Chapter 5

1.5K 193 3
                                    

Yoongi berjalan tergesa-gesa saat menerima telfon dari sang eomma. Ia tahu adalah kelakuan yang salah jika ia langsung pergi dari sekolah tanpa izin tapi kali ini Yoongi tidak punya banyak waktu. Ia harus kembali secepatnya. S E C E P A T N Y A. Yoongi bergumam didalam hati siapa tahu doanya dikabulkan Tuhan. Yoongi terus berlari tak peduli apa yang ia temui. Tak sedikit orang yang membentaknya karena tak memperhatikan jalan. Ia harus segera kembali ke rumahnya. Yoongi segera berbelok ke persimpangan jalan yang merupakan jalan menuju rumahnya. Yoongi berhenti sejenak lalu berlari lagi. Terdengar jeritan dan tangisan disana. "eomma". Yoongi mempercepat larinya dan berhenti saat apa yang ditakutkan nya terjadi. Beberapa barang dikeluarkan secara paksa oleh beberapa pria berbadan besar dan kekar. Seorang wanita cantik berhigh heels tinggi menatap angkuh pada Yoongi yang baru saja datang. Dia tersenyum miring. Yoongi mendecih dan berlari memeluk Eunsul-ibu Yoongi yang sedang menangis meraung-raung. Beberapa kursi dan meja makan mereka diangkut kedalam sebuah mobil pengangkut barang-barang yang sudah terparkir di depan rumahnya. "Ada tv,penghangat ruangan,freezer dan beberapa benda lain Miss. Apa kami harus mengangkutnya juga?" Seorang bodyguard bertanya pada yeoja yang berdiri angkuh itu. "jangan kumohon nona Bae jangan. Saya janji akan membayarnya. Saya hiks mohon hiks" Yoongi mengeratkan pelukannya,"eomma sudahlah." Yoongi Memberanikan diri berdiri menatap Suzy Bae yang menatapnya angkuh sedari tadi. Ia merogoh saku dan mengeluarkan beberapa gepok uang di sakunya dan langsung memberikannya pada Suzy,"Saya hanya punya segini. Saya janji sisanya akan kami lunasi secepatnya,nona. Saya mohon jangan ambil barang-barang kami lagi. Kami sudah tidak punya apapun lagi" Yoongi menatapnya sendu. Ah puppy eyes nya sangat menawan. Suzy menarik uang di tangan Yoongi dan mulai menghitung nya. Suzy menatap tajam pada Yoongi,"Ini hanya bisa membayar bunganya saja. Belum pada hutang inti kalian. Ya tuhan kalian ini bisanya hanya meminjam uang saja." Suzy memalingkan mukanya datar , Yoongi menunduk. Ia ingin berontak namun itu akan memperparah keadaan. Lebih baik ia mengalah saja. "siapa namamu,bocah?" "Mi-Min yoo-Yoongi. Min Yoongi nona" "Hah masih sekolah rupanya. Sekolah yang rajin. Cepat lulus cepat bekerja agar dapat membantu ibumu untuk membayar hutangnya pada bosku. Sudahlah aku pusing. Kita pergi. Bulan depan jika masih belum lunas aku akan mengambil paksa apapun yang aku mau. Kajja" Suzy berjalan dengan angkuh nya memasuki mobil Maserati nya dan langsung mengemudikannya meninggalkan bodyguard-nya yang masih sibuk membenahi letak barang-barang yang direbut paksa dari rumah Yoongi.
Yoongi mendesah lelah. Ia menatap ibunya yang masih menangis terduduk dihalaman depan rumah. Yoongi memeluk ibunya,"sudahlah eomma. Mari kita lebih giat lagi" Eunsul hanya mengangguk dan membiarkan tubuhnya dibopong Yoongi memasuki rumahnya.
Yoongi jadi harus membolos karenanya. Ah memang mengerikan hidup di dunia yang kejam ini.
         Petang ini Yoongi bergegas menuju supermarket tempatnya bekerja. Ia harus lebih giat lagi , agar uang yang didapatnya juga lebih banyak. Yoongi tersenyum saat supermarket itu terlihat dikunjungi beberapa orang. Yoongi menyapa Jangguk rekannya yang akan segera pulang,"Ah Yoongi-ah. Cepatlah gantikan aku. Aku sudah mau pulang. Istriku mengidam lagi malam ini ha-ha-ha" Yoongi mengangguk dan tertawa kecil,"titip salam pada istri dan malaikat kecil didalamnya ya Hyung. Terimakasih untuk hari ini" Jangguk menepuk pundak Yoongi dan pergi. Yoongi segera mengambil alih,ia berdiri dibelakang mesin kasir dan membuka mantelnya. Lalu seseorang datang hendak membayar makanannya. Yoongi mulai dengan pekerjaannya. Dia tidak sadar siapa yang sedang berdiri didepannya. "ekhem. Kau jadian dengan Park Jimin,eoh?" Yoongi mengernyit dan mendongak. Ah shit! Itu Kim Taehyung mantan kekasihnya. Yoongi melanjutkan pekerjaannya,"tidak" "kenapa kau selalu ada didekatnya?" "Aku tidak tahu" "aku tahu dulu kita pernah memiliki hubungan. Tapi bukan berarti aku selamanya harus bersamamu kan?" "Hm" "Jauhi Park Jimin" "Bukan aku yang mendekati nya" "Kau ini berani sekali ya cebol! Aku menyesal kau pernah mengisi bagian hidupku eoh" Yoongi mendesah pelan,rasa sakit ini lagi. "totalnya 3000 won" Taehyung memberikan kartu kreditnya. Tak lama tangannya mencengkeram dagu Yoongi erat,"Jangan.usik.kehidupanku.lagi. Sekali lagi ku tekankan,aku sudah tidak mencintaimu dan Jauhi Park Jimin. Kau mengerti?" Taehyung melempar kasar rahang Yoongi dan berjalan cepat keluar dari supermarket. Astaga. Mimpi apa Yoongi tadi malam? Kenapa rasa sakit ini lagi? Tak bisa kah sekali saja saat bertemu Taehyung tak melayangkan kata-kata yang menyakitkan? Ah seperti nya memang tidak bisa. Taehyung benar-benar sedang mengejar cinta Jimin. Dan sialnya si Park babo Jimin idiot itu malah menempel padanya. Tidak! Yoongi tidak boleh menangis sekarang. Tenanglah Yoon! Semua akan indah pada waktunya.




------+++++++--------(++++++)----------

"Jadi mereka memiliki anak laki-laki yang tampan?" "Selain tampan kurasa dia juga imut dan menggemaskan. Kulitnya seputih salju dan matanya berbinar-binar. Dan yang penting dia mengingatkan ku pada mendiang adikku." "Selanjutnya jika mereka tak bisa membayar,seret anak itu padaku. Akan ku jadikan 'mainan' baru. Kau mengerti?" Sang yeoja menyeringai,"Yes bos"

.
.
.
    Yoongi mendesah malas saat Seokjin datang menemaninya malam ini di supermarket. Rupanya Seokjin mengkhawatirkan nya. "Lalu bagaimana keadaan Eunsul ahjumma?" Yoongi menggeleng. Ibunya memang tak mau keluar kamar setelah kejadian siang tadi. "kau nekad bung! Kau bisa ditegur,terlebih lagi kau ketua osis disini." Yoongi mengangguk pasrah,"mau bagaimana lagi? Ini juga termasuk bagian hidupku.aku tak bisa pergi begitu saja" Seokjin menarik kepala Yoongi agar bersandar di bahunya. Seokjin adalah anak tertua di keluarganya. Sosoknya benar benar kakak idaman yang pengertian. Yoongi saja nyaman didekatnya. Seokjin menggenggam tangan dingin Yoongi dan tersenyum teduh,"kalian orang yang kuat. Aku percaya kau akan jadi orang sukses kelak" Yoongi mengangguk mengaminkan perkataan Seokjin," Terimakasih Jinnie. Kau memang terbaik" Seokjin mengangguk mantap,"bukan masalah Yoongie. Jika kau butuh bantuan dana bilang saja ya? Mungkin aku bisa membantumu." "Nde".
           Jimin menutup pintu mobil sportnya dan mulai memasuki mansionnya. Ah rasanya menyenangkan bisa minum-minum dengan kawan lamanya malam ini. Untung saja dia tidak mabuk. Ia tak mau mabuk ngomong-ngomong,ia masih sayang nyawa. "Jiminnie" Jimin menoleh ke arah suara saat ia hendak menaiki tangga,"Ah Noona? Sejak kapan ada disini?" Jimin mendekati dan memeluk kakak sepupunya yang tinggal di Jeju itu. Park Hyo-rin. " Aku datang tadi siang dan kata supirmu kau akan pulang malam" Jimin mengangguk dan mulai duduk di sofa menemani kakak wanitanya ini. Hyo-rin tersenyum kecil ketika Jimin asyik dengan gadget-nya sambil tersenyum gemas,"kau sedang jatuh cinta rupanya" Jimin tertawa agak kencang,"Aniya. tadi aku baru saja bertemu dengan kawan kawan lamaku. Kami meminum banyak shoju dan mereka tak henti-hentinya mengirimiku pesan ucapan terimakasih karena aku yang membayar semuanya." Hyo-rin mengangguk faham. "jadi? Kedatangan mu kemari?" "Aku ada misi cukup penting dari ayahmu. Dan malam ini aku berencana untuk meeting sebentar dengan ayahmu ya memastikan apa saja yang harus aku lakukan. Katanya ayahmu akan datang satu jam lagi." Jimin mengangguk. Ayah Jimin , Park Bogum adalah presiden direktur di perusahaan meubel dan furniture. Akhir-akhir ini tercium aroma penggelapan dan Hyo-rin yang termasuk dalam Black team ayahnya yaitu kaki tangan ayahnya dalam hal apapun datang secara eksklusif untuk mencari tahu dan menangkap tersangka. Black team berisikan 20 orang terlatih dan terpercaya. Hyo-rin adalah 1 dari 3 wanita didalam black team. Jimin mengangkat tangan ke udara , " berarti bukan urusanku sedikit pun? Ah sial ha-ha-ha" Hyo-rin mengacak surai Jimin dan ikut tertawa. Dia dan Jimin cukup dekat. Jimin anak tunggal yang jauh dari sanak familinya hanya dekat dengan Hyo-rin , tidak ada sepupu lain yang dekat dengannya. Rata-rata semuanya tinggal diluar Korea dan itu menyebalkan.

Lost Star (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang