Chapter 13

1.3K 163 6
                                    

Min Yoongi membelalakan matanya saat mendengar tangisan eommanya di seberang telfon. Ia tak tahu harus berbuat apa. Ia harus bagaimana? "Eomma!! Apa kau baikbaik saja? Eomma dimana?" Tubuh Yoongi menggigil kecil,tak hentihentinya ia menggigit kuku jari jempolnya dan hatinya merapalkan doa.
"Eomma di hiks di kedai yoon. Hiks kedai hiks kedai kita diobrak abrik hiks aaakh!"
Yoongi melotot marah,"Eomma!! Aku segera kesana". Yoongi berlari kencang keluar dari ruangan Osis yang sedang ia tempati sejak tadi siang. Persetan dengan tugas yang harus ia kerjakan! Ia tak peduli apapun lagi selain eomma dan appanya. Yoongi berlari sangat kencang tak peduli makian dari orangorang yang ia tabrak. Yoongi tak henti membacakan doa dalam hatinya agar keluarganya baik baik saja. Kedai nya tak terlalu jauh dari sekolahnya,tapi kenapa tiap langkah yang ia buat malah menambah rasa cemas dihatinya? Tak sengaja air mata menetes dari mata kristalnya. Yoongi tak kuat, ia benar-benar putus asa.

Seseorang tengah duduk di kursi yang tersisa dikedai itu. Meja dan kursi terlihat acak-acakan bahkan ada beberapa yang patah. Gorden dan tirai disanapun sama,terkoyak tercabik dengan sadisnya. Terlihat dua orang pria wanita paruh baya duduk bersimpuh memohon ampun sambil menangis. Si Pria berjas hitam itu hanya duduk angkuh melihat sepuluh bodyguardnya menghancurkan kedai kecil itu. "Tolong tuan Kim beri kami kesempatan" Cicit sang pria pemilik kedai. Ia dan istrinya sangat ketakutan sangat amat ketakutan. Suzy berjalan angkuh mendekati keduanya dan menyeringai kecil,"Nyonya Min Tuan Min. Kalian sudah terlalu lama berhutang pada Tuanku. Kalian fikir mencari uang itu mudah? Bahkan aku dan Tuanku harus bertarung dengan maut dan hukum Korea untuk mendapatkan segepok uang! It's time to die,Mr.Min" Eunsul menggigil dan tangisnya semakin pecah. Suzy berbalik menghadap Namjoon yang sekarang mulai menyesap rokoknya,"Apa yang akan kita lakukan bos?" Namjoon memainkan matanya , mengedarkan fokusnya kesegala titik lalu menyeringai,"Bagaimana kalau bakar? Atau gusur?" Jeritan Min Eunsul dan suaminya semakin memekakan telinga. Suzy menyeringai,"Bagaimana jika bakar saja tuan? Kita sudah lama tidak membakar kayu kayu sampah seperti ini" Baru saja Suzy hendak mengambil bensin di sebelah kursi Namjoon , teriakkan murka terdengar. Semua orang disana fokus pada orang itu. Dadanya naik turun dengan keringat ditubuhnya. Namjoon tersenyun menang. Suzy mengangkat alisnya,"Oh? Min Yoongi. Welcome to the party". Yoongi berjalan murka menuju Suzy dan menatapnya nyalang,"Jangan beraninya melakukan hal yang membuat keluargaku semakin hancur" Suzy balas menatap galak pada Yoongi,"Kalian yang mempersulit hidup kalian sendiri bodoh!" "Jangan sentuh apapun! Aku akan membayarnya,beri kami waktu" Suzy tertawa iblis,"Hahaha kau bergurau anak muda? Sudah sejak tahun lalu kalian bilang akan membayarnya! Dasar bocah ingusan! Jual dirimu pada seratus lelaki kaya selama sehari penuh,baru kau bisa melunasinya" Yoongi mengepalkan tanganya murka,"Jaga ucapanmu nona jalang" Suzy mencengkram dagu Yoongi kuat sampai Yoongi meringis karena kukunya menancap dibeberapa daerah dirahangnya,"Berhenti bersikap jagoan bocah! Aku akan membakar kedai busuk ini".

Ayah dan ibu Yoongi menjerit melihat Anaknya berada dalam bahaya. Namun mereka tak bisa melakukan apapun karena tubuh mereka ditahan oleh tiga bodyguard Namjoon yang berbadan kekar dan besar. Yoongi ingin melawan namun tangan dan tubuhnya juga dipegangi oleh seorang bodyguard yang bahkan 2x lipat besarnya dari tubuh Yoongi. "Lepashhh! Akh brengsekh". Suzy menghempaskan rahang Yoongi dan menamparnya kuat. Bukan sekali tapi berkali-kali. Pipi kanan dan kirinya sudah memerah bahkan sudut bibirnya robek karena tamparan itu. Suzy menjambak rambut Yoongi menyuruhnya mendongak," It's time to die bitchy boy". Yoongi berusaha berontak dengan tenaga yang masih ia miliki,"Akh lepash! Kalian ah brengsek". Suzy hendak menampar Yoongi lagi sebelum tangan itu menahanya. Suzy melihat pemilik tangan tersebut dan mengurungkan niatnya. Namjoon berjalan mendekati Yoongi dengan angkuh. Tatapannya sangat mengerikan. Yoongi makin menggigil ketakutan, "Lepaskan kami!" Namjoon menarik dagu Yoongi dan menggoyangkannya ke kanan dan ke kiri lalu menyeringai,"kau ingin aku melepaskanmu dan keluargamu?" Yoongi mengangguk mantap. Namjoon bertepuk tangan kecil lalu beralih menatap orangtua Yoongi. "Anakmu lucu sekali,dia fikir aku akan semudah itu melepaskan kalian? Haha jalang tak berguna" Diakhir kalimatnya Namjoon melayangkan tinjunya ke perut Yoongi yang menbuatnya merintih kesakitan. Orang tua Yoongi semakin menangis menjadi-jadi. Setelah itu perut Yoongi terus saja dihujani tinjuan kuat. Namjoon mencengkram rahang Yoongi dan melumat bibir Yoongi kasar. Yoongi tak bisa berontak banyak karena tubuhnya sibuk merasakan sakitnya. Mulut Yoongi yang pasrah terbuka itu didominasi oleh Kim Namjoon. Yoongi hanya menjerit tertahan. Setelah bosan Namjoon melepas ciumannya. Tubuh Yoongi melemas dan perlahan merosot. Bodyguard yang sedari tadi memeganginya makin kuat memegangi tubuh Yoongi."Aku anggap hutang kalian Lunas Tuan Min. Dan sebagai gantinya,Min Yoongi akan kubawa" Eunsul menjerit,"Jangan Tuan Jangan hiks hiks dia anak kami satusatunya hiks hiks" Namjoon tertawa,"Tenang saja Tuan Min Nyonya Min. Aku takkan menjualnya,aku berbaik hati pada anak kalian. Dia akan menjadi mainan ranjangku sampai aku bosan. Dan setelah bosan mungkin aku akan membuangnya atau membunuhnya hahaha". Air mata Yoongi mengalir deras tapi tubuhnya tak bisa melakukan apapun. "Kau iblis sialan hiks kembalikan anakku dasar iblis neraka" Ayah Yoongi menjerit dan meronta tapi setelah itu beliau mendapatkan tendangan dan pukulan disekujur tubuhnya. Yoongi mendongak memohon ampun,perlahan ia mendekati kaki Namjoon dan memeluknya takut,"kumohon hiks Jangan hiks hiks Jangan sakiti orangtua ku hiks" Namjoon berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Yoongi lalu tanpa tahu diri merobek kemeja sekolah Yoongi dan menghempaskan tubuh Yoongi agak kasar. Sekarang Yoongi terduduk dengan punggungnya menempel sedikit ke lantai. Siku tangannya menahan tubuhnya agar tak berbaring,"hiks ampuni hiks kami" Namjoon membelai pipi Yoongi lalu mencium pipinya kecil,"ssstt jangan menangis manis. Aku takkan melukai dan membakar kedai ini. Asalkan kau mau ikut dengan ku dan menjadi mainan ranjangku. Bagaimana sayang?"

       Ayah dan ibu Yoongi menjerit , "Jangan nak hiks jangan mau hiks eomma masih hiks masih ingin dengan mu hiks" "Jangan dengarkan iblis itu yoongi. Tetaplah akh bersama appa". Yoongi menutup matanya takut. Air mata dan tangisannya makin pecah. Ia bingung. Ia tidak mau keduanya. Hidup dengan iblis didepannya atau hidup dengan bayangan teror Kim Namjoon. Lambat laun mereka sekeluarga akan mati karena stress akan teror Kim Namjoon. " Hiks tapi hiks aakh apa kau ber-berjanji tidak akan hiks mengusik hidup akh hiks orangtuaku?" Namjoon menundukkan kepalanya meraup nipple pink Yoongi. Yoongi rubuh. Kini ia terlentang pasrah diatas lantai didominasi Kim Namjoon. Tangannya tak bisa bergerak karena diinjak oleh bodyguard yang sejak tadi memeganginya. Suzy tertawa iblis mendengar desahan dan jeritan yang menggema disana. Tak lama Namjoon menatap Yoongi tajam dan berbisik sensual di telinga kirinya,"Kau bisa percaya padaku". Yoongi ingin berontak tapi apa daya? Tubuhnya sudah sangat lemas. "Bagaimana?". Lama Yoongi mengatur nafasnya dan berfikir. Lalu






.
.
.

" ba-baiklah akh" Yoongi mengangguk pasrah. Jeritan dan tangisan orang tua Yoongi semakin jelas. "Lepaskan dia" ucap Namjoon dingin. Lalu bodyguard yang menginjak tangan Yoongi melepaskan Yoongi. Langsung saja Yoongi berlari memeluk orangtuanya berbagi rasa sakit yang menyiksa. "jangan nak hiks eomma tidak sudi" "Appa akan mati tanpamu Yoongi hiks jangan lakukan" Yoongi tak mau menambah buruk keadaan. Air mata Yoongi mengalir deras,"Eomma appa hiks harus menjaga hiks hiks kesehatan dengan baik. Aku hiks hiks eomma~ appa~ hiks"

Pelukan itu berlangsung sekitar 10 menit. Tak lama Yoongi merasa tubuhnya ditarik kuat dan tengkuknya dipukul. Ia masih dapat merasakan tubuhnya melayang dan entah apa setelah itu. Hitam buruburu menguasai pandangannya. Orang tua Yoongi menangis meronta mencoba menggapai tubuh Yoongi yang diangkat dibahu bodyguard yang tubuhnya lebih besar dari tubuh Yoongi. Kepala Yoongi terjuntai lemah dipunggung Bodyguard itu dan perutnya tertekan dibahu sang bodyguard. Suzy menghalangi kedua orang tersebut,"kami menganggap lunas. Hutangmu terbayar oleh tubuh anakmu. Berdoalah semoga tuanku berbaik hati mau mempertemukan kalian lagi. Silahkan hubungi polisi untuk membuang uang dan waktu kalian. Ini uang untuk merenovasi tempat ini ". Suzy menaruh segepok uang ditangan Tuan Min dan berjalan angkuh. Jeritan dan tangisan kembali terdengar.

Jimin berlari marah menuju kelas Yoongi. Ia tak menemukan Yoongi di ruang Osis atau di BK. Ia cemas. Entah apa yang ia khawatirkan tapi firasatnya mengatakan Yoongi dalam bahaya. Jimin berhenti dan merasakan ponselnya bergetar. Id caller terlihat jelas disana 'MinYoongi cutie suga jjangjjang man bbongbbong' *DakuTerinspirasidariBOGSockIssue*
"Yoongi Kau dimana?"
Bukannya suara Yoongi yang menjawab pertanyaannya Jimin malah mendengar tangisan histeris dari ujung telfon sana.

Jimin mengeratkan genggaman tangannya pada handphonenya,"Yoon?"
"Yeoboseo"
"ka-kau bukan Yoongi. Siapa ini? Dimana Yoongiku?" Terdengar ada bentakan dan ketakutan dari suara Jimin. Ia benarbenar takut sekarang. Firasatnya semakin tidak enak
"i-ini ayah Yoongi"
Jimin terkesiap. Ayahnya? Untuk apa ayah Yoongi menelfon?
"Oh pa-paman hehe. Maafkan aku sedikit membentak tadi. Apa Yoongi dirumah? Aku sedang mencarinya karena--"
"Tolong selamatkan Yoongi hiks"
Jimin tertegun. Apa yang dimaksud ayah Yoongi?
"Apa Yoongi sakit paman?"
Terdengar tangisan semakin keras dari wanita yang Jimin yakini ibu Yoongi. "Paman apa--"
"Yoongi pergi hiks hiks"
Jimin merasa tubuhnya dihantam ribuan palu raksasa. Ponselnya merosot lalu jatuh menubruk lantai sekolah yang dingin.

Apa maksudnya pergi?
Pergi kemana?
Kenapa pergi?
Pergi meninggalkan Korea kah?
Pergi meninggalkan Seoul kah?
Pergi dari rumah? Kenapa Yoongi harus pergi dari rumah?

Jimin berbalik dan langsung berlari mengabaikan ponselnya yang terkulai di lantai dengan suara sambungan telfon yang sesekali terdengar kecil.

Kau kenapa yoon? Apa maksudnya kau pergi? Kenapa ? Kau kemana? Kenapa kau lakukan ini padaku? Min Yoongi

Lost Star (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang