Min Yoongi duduk dengan canggung ditengah keluarga Jimin. Ia meremas ujung kain piyamanya saat beberapa maid menyiapkan hidangan makan malam. Yoongi hanya menunduk malu. Ah wajahnya benarbenar sudah memerah sampai ke telinga. Betapa imutnya :'3. Jimin hanya tersenyum gemas melihatnya sebenarnya dia berusaha mencairkan suasana di meja makan sedari tadi.Hyorin semakin gemas dan memeluk Yoongi yang ada di samping kanannya "Imut sekali eoh". Yoongi hanya tersenyum canggung. Ah diakan lelaki tulen. Yoongi menatap Jimin dengan pandangan berbinar. Jimin terkena diabetes sekarang juga. Yoongi sangat imut seperti anak anjing minta diadopsi. Jimin mencium pipi Yoongi dan menggigit nya kecil. "Berhenti menjadi maniak Min Yoongi,noona. Kau menakutinya!" Jimin melotot pada Hyo-rin. Hyo-rin hanya tertawa gemas dan tetap menciumi pipi Yoongi. Yoongi pusing. Ibu Jimin mengetuk piring dan gelas. Semuanya langsung diam. Sebenarnya Yoongi heran kenapa sejak tadi siang ibu Jimin tidak mengatakan apapun. Apa dia tidak suka padanya? Gawat!
Jimin menyodorkan sepiring bulgogi pada Yoongi. Ia sangat tahu Yoongi sangat suka daging. Yoongi makan dengan pelan,hei dia tahu tatakrama ya. Hyo-rin menyendokkan nasi dengan kimchi sayur dan mengarahkannya ke mulut Yoongi,"Kau harus coba ini Yoongie. Ayo open your mouth,aaaaa" Yoongi melihat Jimin sekilas dan membuka mulutnya. Yoongi tidak terlalu suka kimchi sayur. Catat itu! "Bagaimana rasanya? Enak kan" Yoongi tersenyum dan mengangguk. "Cepat habiskan makanan mu. Kau harus minum obat,yoon" Apa lagi yang bisa ia lakukan selain patuh?
Yoongi duduk ditepian kasur. Sebenarnya ia ingin pulang tapi Seokjin melarangnya. Tadi ia menelfon Yoongi dan menanyakan kabarnya. Dan itu semua berakhir dengan omelan yang melarang Yoongi pergi dari Jimin. Ia sendirian tiap malam Minggu. Eomma dan Appanya akan membuka kedai 24jam. Yoongi sempat menentangnya. Tapi Seokjin adalah pribadi kakak yang galak,Yoongi kalah telak tentu saja. Akhirnya ia mengiyakan anjuran Jimin untuk menginap. Sehari saja kan? Jimin menutup pintu dan tersenyum melihat Yoongi duduk melamun. Jimin menaruh gelas dan bungkus obat untuk Yoongi dimeja lalu ikut duduk di samping Yoongi. Yoongi menoleh malas padanya dan tersenyum tipis sekali. Jimin merangkul bahu Yoongi,"Aku kan tidak menculikmu?" "Hm. Aku hanya masih kaget. Maaf karena sering melamun" Yoongi tersenyum pada Jimin dan mengarahkan matanya pada Gelas dan bungkusan obat. "Itu untukku?" Jimin mengangguk dan mulai membawanya. Ia menyodorkan dua buah pil obat dan gelas air minum. Yoongi membuka mulutnya membiarkan Jimin menyuapinya. Yoongi segera meneguk air itu. Jimin mengacak Surai Yoongi,"Anak baik hahaha" Yoongi mengerucutkan bibirnya , "Aku kan harus cepat sembuh. Tidak ada waktu untuk sakit kau tahu" Yoongi melempar tubuhnya pada bantal dan memakai selimut. Jimin mencubit pelan pipinya,"Calon kekasihku yang manis uuuuhhh~~" "Jangan memanggil ku begitu Park! Kau bisa mati karena tinjuanku." "Oh ya? Apa aku harus takut? Wow aku takut" Jimin memasang ekspresi pura-pura takutnya dan itu menjijikan bagi Yoongi. "Hentikan itu Babo!" Jimin dan Yoongi terdiam sejenak. Sampai akhirnya Jimin berdehem. "Aku bisa kan jadi temanmu? Teman saja sudah cukup kok" Yoongi bukan tidak mau menjadi temannya. Dari awal Yoongi menganggapnya teman kok. Hanya saja Tempo hari Taehyung menyuruhnya menjauhi Jimin. "Aku tidak tahu" Jimin mendecih"Bahkan setelah aku menyelamatkanmu kau tetap tidak mau men-" Yoongi menutup mulut Jimin dengan bantal,"Ya ya ya. Kita berteman. Terimakasih banyak kawan. KAU PUAS EOH?" Jimin tertawa kecil dan mengangguk mantap " Tentu saja" Yoongi mengalihkan pandangannya ke jendela. "Jimin-ah" "Hm?" "Kalau bukan berkat kau dan Jungkookie maka aku akan berakhir mengerikan. Terimakasih" Jimin menarik Yoongi , menaruhkan kepala Yoongi pada dada bidang miliknya. "Berhenti bilang Terimakasih. Aku bosan" Yoongi mengangguk acuh. "ibumu tidak menyukaiku ya?" "Jangan so tahu" "Buktinya sejak tadi siang dia tidak mau bicara apapun padaku" Jimin diam cukup lama. Pelukannya pada bahu Yoongi mengerat. Yoongi mengernyit bingung lalu mendongak menatap wajah Jimin diatasnya,"Jim?" Jimin memandang kosong dinding kamarnya"Ia bukan tidak mau bicara Yoon. Ia hanya tak bisa" Yoongi mengerucutkan bibirnya semakin bingung "Maksudmu?" "ibuku memang terlahir bisu kok" Mata Yoongi melebar bulat. Ia salah mengatakan hal ini. Sial dia menghancurkan suasana. Yoongi mengeratkan pelukannya,"Maaf" Jimin mendesah lelah. Ah hidup memang penuh warna dan rasa. "Sudahlah kita tifur. Kajja" Yoongi memukul lengan Jimin , "Yak! mesum. Tidur saja dikamar lain. Rumahmu kan luas Jim!" Jimin memajukan bibirnya tidak suka "Ini kamarku Min ! Diamlah. Lagipula kasurnya cukup untuk kita" Yoongi menunjuk wajah Jimin nyalang "Berani kau tidur satu kasur denganku,ku pastikan kau tidak akan bisa melihat hari esok karena aku akan mencongkel matamu. Kau faham?" Jimin mengangguk takut. "Fine aku tidur di sofa tapi jangan usir aku dari kamar ini oke? Aku tidak nyaman di ruangan lain selain disini" Yoongi memicingkan matanya "Deal". Jimin mengambil selimut dan neckpillow dari lemari lalu membaringkan tubuhnya di sofa. "Jaljayo chagi-ya" Yoongi membalikkan tubuhnya membelakangi Jimin. Ah ia tidak peduli.Yoongi bergerak gusar dan tak nyaman. Ia melihat jam dinding. Ini tengah malam. Yoongi mendengus kasar. Ia tak bisa tidur. Yoongi melihat Jimin yang sedang tertidur lelap. Wajahnya yang tampan dengan rahang yang tegas hidung mancung dan mata yang tajam membuat Yoongi terpukau. Wajahnya berkilau diterpa lampu tempel kamar didekatnya. Wajah si pembuat onar ini benar-benar tampan saat tidur. Sangat damai , berbeda dengan saat ia bangun. Ah wajahnya memuakkan. Yoongi menggigit bibir bawahnya dan berjalan memeluk guling mendekati Jimin. Yoongi benci mengakuinya tapi ia takut. Yoongi tak bisa tidur jika lampunya gelap. Yoongi menatapi Jimin. Tidak lama hanya 2 menitan. Lalu Yoongi menusukkan telunjuknya ke pipi Jimin,"Jiminnie" Jimin tak bergerak. Lagi Yoongi melakukannya,"Jiminnie bangunlah" jimin menggeliat tak nyaman. Yoo mencubit hidung Jimin agar ia tak bisa bernafas,sontak Jimin langsung terbangun. "ada apa eung? Ini kan masih pagi" Yoongi menggenggam kain celana Jimin yang sedang duduk. "ayo tidur di kasur" Jimin mengucek matanya dan hanya bergumam,"Hm kau yakin?" Yoongi mengangguk. "Tapi syaratnya kau tak boleh matikan lampunya. Aku tidak bisa tidur jika gelap." Jimin mengangguk dan menekan saklar. Yoongi membuang nafas lega. Yoongi menarik tangan Jimin menuju kasur. "Jaljayo lagi Yoongie. Aku benar-benar ngantuk" Yoongi mengangguk dan mulai memejamkan matanya bersama Jimin. Tenang saja mereka dihalangi oleh dua buah guling kok hahaha setidaknya sampai mereka tak sadar dan jadi saling peluk khekhekhekhe. Ah Park Jimin. Setidaknya berterimakasihlah pada Heechul. Tanpanya kejadian ini takkan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Star (MinYoon)
FanfictionKisah cinta seorang Min Yoongi tidak pernah mulus. Dia harus berpisah dengan kekasih tercintanya,Kim Taehyung yang ternyata sedang mengejar namja lain-Park Jimin. Saat Jimin mencintai yoongi dengan hangat,Yoongi hilang. Dan Kakak Taehyung lah yang a...