi menepuk jidatnya,"Ah aku lupa aku punya janji dengan Gu-seonsaengnim" Yoongi lagilagi hampir berlari dan lagilagi tangan itu mencekalnya,"Hentikan Park! Aku bisa jatuh tadi" jimin tertawa dan mencubit pipi Yoongi gemas,"Ini untukmu,sayangku. Bibim ini rasanya enak tenang saja karena bukan buatanku hahahaha. Bye" Jimin berlalu setelah memberikan kotak bekal. Yoongi mengerjap bingung,dan Chuuu~~ sebuah bibir menempel cepat dipipinya,"Selamat Makan Yoongi-ah" Jimin tertawa kecil dan melangkah pergi. Yoongi melotot baru sadar apa yang terjadi,"PARK JIMIN SIALAN KAU TIDAK SOPAN EOH KEMARI KAU PARK" Yoongi menghentakkan kakinya marah tapi tibatiba terdiam saat sebuah surat jatuh dari kotak bekal itu,"apa ini?" Yoongi mengambilnya dan membukanya *Makanlah dengan tenang. Jangan sampai tersedak. Kau makin kurus tahu! Itu menyebalkan. Park Jimin*.
           "Hahahaha jadi dia benar benar mencium pipimu Yoon? Wah sayang sekali aku tidak ada disana hahaha" Hoseok tertawa terpingkal-pingkal saat tahu Yoongi datang dengan wajah masam dan memberenggut lucu. "dia benar benar jatuh cinta pada si galak ini ya. Benar kan Hoseok-ah?" "Benar sekali hyung hahahahahaha andai aku ada disana". Yoongi mendelik tajam membuat sang kakak beradik -sepupu- ini terdiam menahan tawa,"sialan kalian. Aku meragukan kalian sebagai teman baikku sekarang" Seokjin tertawa kecil lalu menepuk pundak Yoongi,"Tapi kau kan selalu suka dicium dipipi. Ya kan ya kan?" Alis Seokjin naik turun bermaksud menggoda,"Aaaarrrggghhhh hentikan itu Jinnie. Wajahmu membuatku muak" "Sudah kami duga" Hoseok dan Seokjin berhigh-five ria. "Dulu kau akan senyum senyum sendiri setelah Taehyung mencium pipimu. Tapi sekarang Kau bermuka masam saat Jimin mencium pipimu. Jangan jangan kau belum bisa melepaskan Taehyung ya?" Hoseok menelisik tatapan mata Yoongi yang agak bergetar saat mendengar nama Taehyung dia sebut. "Wah sayang sekali Yoongi-ah jika kau memang belum bisa lepas darinya. Aku dengar Taehyung mu itu sedang mencoba mendapatkan cinta Jimin. Hah! Padahal Jimin sibuk mengejar cintamu ya?" "aku tahu" Yoongi melanjutkan sesi makan Bibim dari Jimin tanpa niatan mendengarkan perkataan Hoseok lagi. "Yoon ayolah move on! Taehyung bukan Satusatunya namja didunia ini. Atau kau mau berpacaran dengan perempuan? Ku dengar Kang Hyena siswi kelas 11 menyukaimu. Itu takkan menyusahkanmu Yoon" "Lebih baik jika aku menyibukkan diriku dengan hal-hal penting" Seokjin menepuk jidatnya pelan,"Mau sesibuk apa lagi yoon? Jaga kesehatanmu. Tekanan darahmu tidak bisa stabil jika terus sibuk. Kau bisa sakit seperti dulu. Kau rupanya sangat suka rumah sakit eoh!" Yoongi gelagapan,"Tidak tidak aku tidak akan sakit lagi. Aku sudah berjanji pada eomma dan appa. Berhentilah menceramahiku! Aku mau sendiri saja. Pacaran tak ada gunanya lagi bagiku".
       Yoongi berjalan kesal sambil membawa kotak bekalnya. Makannya belum selesai dan ia bermaksud makan di atap sekolah saja. Di persimpangan lorong sekolah langkah Yoongi terhenti. Ia melihat namja yang masih ia cintai sedang bermain skateboard sambil sesekali tertawa. "hahaha kau memang payah,tae." "Lihat saja nanti aku akan menjadi master kalian dalam hal ini" "kau dengar jinhwan,Taehyung sedang bergurau hahaha" Yang bernama Jinhwan tertawa mengikuti ledekan Junhoe pada Taehyung,"sialan kalian Haha" Taehyung merangkul kedua temannya dan duduk dibangku yang disediakan sekolah. "kau masih mengejar Jimin,tae?" Taehyung mengangguk mantap sambil mengangkat kakinya agar menyilang dibangku. "ah aku bosan melihatnya tae berhentilah mengejarnya. Kembali saja pada Min Yoongi. Kau tidak usah repotrepot mengejar hal yang tidak pasti" Taehyung berdiri,"aku tidak akan kembali pada ketua osis kecil itu. Aku akui dia memang baik tulus dan tampan. Dulu aku benar benar jatuh cinta padanya. Tapi sekarang tidak lagi. Bahkan melihat wajahnya saja aku berharap tidak untuk saat ini. Aku bosan dengannya. Hubunganku dengannya sangat monoton" "Tapi dia mencintaimu tae" "setidaknya aku juga pernah mencintainya namun sudah menjadi cerita lalu.Sudah cukup melihatnya pasrah dibawahku hahaha" "Sialan kau tae! Kau sudah melakukannya?" "Hanya sekali dan bukan adegan ranjang. Hanya menyentuh saja hahaha" "kau bosan menjadi Seme rupanya" Taehyung tertawa "Aku ingin sesuatu yang baru.Sudahlah aku bosan terus menerus membicarakan si kecil mungil itu. Lebih baik kita ke kantin. Aku lapar" Jinhwan dan Junhoe berdiri mengikuti Taehyung. Yoongi segera keluar dari tempat persembunyiannya dan berlari menuju atap. Hatinya agak sakit. Tapi ini tidak berdarah.
         Taehyung tersenyum menghampiri Yoongi yang sedang membereskan buku didalam kelasnya. "hai" Yoongi tersenyum manis saat tahu kekasihnya menjemputnya. "maaf jika membuatmu lama menunggu Tae aku benar benar harus piket sendirian hari ini" Taehyung mengusap kecil pipi Yoongi dan tersenyum,"Tak apa yoon. Kajja" Yoongi berjalan dibelakang Taehyung yang bersiul kecil. "ah iya yoon. Apa yang akan kita lakukan? Besok kan anniversary kita yang kedua" Yoongi tersentak kecil,"apa? Ki-kita sudah dua tahun begini? Ah tidak terasa ya. Hmmmmmmmm apa ya? Bagaimana kalau seharian bersamamu ke taman hiburan?" "Yakin ke taman hiburan saja?" "Ah tidak tidak. Seharian denganmu kita piknik di taman kota,bagaimana?" Taehyung berfikir sejenak,"ah benar piknik saja! Kita butuh refreshing seperti itu! Besok pukul 8 aku jemput ya" Yoongi mengangguk antusias. Taehyung merangkul Yoongi dan mencium pipinya agak lama,"aku mencintaimu,yoon" Yoongi membalasnya dengan menyandarkan kepalanya dibahu Taehyung. Tinggi yang cukup berbeda membuat Yoongi yang lebih pendek bisa dengan mudah menyandarkan kepalanya dibahu Taehyung,"aku juga mencintaimu tae. Sejak dulu sejak hubungan ini belum terjadipun aku sudah jatuh cinta padamu". Yoongi mengeratkan pegangan tangannya pada pagar pembatas gedung didepannya. Sesekali air mata memang meluncur dari mata indahnya.
          Taehyung berjalan agak cepat setelah mendengar teriakan Yoongi. Akhirnya ia menyerah"ada apa ?" Yoongi berhenti sambil tersentak sedikit. Taehyung membentaknya. "kau kenapa menghindariku? Ini sudah 1bulan kau menajuhiku tae" Taehyung membuang muka,"tidak apa-apa" "Tae,ceritalah! Kau menyakitiku. Kau menyiksa batinku ! Jangan begini tae ku mohon" Taehyung diam beberapa lama membiarkan Yoongi didepannya menangis kecil,"aku..." Taehyung berjalan sedikit dan membisikan sesuatu tepat ditelinga Yoongi. Yoongi melotot tak percaya dan air matanya tak terkendali lagi. "kau sudah dengar kan? Aku mau kita putus yoon. Aku tidak bisa terus melanjutkan ini semua. Maaf." Yoongi menggeleng,"tapi kenapa? Kita sudah menjalaninya sejak 2 tahun lalu Tae. Aku- apa aku salah? Maafkan aku jika ini kesalahanku" Taehyung menepuk pundak Yoongi"ini salahku. Ada orang lain dihatiku. Mulai saat ini kita sudah tidak punya hubungan apapun selain teman seangkatan. Terimakasih Yoon" Taehyung mencium bibir Yoongi sebentar dan meninggalkan Yoongi yang diam terpaku dengan hatinya yang hancur. Dua tahun.... Kebohongan apa saja yang Taehyung berikan padanya hingga saat dia memutuskan hubungan ini ia seperti tak ada beban dan tak ada luka sedikit pun. Tak seperti yang yoongi rasakan saat ini. Ia tahu ia sudah salah karena lelaki tak pernah menangis,tapi kali ini ia tak peduli. Rasanya terlalu sakit. "apa kata cinta nya selama ini padaku semuanya adalah palsu?". Yoongi memukul kecil dadanya,"sakkittthh" air matanya menderas saat satu persatu memorinya bersama Taehyung terulang kembali seperti adegan reka ulang. "Dia bahkan tak mau bertemu lagi hiks dengan hiks aah sakkitthh hiks hiks" Yoongi mengepalkan tanganya berharap air mata dan rasa sesak didadanya berhenti. "Apa salahku hiks hiks". "Berhentilah menangis. Aku baru tahu ketua osis sekolah ini cengeng dan manja" Yoongi tersentak saat tahu suara siapa itu. "Pergilah ini bukan urusan mu" Terdengar suara langkah kaki mendekat dan tak lama Yoongi merasa tubuhnya dibalik dan dipeluk dengan erat. Wajahnya bersandar nyaman didada namja itu,punggungnya dibelai kecil dan pelukannya sedikit mengerat saat lagilagi air mata Yoongi memaksa keluar. "hiks aku cengeng ya hiks hiks" "Menangislah sesukamu. Tapi berjanjilah jangan pernah menangis lagi" Yoongi meremas kemeja putih namja yang memeluknya. Ia kembali menangis karena itulah yang ia butuhkan saat ini. Namja itu menyampirkan almamaternya pada pundak Yoongi dan memelukya lagi. "lain kali saat menangis pakailah almamatermu. Angin disini kencang,kau bisa masuk angin"

Lost Star (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang