Chapter 7

1.4K 193 5
                                    

Jimin mendobrak pintu depan mansionnya. "Seseorang tolong aku" Jimin yang menggendong Yoongi ala bridal berteriak berharap maid atau siapapun menolongnya. Tak lama ibu Jimin dan Hyo-rin keluar disusul oleh beberapa maid. "Astaga Jimin!" Hyo-rin memekik terkejut karena ia menggendong namja manis putih bersih dengan keadaan mengkhawatirkan ke rumahnya. "kalian tolong siapkan apa saja kebutuhannya. Aku akan menggantikan baju nya. Dan Jimin. Kau setelah meletakkan anak ini di kamarmu segera panggil dokter Jang." Hyo-rin mencoba bersikap tidak terlalu panik. Jimin segera berlari ke kamarnya. "Yoongi... Kau-kau harus baik-baik saja" Jimin menaruh tubuh ringkih Yoongi. Sesekali Yoongi mengerutkan dahinya. Ah demamnya lebih tinggi daripada sebelumya.
Tak lama datang beberapa maid membawa air hangat,handuk,antiseptic dan obat-obatan lainnya. Hyo-rin dan Park  Hyoyeon-ibu Jimin memasuki kamar membawa baju piyama dan handuk basah. "kalian keluarlah. Biar kami disini yang mengurusnya. Jimin panggil dokter Jang sekarang juga. Kurasa demamnya cukup tinggi" Jimin langsung merogoh sakunya mengambil ponsel dan mulai menghubungi seseorang,"Yeobseo Dokter Jang. Kami sangat membutuhkan bantuanmu. Bisakah kau datang secepat yang kau bisa?" Jimin menggigit jari jempolnya dan mengangguk,"ah nde. Khamsahamnida". Jimin meletakkan ponselnya di meja dan mulai mendekati Hyo-rin juga ibunya. Ia mulai cemas. Sialan Oh Heechul itu. Ia harus buat perhitungan. "Ku tanya kapan dokter Jang akan datang Park Jimin? Kenapa kau melamun saja?" Jimin tersentak. "ah dia bilang 20menit lagi dia sampai disini. Ada pasien kecelakaan di kliniknya" Hyo-rin mengangguk. Dengan telaten ia membersihkan seluruh tubuh Yoongi dengan handuk basah. Sedangkan Park Hyoyeon-ibu Jimin mengusap wajah Yoongi dengan handuk hangat. Lalu menempelkan kompres air dingin di keningnya. "Hah imutnya anak ini. Kau jahat sekali Chimie~" Jimin mendengus,"Sialnya bukan aku yang melakukannya. Kau jangan kelamaan memandangi tubuhnya eoh! Kupastikan kau tidak bisa belanja satu bulan jika terus menatapi tubuhnya" Jimin membuang muka. Ibu Jimin mendekat dan memeluk anaknya,"Aku berani sumpah mom bukan aku yang melakukannya. Aku dan jungkooklah yang menolongnya" Hyo-rin yang selesai mengancingkan piyama Yoongi tersenyum mesum,"Jadi kalian bermain Threesome eoh? Jahatnya~" Hyo-rin melenggang jauh dari kamar Jimin. "ish wanita itu! Mommy aku berani bersumpah bukan aku. Aku tahu tempat jika ingin melakukannya. Kau percaya padaku,kan mom?". Ibu Jimin mengelus pipi Jimin lembut dan mengecup punggung tangan anyaknya lalu pergi meninggalkan Jimin sendirian bersama Yoongi yang tidak sadarkan diri. Jimin mendekati kasur dan berlutut disampingnya. Tangannya menggenggam tangan Yoongi yang dingin dan bibirnya mengecup kening Yoongi yang berbalut handuk itu. Jimin membelai pipinya lembut,"Apa yang terjadi padamu chagii~~?"

          Yoongi berlari mendekati Gon seonsaengnim yang memanggilnya. "Yoongi-ah setelah selesai,tolong kau kemasi bola-bola nya dan jangan lupa kunci lagi pintu gudangnya. Ini kuncinya" Yoongi mengangguk patuh,"nde saem". Peluit tanda jam olahraga berakhir berbunyi. Semua orang sibuk mengistirahatkan diri. Yoongi yang memang hari ini sedang tidak olahraga karena sedang tidak enak badan memutuskan untuk pergi mengemasi bola-bola yang baru saja dipakai teman-teman sekelasnya. Yoongi memasukannya kedalam keranjang dan mulai berjalan menuju gudang bola.
Yoongi membuka pintu gudang bola dan berjalan menuju sudut ruangan. Tapi..Clek..  Yoongi menoleh terkejut saat ia tahu ada seseorang dibelakang nya menutup pintu dan menguncinya. "Ah kau membuatku kaget saja Chullie" Oh Heechul teman sekelasnya itu hanya menyeringai melihat Yoongi yang malah kembali asyik menata bola-bola dari keranjang. lalu dengan pasti Heechul memeluknya dari belakang. Sontak saja itu membuat Yoongi berontak karena terkejut bukan main. "Ah lepaskan ini Heechul. Apapun yang kau lakukan tolong hentikan." Nada bicara Yoongi kian menaik saja.
"Aku suka baumu Yoongie." Heechul semakin gencar menciumi leher Yoongi. Yoongi terus saja berontak dan BUGH! Yoongi berhasil meninju wajahnya. Yoongi berlari dan membuka pintu. Nihil! Terkunci. Heechul mendekati nya dengan wajah iblis mesumnya. Amarahnya memuncak. Ia rasa akan ada lebam di rahangnya karena pukulan Yoongi. "Jangan mendekat" Yoongi terus mundur dengan ketakutan,"KU BILANG JANGAN MENDEKAT!!" Yoongi berlari ke arah lain tapi dia sudah tertangkap. Air mata Yoongi perlahan mulai mengalir. Keringat dingin juga. Yoongi menggeleng dan berontak,"Apa yang akan kau lakukan? Bajingan!" Plak! Satu tamparan keras mengenai pipi putih Yoongi sebelah kanan. "A-apa yang,Akh!" tamparan keras itu mengenai pipi Yoongi sebelah kiri. Terus berlanjut sampai Yoongi benar-benar pusing dan lelah. Rasanya sangat panas,pedas dan perih. Yoongi tersungkur didepan lutut Heechul. Heechul mendecih,"rupanya kau memang suka kekerasan ya? Aku sudah lama sekali ingin merasakan tubuhmu. Ah tapi bagaimana jika kau yang puaskan aku lebih dulu? Come to papa,big baby" Yoongi menggusur tubuhnya mundur. Kakinya menendang-nendang agar Heechul tak mendekat. Tapi lagi-lagi ia kalah. Heechul menjambak rambutnya kasar dan menariknya agar mendekat ke selangkangannya. Dengan tangan kirinya ia membuka resleting dan mulai mengeluarkan penisnya. Ia menepuk-nepukannya ke wajah yoongi. Yoongi sudah lemas,"kumohon jangan! Toloooong. Siapapun diluar tolong a-ghoks. Mmmmhh" Dengan paksa Heechul memasukkan penisnya ke dalam mulut Yoongi dan mulai memaju-mundurkannya. Yoongi sering tersedak. Ini pertama kalinya. Harga dirinya hancur sudah. Heechul membuka paksa kemeja Yoongi dan bermain dengan nipple pink-nya. Rasanya sakit dan menjijikan. 'Tolong siapapun tolong aku. Seokjin!! Hoseok!! Ah Jimin kumohon Jimin tolong aku'
    Jimin berlari menuju kelas 12-E tempat Yoongi seharusnya sedang memakan bekal yang ia bawa dari rumah. Tapi,"eh kemana dia?" Jimin mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kelas dan hasilnya tidak ada. Jimin menarik bahu seorang yeoja yang ia yakini teman sekelas Yoongi. "Yuju-ah kau lihat dimana Yoongi?" Yuju tampak berfikir sebentar. "Ah tadi dia pergi ke gudang bola. Mungkin masih disana,atau mungkin sudah pergi. Akhir-akhir ini Yoongie semakin sibuk Jimin-ah" Jimin mengangguk. Kenapa firasatnya jadi tidak enak ya? "Baiklah. Thanks" Jimin segera berlari menuju Gudang bola. Dan kalian tahu apa yang terjadi setelahnya.
        Dokter Jang memasukkan stetoskopnya kedalam saku. "Ini hanya demam karena shock. Saat dia bangun dan mulai makan dan makan obat yang kuberikan tadi,dia akan sembuh. Mungkin dia akan sedikit lemas tapi esok sudah bisa beraktivitas lagi. Tenang saja" Jimin mengangguk. "Nah Baiklah. Mari saya antar dok" Hyo-rin mengantar Dokter Jang yang sudah selesai tugasnya. Jimin duduk di kursi sebelah kiri ranjang dan mulai membelai lembut pipinya. "Yoongie. Maafkan aku. Aku datang terlambat" Dikecupnya pipi itu pelan. Yoongi menggeliat tak nyaman. Ah apakah Yoongi siuman? Syukurlah apa yang ia harapkan terjadi.
Yoongi membuka matanya. Dia memegangi kepalanya yang masih sedikit pening. "Yoongie?" Yoongi tersentak dan menoleh pada Jimin. Tak lama,Yoongi beranjak duduk dan mulai memeluk Jimin dengan erat. Lagi-lagi Yoongi menangis. Ia bisa mendengar Yoongi menangis sesenggukan didadanya. Yang Jimin bisa lakukan hanya mengelus punggungnya dan mengucapkan kata-kata manis ditelinga nya. "Kau sudah aman denganku Yoongie tenanglah" Yoongi melepas pelukannya dan mengucek matanya. Ah kucing yang menggemaskan khukhukhu. Jimin mengelus Surai Yoongi dan tersenyum teduh. "Ma-maaf" Jimin menarik kedua tangan Yoongi dan mencium punggung tangannya,"Aku yang datang terlambat" Yoongi mengedarkan pandangannya. Ia tak tahu tempat ini. "Ini kamarku Chagi-ya" Yoongi mengerjap lucu. Matanya membulat saat menyadari ia memakai piyama berwarna kuning yang kebesaran. "Kau apakan aku mesum?" Yoongi mundur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. "Haha tenanglah sayang. Aku yang menyelamatkan mu. Kau ingat?". Yoongi berfikir sebentar dan Ah dia ingat. Dia beringsut maju dan memeluk Jimin lagi. Uh Jimin menang banyak hari ini. "Aku-aku takut Jim" Jimin mengelus kepala belakang Yoongi dan membalas pelukannya"Kau sudah aman bersamaku,babe. I'll protect you"

Lost Star (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang