Chapter 14

1.3K 159 11
                                    

#Flashback

Yoongi berlari kecil menghampiri Jimin yang sedang melakukan upacara pribadinya. Ia telat lagi hari ini. Jimin melirik Yoongi dengan ujung mata sipitnya. Yoongi mengamati Jimin dengan tatapan aneh antara sebal benci dan kasihan. Jimin mendengus kecil,"mau tambah hukumanku eoh?" Yoongi memajukan bibirnya lucu dan menggeplak kepala Jimin kecil,"Berhenti bicara babo!" "Kau tidak membelaku saat si polisi vampire itu membentak dan menuduhku yang tidak-tidak. Kau tahu sendiri alasanku terlambat!!" Yoongi menunduk merasa bersalah. Ia juga sudah mengatakan hal yang terjadi pada Seokjin mengapa Jimin datang terlambat tapi yang ia dapatkan hanya "Semenjak kau dekat dengan Jimin kau selalu membelanya Yoon! Bersikaplah professional."
Yoongi menurunkan paksa tangan Jimin yang sedang melakukan salute,"sudah!" Jimin memutar bahunya pegal dan berjalan mengacuhkan Yoongi. Yoongi membelalakkan matanya kaget karena Jimin mengabaikannya. "Berhenti" jimin tak berhenti. Yoongi berlari menarik lengan jimin agar berhenti,"berhenti ku bilang". Bukannya berhenti Jimin malah menarik Yoongi berjalan menjauhi lapangan. Sesekali Yoongi meringis karena genggaman Jimin sangat kuat dan keras. Jimin berhenti di loker room boy yang sangat sepi dan mendorong tubuh Yoongi. Punggung Yoongi menabrak loker dan jarak Jimin dari wajahnya hanya beberapa centi. Yoongi terdiam sambil menatap mata jimin dengan tatapan sedih. "Mian hiks". Jimin memeluk Yoongi yang mulai sesenggukan. Yoongi menangis bukan karena cengeng tapi ia merasa sangat bersalah. Seharusnya seisi sekolah ikut berduka. Ibunda Jimin Park Hyeoyeon meninggal dunia karena serangan jantung. Beliau meninggal saat tengah malam empat hari yang lalu. Ia tahu betul, Yoongi dan keluarganya datang kesana. Jimin sangat terpukul karena kehilangan ibunda tercintanya. Penyebab Jimin terlambat hari ini adalah karena Hari ini ibundanya berulangtahun. Karena itu pagi-pagi buta ia datang ke tempat penyimpanan abu ibunya dan menangis sampai pagi.Alhasil membuatnya terlambat masuk selolah.Bukannya mendapat toleransi,dengan berat hati Kim Seokjin harus menghukumnya dan menyuruhnya melakukan salute pada bendera selama 10menit. Yoongi merasa bersalah karena terlambat membela jimin. Jimin menaruh dagunya dipuncak kepala Yoongi dan membelai punggung sempit miliknya. "Aku hanya kesal Yoon. Maafkan aku" Yoongi menangguk. Mereka belum menjadi kekasih saat ini,tapi mereka sudah sangat dekat. "maaf jim" Jimin mengangguk.

Jimin menatap Yoongi dengan intens,"Yoongi. Aku mencintaimu"

"Jiminh" Yoongi terbangun berteriak. Ia memimpikkan kekasihnya. Ia mengedarkan pandangannya berharap yang terjadi kemarin adalah mimpi. Tapi yang ia dapati adalah ia terduduk dikursi dengan kaki dan tangan terikat. Ruangan ini seperti kamar pribadi disebuah apartment karena tampak rapi , minimalis tapi elegant. Yoongi masih tak percaya bahwa ini nyata. Ia hanya belum siap. Yoongi membiarkan airmatanya mengalir lagi. Mulai saat ini Yoongi takkan bisa melihat lagi duo heboh Kim Seokjin dan jung Hoseok,tak bisa melihat mantan kekasihnya yang akhir-akhir ini sering bercerita tentang Jeon Jungkook padanya,tak bisa lagi bertemu teman , guru dan bos tempatnya bekerja. Dan lagi ia TAKKAN BISA MELIHAT orang tua dan kekasih tercintanya. Yoongi bukan dengan senang hati menerima tawaran Kim Namjoon,ia benar-benar tidak mau menjadi mainan ranjang siapapun. Menjadi pembantu rumah tangga saja Yoongi enggan apalagi mainan ranjang. Tapi hanya ini yang bisa ia lakukan untuk meringankan beban orang tuanya. Biarlah ia tersiksa asal orangtuanya baik baik saja.

Lama bergelut dengan lamunan terdengar suara pintu dibuka. Menunjukkan sesosok pria jangkung yang hanya memakai bathrobe memasuki ruangan yang Yoongi tempati. Itu Kim Namjoon.
"Oh kau sudah bangun bitch?" Yoongi hanya mengangguk lemah. Yoongi masih sayang nyawa guys jadi ia jawab saja pertanyaan Namjoon.
Namjoon menuju ruangan kecil di kamar itu. Yoongi yakin itu ruangan wardrobe pribadi milik Namjoon.
Yoongi merasa tangan dan kakinya kebas. Rasanya menyakitkan dan tidak nyaman. Tak lama Namjoon keluar dengan pakaian rapi. Jas merah maroon dengan kemeja putih didalamnya. Ada dasi yang belum terpasang bertengger dibahunya. Yoongi menatapnya takut dan kembali menunduk. Namjoon mendekat pada Yoongi dan menggunting ikatan di tangan dan kaki Yoongi. Yoongi bergetar kecil ketakutan. "Apa yang harus kau katakan jika seseorang membantumu,bitch?" Yoongi terperanjat kecil mendengar sindiran Namjoon. "te-terima kasih" "Tuan!!" Yoongi menunduk dan mengeratkan tautan kedua tangannya,"te-terima ka-kasih Tuan". Namjoon menyeringai kecil dan mengangkat tubuh Yoongi agar berdiri. Yoongi hanya menurut. Ia bingung harus bagaimana. Namjoon mendudukan Yoongi dikasur miliknya dan menyuruh Yoongi menatap wajahnya. "Selamat datang di kehidupanku Min Yoongi. Kau tidak bisa lari seenaknya karena itu siasia". Yoongi makin bergetar ketakutan. Ia tak tahu rasanya mati lebih baik dari ini. "Aku punya aturanku sendiri dan kau harus mematuhinya." Yoongi mengangguk kecil dan kembali menunduk. "Pertama panggil aku Tuan karena kau hanya mainanku. Kedua kau harus melakukan apapun yang aku perintahkan padamu. Ketiga tubuhmu bukan lagi milikmu,kau tahu jelas maksudku. Dan yang terakhir kau hanya milik ku. Kau milik siapa?" Yoongi dipaksa mendongak karena surainya dijambak oleh Namjoon,"milik akh Tuan Namjoon". Namjoon  menyeringai dan melepaskan tangannya dari surai Yoongi. "Satu kesalahan kecil akan menyakitkan bitch! Karena itu patuhilah aku dan jangan coba membangkang. Silahkan saja kabur dari sini jika ingin melihat orang tua mu mati". Yoongi bergetar lalu tangannya refleks menggenggam lengan Namjoon,"Ja-jangan jangan sentuh mereka. Aku akan patuh pada Tuan aku janji tapi jangan sentuh orangtuaku". Namjoon membelai pipi tembam Yoongi lalu menciumnya singkat,"tenanglah baby. Aku takkan melukai mereka selagi kau patuh pada perintahku". Yoongi mengangguk faham. Namjoon membentangkan tangannya,dan Yoongi yang mengerti langsung menyerahkan tubuhnya pada Namjoon meskipun masih takut dan ragu. Namjoon merengkuh tubuh ringkih Yoongi yang sedang menangis kecil. Yoongi sangat takut dan Namjoon tahu itu. Tapi Namjoon suka Yoongi yang penurut dan patuh seperti ini. Ia akan memanfaatkan hal ini. Inu tidak akan susah karena Yoongi akan lebih mudah takluk dan bertekuk lutut pada kuasa Namjoon.

Lost Star (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang