Chapter 12

1.5K 160 12
                                    

      Yoongi berjalan agak cepat. Ia tak mau buang-buang waktu. Ia harus segera pergi bekerja di supermarket. "Yoongi-ah. Berhenti!" Yoongi menengok kebelakang menjawab panggilan Seokjin dibelakangnya. Seokjin sedikit berlari dan menyodorkan kotak makan dan juga jus kalengan. "Kau akan segera pergi kerja kan?" "um begitulah. Aku tak mau terlambat." Yoongi menerima apa yang Seokjin berikan dan memasukkannya kedalam tas sekolahnya. Seokjin mengacak Surai nya,"Jangan terlalu kelelahan. Makan yang banyak. Habiskan apa yang kuberikan padamu itu. Kau tahu porsinya bahkan dua kali lipat." Yoongi tertawa dan mengangguk,"Terimakasih. Aku akan mengembalikan kotaknya besok setelah ku cuci" Seokjin mengangguk mantap,"Pergilah! Aku harus melanjutkan ekstrakurikuler ku didalam" Yoongi mengangguk dan berlari keluar gerbang sekolah. Ah ia rindu berlatih musik bersama rekan-rekannya di ekskul musik. Seokjin bukan member ekstrakurikuler musik sepertinya,ia ketua club melukis yang sering membuat komik sekolah. Ruangan mereka bersebelahan. Itu akan membuat Seokjin secara tak langsung juga menemani Yoongi yang sedang menjalani latihan. Bisanya Yoongi akan bermain piano mengiringi para siswi paduan suara dalam latihan vokal. Klub musik tidak terlalu banyak peminatnya. Karena kebanyakan siswi di sekolah itu lebih menyukai club modern dance,cheerleader,memasak dan fotografi. Yoongi juga bukan ketua club music,dia hanya anggota yang kadang ada kadang tidak ada. Dam seonsaengnim selaku pembina club musik memakluminya. Lagipula Yoongi terlalu berharga jika dibuang begitu saja. Kemahirannya dalam bermain piano tak diragukan lagi. Ia berlatih sejak umurnya 5tahun. Ia mendapatkan hadiah piano klasik di ulangtahunnya yang keempat. Tapi tak berjalan lama. Piano itu terjual dengan harga yang bahkan tidak terlalu mahal karena tragedi yang menimpanya dan keluarganya.

      Jimin terlihat membenarkan kerah sweaternya. Sweater kebanggaanya ini melekat dengan cocoknya ditubuh sixpack Jimin. Jimin menggulung lengan sweaternya 10 cm diatas pergelangan tangannya dan menyisir rambutnya. "I'm perfect and i know it" Jimin memakai topinya terbalik dan menyambar kunci mobilnya. Ia tak sabar menemui kekasih manisnya di supermarket. Jimin tidak membual atau modus untuk menemui Yoongi kok. Ia memang butuh beberapa cemilan beberapa kaleng soda dan beberapa bungkus rokok. Stok rokoknya menipis setelah berpesta pora bersama sahabatnya. Jimin rasa ia juga butuh asupan glukosa untuk tubuhnya,bukan dari gula atau buah-buahan. Tapi dari wajah kekasih gulanya. Ah yang terakhir itu Jimin menggombal hahaha.
      Jimin melajukan mobilnya memecah jalanan Seoul yang sudah hampir malam. Ia ingat apa Yoongi sudah makan atau belum? Dia memutuskan mampir ke sebuah restauran terlebih dulu. Jimin menaruh beberapa kantung keresek di jok belakang mobilnya. Jimin menghitung pesanannya apa sudah benar apa ada yang kurang. "Bulgogi,kimbap,tteokpokki Ah aku melupakan minumnya Haha Yoongi ku akan teriksa karena tersedak" Jimin kembali kedalam restauran dan kembali dengan beberapa minuman yang dibungkus didalam botol plastik,"Teh hijau ini akan menyegarkan pikiran Yoongi,susu akan menetralisir asam lambung Yoongi,jus jeruk akan membuat Yoongi segar. Dan air putih ini errrrr ah Yoongi akan membutuhkannya" Jimin kembali ke kemudi dan melanjutkan perjalanannya. Banyak sekali yang kau beli jim! Itu cukup untuk stok makan Yoongi 3 hari kedepan.

      Yoongi sedang menghitung uang dalam mesin kasir saat ia mendengar suara lonceng tanda ada yang berkunjung ke supermarket tempatnya bekerja. "Selamat datang" Yoongi bergumam sambil tetap menghitung uang ditangannya. "Umm bisakan kau membantuku Min Yoongi-ssi?" Ah suara itu. Yoongi menatap Jimin yang tampak kesusahan dengan banyaknya kantung plastik ditanganya. "Babo! Sampah apa yang kau bawa ke tempatku bekerja?" Jimin mengerucutkan bibirnya protes"Ini makanan untukmu. Kau makan sampah eoh ?" Yoongi mengambil kantong plastik dan menaruhnya di bawah kaki Yoongi. "Ah banyak sekali. Ini untuk tiga hari kedepan Park?" "Aku tidak membawakanmu makanan instan! Makan dan habiskan ini Sebelum basi atau hangatkan untuk sarapanmu besok. Aku ingin belanja untuk keperluan pribadiku. Jangan merindukanku" Yoongi mendelik pada Jimin yang tak membiarkan Yoongi bersuara sedikitpun. "Sana pergi. Aku tak peduli". Jimin Pergi setelah mengacak Surai darkchoco milik Yoongi dan mulai mengambil semua yang ia butuhkan. 

Lost Star (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang