Chapter 2

2.1K 235 4
                                    

Disini. Di atap sekolah , Min Yoongi menangis tersedu sedu setelah mengetahui betapa Taehyung tidak ingin bertemu lagi dengannya,padahal dalam hati Yoongi selalu ingin berjumpa dengannya sekedar melepas rindu. Tapi apa mau dikata? Taehyung sudah benarbenar mengusirnya dari kehidupannya. Bukannya tidak mau tapi saat ini Yoongi benar benar tidak bisa melepas Taehyung dihatinya. Apapun yang Yoongi lakukan hanyalah untuk menyibukkan dirinya agar tak mengingat lagi namja tersebut,tapi yang ada malah otaknya yang selalu dipenuhi oleh pertanyaan *Taehyung bagaimana sekarang?Apa kabar ya dengan Taehyung? Apa dia sudah benar benar melupakanku?*
                Yoongi melepas pelukan Jimin yang kini mereka berdua telah duduk berdua. Yoongi menghapus jejak air mata dipipi dan disekitar matanya,rasanya agak gatal dan hancur sudah image galak dan berwibawanya didepan Jimin. Karena sekarang Jimin sudah melihatnya menangis karena Taehyung. Yoongi masih menunduk,malu jika matanya bertemu dengan tatapan Jimin yang selalu bilang bahwa dia khawatir saat Yoongi tidak baik baik saja. "Sudah lega?" Jimin memecah keheningan yang terjadi. Yoongi hanya mengangguk kecil,"Terimakasih" Jimin membelai pipi tembam Yoongi dan tersenyum teduh,"Setidaknya aku sudah membantumu melepaskan rasa sakitnya. Seharusnya kau jujur saja padaku apa yang terjadi,jika aku mau aku bisa membantumu" Yoongi menggeleng kecil. Ia tidak mau berurusan lebih jauh lagi dengan Jimin. Ia hanya ingin melihat Taehyung bahagia,karena jika ia dan Jimin berpacaran,itu artinya Taehyung mendapatkan apa yang ia mau. Jimin mencengkram dagu Yoongi lembut menyuruhnya mendongak menatap matanya. Yoongi mengedarkan pandangannya,kemana saja asal bukan pada Jimin. "Tatap orang yang berbicara padamu Min Yoongi. Itu tatakrama" Yoongi mendesah kecil dan menatap Jimin. Ada sesuatu yang membuat Yoongi takut dari pandangan Jimin sekarang,entahlah Yoongi juga tidak mengerti. "Siapa yang membuat mu seperti ini?" "Tidak ada" "Ku tanya sekali lagi. Siapa yang membuat mu seperti ini?" Yoongi melepas pelan tangan Jimin yang mencengkram dagunya,"Apa pedulimu? Apa urusanmu? Ini tidak ada hubungannya dengan mu sedikitpun" Yoongi menekankan kata di sedikitpun agar Jimin berhenti menelisik lebih jauh urusan hatinya. "Ini urusanku karena hal ini membuat calon kekasihku menangis seperti tadi" Yoongi tersenyum kecut,"Aku sudah bilang aku tidak mau jadi pacarmu Park! Sudahlah jangan mengejar yang tak pasti" Jimin menyeringai,"Akan Ku buat kau tidak bisa lepas dariku Min" Yoongi memalingkan mukanya menatap langit biru disamping kanan tubuhnya. "Aku tidak mau berpacaran lagi Jim. Nanti saja saat pendidikanku selesai. Itupun aku Akan menjalani hidup normal. Kau tahu maksudku? Aku Akan memacari wanita dan hidup normal seperti orang lain" "Hubungan lelaki dan lelaki sudah dilegalkan,kau mau mengelak dariku eoh?" "Mana mungkin aku terus terusan seperti ini? Aku juga harus hidup normal agar bisa memperpanjang silsilah keluarga Min. Hentikan Jimin. Jangan mengejar Ku lagi" Jimin diam,ikut melihat langit yang Yoongi Tatap. Ia tak tahu. Ia tak pernah begini sebelumnya,ia tak pernah jatuh cinta. Pernah tapi sudah sangat lama. Itu cerita lalu. Wanita yang ia cinta pergi dengan pria lain dan lelaki yang terakhir menjadi kekasihnya lebih memilih pergi karena dia dipuaskan lelaki lain. Kelam dan menyedihkan. Jimin juga pernah merasakan hal itu.
       "Kau bukan tuhan yang bisa mengatur hatiku Jim. Aku tidak tahu apa aku menyakitimu sekarang tapi sungguh aku tidak mau kau berurusan dengan Ku lebih jauh lagi. Aku bukan orang yang kau harapkan. Pergilah bersama Taehyung,dia mencintaimu" "cinta? Dia bilang dia ingin merasakan sesuatu yang baru dan kau sebut itu cinta? Konyolnya seorang ketua osis didepan Ku ini. Bisabisanya aku jatuh cinta padamu" Yoongi memandang garang pada Jimin ia tak rela seseorang menecemoohkan Taehyung,"Taehyung orang yang baik dan tulus. Dia rela melakukan apapun agar orang yang dicintainya bahagia" Jimin menyeringai,"Apa peduliku?dia bilang sendiri padaku dia sudah bosan menjalani Hubungan dengan mu dan dia ingin mencari hal baru. Jangan sok tahu tentang hati orang Min Yoongi. Aku takut nantinya kau kecewa karena terlalu percaya pada teorimu tentang orang lain". Yoongi membuang mukanya dan matanya Sendu lagi. Ia juga sebenarnya ragu. Siapa tahu dua tahun ini yang Taehyung lakukan dengan nya adalah kebohongan? Yoongi jadi benar benar ragu bahwa dulu mereka saling mencintai. "Yoongi-ah" yang dipanggil menoleh. Yang ia dapatkan adalah sodoran sesendok bibim yang belum ia habiskan tadi. "Aku sudah tidak selera Jim" "buka mulutmu atau aku Akan membuat mu dipecat dari supermarket tempatmu bekerja" Yoongi mendengus kasar dan membuka mulutnya membiarkan Jimin memasukan sesendok bibim kedalam mulutnya. Terus berulang sampai makanan ditangannya habis. Yoongi meraih botol minum dan meneguknya. Jimin yang memang pendiam memilih bungkam takut makin menghancurkan suasana hati Yoongi. Tak lama handphonenya bergetar. Jimin menggeser layar menekan warna hijau,"Hm?" Jimin melirik Yoongi sebentar dan menyeringai,"aku sedang kencan diatap. Datanglah" Jimin memasukan kembali handphonenya dan mengacak surai darkchoco milik Yoongi yang menatap nya sebal,"Siapa tadi?" Jimin menyeringai lagi,"kau Akan tahu chagii~~" "i'm not yours!" Jimin mendekatkan bibirnya pada telinga Yoongi," i don't care." Clek. Terdengar suara pintu atap sekolah terbuka. Namja itu terkesiap menatap nya tak percaya. "eung apa yang kalian lakukan?" Yoongi melebarkan matanya saat tahu suara Siapa itu. Sialan kau Park Jimin. Ia membuat nya tertangkap basah. "Sialan kau Park babo" Jimin tersenyum penuh kemenangan,"Kemarilah kau. Ada apa ? Aku belum selesai dengan kekasihku jika kau mau tahu". Yoongi menjauhkan tubuhnya dari Jimin dan membenarkan duduk nya. Dia memalingkan muka. Namja tadi mendekatkan dirinya pada Jimin yang sudah berdiri. "kau bilang iya saat aku mengajakmu pulang bersama hari ini Park. Tapi yang Ku lihat kau sedang berselingkuh rupanya. Dan lagi dengan-ah si kecil mungil ini" Yoongi mendengus kasar,"Dia bukan kekasihku Taehyung. Tenanglah. Dia hanya membantuku makan" "Asam lambungmu naik lagi kecil? Kau bisa berakhir di ruang kesehatan jika menunggu Jiminku untuk menyuapimu" baru saja Yoongi bermaksud membuka mulutnya untuk bicara,Jimin sudah lebih dulu menarik Taehyung pergi,"Kajja. Yoongi-ah bereskan bekas makannya dan pulanglah. Aku pergi" Yoongi membuang mukanya (lagi) Ini menyebalkan.
          "Oh kau disini Yoon? Kemana saja tadi? Kami pikir kau di ruang kesehatan?" Hoseok agak terkejut melihat Yoongi tiba-tiba datang dengan wajah lesunya. "Kenapa kau tidak masuk pelajaran Kang-seonsaengnim? Kau dimana tadi?" Kali ini Seokjin mengguncang tubuh Yoongi yang bersandar malas pada meja. "aaah kalian berisik sekali" Hoseok memajukan bibirnya tanda ia tidak mengerti,"Kau kenapa seperti orang gila Yoongi-ah?" Yoongi berdiri dan mengambil tasnya,"kajja kita pulang" Yoongi berjalan menjauhi kedua temannya yang bingung dengan sikapnya. Seokjin memicingkan matanya,"Kau galau ya ? Kau menangis lagi? Aku bisa lihat dari matamu yang semakin tidak kelihatan Min!" Yoongi terus berjalan acuh,dia harus bekerja di supermarket. Jika tidak ia tidak bisa membayar iuran sekolahnya yang cukup mahal.
            Yoongi yang sudah berganti baju dengan seragam supermarket nya berdiri menghadap rak makanan. Lagi-lagi tugasnya adalah mendata,hhhh melelahkan. Yoongi mulai sibuk menulis semua stok persediaan di rak makanan tersebut. "Bisa anda tunjukkan dimana tempat sereal,tuan penjaga toko?" Yoongi merasa suara itu bertanya padanya. Yoongi berdiri dan berbalik. Namja seangkatan nya disekolah. Cucu dari Menteri Pertahanan Negara,Anak Pemilik Sekolah,Adik Ipar sang Kepala sekolah dan orang yang bekerja sama dengan Park Jimin dalam urusan 'mari hebohkan sekolah ini'. Ketua ekstrakurikuler Boxing,18 tahun. Pangeran yang selalu dihadiahi banyak kado dari fans fans alaynya. Jeon Jungkook. "ah jungkook-ssi. Mari saya tunjukan" Yoongi berjalan malas membimbing Jungkook yang bertanya padanya. Setelah sampai Yoongi tersenyum palsu,"disini. Saya permisi" Baru saja Yoongi akan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda , sebuah tangan mencekal nya,"ada apa lagi tuan jeon?" "Apa sereal yang disukai Kim Taehyung?" Yoongi melongo sebentar,"ma-maaf? Saya tidak mendengar nya" Jeon Jungkook memutar bola matanya jengah,"kau kan mantan kekasihnya. Jadi sereal mana yang Taehyung sukai?" Min Yoongi mengangguk bingung dan memperhatikan tiap tiap sereal disana. Ah seingatnya Taehyung tidak suka sereal. "jika Anda mau memberikan Kim Taehyung makanan lebih baik Anda membeli Ramyun,bibimbap,jjajjangmyeon atau worm candy. Kim Taehyung tidak terlalu suka sereal" Jungkook mengangguk,"bawakan aku semua yang kau katakan tadi. Masing masing belikan aku 3 per item. Aku membayar dengan kartu kredit" Yoongi mengangguk dan mulai melakukan apa yang Jungkook katakan.
           "Ini semua untuk Taehyung-ssi?" "Hn. Begitulah" Yoongi semakin penasaran,"apa ini suruhan Jimin?" "Haha kiamat sudah dekat jika ini suruhan Jimin. Aku takkan Sudi melakukan apa yang Jimin katakan itu. Aku hanya ingin saja" Yoongi mengangguk"kenapa Kim Taehyung?" Jungkook memicingkan matanya dan mengambil kantong plastik saat Yoongi selesai mengemas nya,"Kau cerewet" Jungkook pergi setelah membayar. Yoongi hanya mendesah kasar,"dasar anak anak orang kaya! Huh aku menyesal bertanya ini itu padanya tadi" Yoongi melanjutkan pekerjaannya. Ah ia jadi teringat. "Apa benar Jungkook jatuh cinta pada Taehyung? Ah semuanya jadi rumit seperti ini ya" Yoongi merenggangkan jari-jari nya sebelum melanjutkan kembali pekerjaan yang sempat tertunda.

Lost Star (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang