Chapter 24

1.5K 147 58
                                    

HAI I'M BACK🎊🎊🎊🎊
KANGEN GA? *ENGGAAKK
Akhirnya bisa up chapter ini juga YaAllah Alhamdulillah banget. Mumet banget sumpah. Sampe gaada mood sama sekali. Andai aja ada hape yang kalau kita ngomong tuh bisa langsung ngetik gitu kan hahahahaha😂😂😂

Terimakasih sebanyak-banyaknya yang sudah mau menunggu story gajeku ini. I hope kalian gak kecewa😭😭💔

Langsung aja deh

Yu check this one out~~

       Yoongi membuka matanya pelan. Rasanya lemas dan silau. Yoongi mengerjabkan matanya. Yoongi mengedarkan matanya. Putih dan hijau tosca. Hanya itu

.

      Dimana ini? Yoongi ingin bangun namun lemas. Tubuhnya terlalu lemah. Ia putuskan untuk diam. Yoongi mengangkat tangannya menyentuh hidungnya. Apa ini? Selang oksigen? Yoongi lalu mengangkat tangan kirinya. Ada selang Infus disana. Ah Yoongi dirawat di Rumah Sakit? Apa yang terjadi?

Yoongi berusaha berfikir mengingat segalanya. Ah kepalanya sakit.

Blur

Hitam.

Yoongi kembali pingsan.

Namjoon membuka pintu kamar Yoongi saat Jimin membereskan seragamnya dan memasukkannya kedalam ransel. Jimin yang terkejut mendengar suara pintu dibuka menoleh lalu mendapati Namjoon sedang menaruh laptopnya dimeja dekat pintu keluar. Jimin membungkuk hormat lalu kembali melipat bajunya. Namjoon melangkah lalu mendudukkan dirinya disofa. Kamar Yoongi ini VVVIP by the way. Lebay? Biar saja. Namjoon hanya ingin Yoongi dirawat dengan baik dan benar seperti kalian mengisi jawaban saat Ujian nasional.

"Kau melebihi jam besukmu". Ucapnya tajam
"Maaf" balas Jimin.
Namjoon mencebik tak peduli. "Park Jimin?". Jimin menoleh pada suara itu. Itu Suzy yang baru saja selesai mengurus administrasi di receptionist dan berbincang dengan dokter mengenai Yoongi. "Ya Nona?".

"Kau sudah akan pulang?" "Bagitulah nona. Jam besuk saya sudah berakhir 40menit yang lalu". Suzy mengangguk. Suzy melangkah mendekat pada ranjang Yoongi dan mengusap surai Yoongi lembut penuh haru. "Dokter bilang perkembangan Yoongi sangat baik. Ia masih memiliki harapan hidup. Aku yakin ini juga berkat dirimu,Jim. Ah boleh kupanggil begitu kan? Jimin?". Jimin yang tertegun lalu mengangguk ragu. "Dokter bilang Yoongi pasti akan siuman. Dan bila saat itu tiba tolong beritahukan pada orangtuanya ya?". "Saya tidak ingin mengambil resiko". Mata Jimin melirik kode pada Suzy. Suzy mengerti maksudnya. Ia takut Namjoon tidak memperbolehkannya. Jimin saja menjenguk Yoongi setelah Yoongi dirawat selama seminggu. Mendapat izin darinya sangat sulit. Menyelinappun tidak bisa. Selalu saja tertangkap. Namjoon memang memperketat pengawasan guna meminimalisir kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. "Apa maksudmu resiko buruk itu diriku,bocah keturunan Park Bogum yang agung?". Ucap Namjoon sarkastik. "Bukankah begitu?". Tantang Jimin.

Memang tidak pernah ada perkelahian atau adu jotos lainnya jika Namjoon dan Jimin bertemu. Tapi kan bagi Jimin Namjoon adalah musuh terbesarnya. Bagi Namjoon Jimin adalah lalat pengganggu. Jadi meskipun dingin,tetap saja atmosfir diantara mereka sangat amat super duper panas.

"Ah Jiminnie. Jangan khawatir tentang apapun. Orangtua Yoongi pasti akan bahagia mendapati anaknya siuman nanti. Dan peranan orangtuanya juga akan sangat penting dalam masa pemulihan Yoongi nanti. Jadi jika kau mau membantuku ya saat Yoongi sadar nanti tolong bawa orangtuanya kemari. Arasseo?"

   Jimin diam cukup lama. Ia menimang. Ah tapi bukankah semuanya akan dikendalikan oleh Suzy? Karena ia percaya , Jimin mengangguk. "Aku mengerti". Suzy tersenyum manis sekali. Suzy membungkuk dan mengecup kening Yoongi yang terbaring. "Adikku sayang~~ kapan kau akan bangun ha? Kenapa tidur terus? Noona sangat bosan".

Lost Star (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang