Chapter 19

1.5K 138 11
                                    

      Yoongi mengeluarkan seluruh isi tasnya dan menatanya dilemari. Kini ia tengah berada di sebuah kamar yang luas. Katanya ini kamar Yoongi. Yoongi heran sebenarnya ini rumah atau istana? Kenapa begitu luas dan mewah? Sekarang ia yakin bahwa Namjoon benar-benar kaya dengan segala yang ia kerjakan. Pantas saja uangnya selalu dihambur-hamburkan. Rupanya dia takkan jatuh miskin dengan mudah. Seseorang mengetuk pintu dan Yoongi berlari kecil menuju pintu. Yoongi segera membuka pintu dan menampakkan sosok Kim Namjoon dan seorang lelaki berbadan tinggi tersenyum padanya. Namjoon langsung masuk dan begitupun namja dibelakang nya. Yoongi melongo sebentar dan mengikuti Tuannya. Namjoon menepuk pahanya setelah ia duduk diujung kasur king size itu. Dengan ragu Yoongi berjalan dan duduk dipangkuan Namjoon. Posisi Yoongi yang agak menyamping membuat Yoongi bisa jelas melihat namja didepannya tersenyum canggung padanya. Namjoon membenarkan posisi Yoongi yang membuatnya duduk dengan lurus menatap namja itu dan memeluknya dari belakang. Tak lupa Namjoon menaruh kepalanya dibahu Yoongi. Yoongi malu,ia menunduk dan meremas tangan Namjoon dengan sedikit gemetar. "Tu-tuan. Aku--" "Sssttt diamlah Baby. Aku sedang istirahat" "Tapi--" Namja itu mendehem dan membungkuk sopan,"Jika sudah tidak ada yang anda butuhkan,saya undur diri Tuan Muda." "Tunggu sebentar. Yoongi perkenalkan ini butler setiaku dirumah ini. Namanya Ji Chang Wook. Chang Wook ini Yoongi,boneka kesayanganku yang sangat penurut. Mulai dari hari ini,dia akan menjadi pelayan untukmu. Apapun yang kau butuhkan,kau bisa katakan padanya. Kemanapun kau mau pergi,katakan padanya dan minta izinlah padaku. Dan untuk menemui orangtuamu,tiga hari lagi kita akan pergi kesana. Kau mau menunggu kan?" Yoongi mengangguk patuh dan tersenyum pada orang didepannya. "Nama saya Ji Chang Wook Tuan muda Min. Anda bisa mengandalkan saya." "Ah jangan memanggil ku dengan sebutan seperti itu. Panggil saja Aku Yoongi,Chang Wook-ssi". Chang Wook menatap Namjoon sebentar lalu mengangguk,"Baiklah Yoongi".

    Namjoon mengecup kening Yoongi lalu pergi meninggalkan rumah. Yoongi menghela nafas dan berbalik dari pintu. Banyak maid berkeliaran dirumah ini. Ada yang menyapu,membersihkan perabotan,menata ruangan,mengganti hiasan rumah dan yang lain lagi. Yoongi takjub. Banyak orang yang harus Namjoon bayar dirumah ini. Belum lagi pegawainya dikantor,bodyguardnya,tukang kebunnya,supirnya,sekretarisnya dan ah masih banyak lagi. Yoongi mendekat pada maid yang terlihat kesusahan memasang sebuah foto cukup besar didinding. Yoongi tersenyum kikuk,"Permisi noona. Anda sepertinya kesulitan. Bolehkan saya membantu? Saya bosan diam terus disini". Maid itu tersenyum dan menggeleng,"Tak usah tuan muda. Ini bisa membuat anda kelelahan" "Panggil saja Yoongi,nona. Dan lagi aku tak keberatan kok. Biar saya bantu". Saat Yoongi mengulurkan tangannya yang hendak membawa foto tersebut sebuah suara menginterupsinya agar berhenti,"Jangan Yoongi-ah". Yoongi menengok ke arah suara itu,"Chang Wook-ssi?". Chang Wook meraih foto itu dan menggantungnya didinding. Maid itu membungkuk hormat dan berterimakasih. "Pergilah". Maid itu pergi setelah membungkuk pamit. "Kau tak usah melakukan hal itu" "Aku kan hanya ingin membantu" "Itu akan membuatmu kesusahan. Tubuhmu kan tidak tidak akan bisa menjangkaunya dengan mudah" Yoongi mengerucutkan bibirnya,"bilang saja aku pendek" Chang Wook tersenyum,"Apa yang anda ingin lakukan?" Yoongi menunduk. Ia bosan tapi ia juga tak tahu apa yang harus ia lakukan. Chang Wook menarik tangan Yoongi,"Mari kita berkeliling". Yoongi mengangguk dan mengikuti langkah Chang Wook.

      Yoongi dan Chang Wook berhenti disebuah kamar dilantai tiga. Chang Wook membuka pintu dan tersenyum. Ini sebuah ruangan dengan nuansa putih yang dominan. Ini seperti-- "Ini ruang musik pribadi milik Tuan Muda Kim. Tapi sudah jarang dipakai karena Tuan Muda tidak pernah pulang selama dua bulan belakangan ini. Dan meskipun ada dirumah Tuan Muda akan berkutat dengan pekerjaannya daripada dengan alat alat musik diruangan ini. Ruangan ini sengaja tidak dikunci karena setiap hari harus dibersihkan dan takutnya saat Tuan Muda ingin bermusik , maid yang memegang kunci malah tidak mendengar panggilan Tuan Muda.". Yoongi memandang takjub ruangan ini. Mulutnya menganga dan kepalanya menggeleng kecil. Semua jenis alat musik ada disini. Drum,gitar acoustic,gitar listrik,bass, saxophone , seruling , harpha , biola , keyboard , dan alat musik favorite Yoongi. Piano.
         Yoongi berlari kecil menuju piano itu dan membelai nya kecil. "whoaaaa Tuan Namjoon memang keren". Chang Wook tersenyum melihat Yoongi yang berbinar tampak tertarik. "Tuan Namjoon memainkan semua ini?". "Tuan Muda Kim sangat suka belajar hal hal baru. Dua tahun lalu ia belajar bermain Harpha lalu tahun lalu ia mencoba main biola. Tapi alat musik kesukaannya belum dapat dipastikan. Mungkin piano atau gitar acoustic ini. Karena dua benda ini cukup sering dimainkan tuan muda kim". Yoongi mengangguk. Yoongi menyentuhkan jarinya pada kayu yang menutupi tuts tuts piano itu. Ia jadi rindu piano disekolahnya. Chang Wook menarik kayu itu dan tersenyum pada Yoongi. "Cobalah jika kau ingin mencobanya. Apa kau bisa memainkannya,Yoongi-ah?" Yoongi menatap Chang Wook dengan mata berbinar. "Jinjja? Aku boleh memainkannya?" "Kurasa Tuan Muda takkan marah karena kau bermain piano. Jika ia marah,aku yang akan bertanggung jawab". Yoongi menunduk kecewa. Segera ia menjauhkan tangannya dari piano itu,"jika tidak boleh artinya tidak boleh". Yoongi berjalan menjauhi piano dan hendak berkeliling di ruangan musik itu lagi. Chang Wook tidak tega melihat Yoongi kecewa seperti itu. Akhirnya Chang Wook merogoh sakunya dan menempelkan ponsel ditelinganya. Setelah lama menunggu,akhirnya telfonnya diterima.

Lost Star (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang