***
Alunan musik terdengar dari sebuah mp3 milik anak laki-laki itu.
Lagu dari Marshmello – alone, menemani kesunyiannya hari itu.
Nada yang terdengar saling bertautan membuatnya tak henti-hentinya menganggukkan kepala.
Sudah lebih dari satu botol ia menenggak minuman yang memabukkan itu. Hingga kini tak mampu lagi ia membopong dirinya sendiri untuk berjalan normal.
Gaga melangkahkan kakinya keluar, menyusuri lorong yang disinari lampu tidak terlalu terang. Ia mengambil kunci mobil dari dalam sakunya. Dengan gontai ia berusaha berjalan dan mempertahankan dirinya untuk berdiri tegak.
Namun, efek dari beer yang ia minum nyatanya tak mampu lagi ia elak. Perlahan ia membiarkan tubuhnya terjatuh mengenai tanah. Tepat sesaat sebelum ia membuka pintu mobilnya.
-
Gaga terperangah kaget saat ia menyadari bahwa ruangan ini bukanlah kamarnya.
Dengan kepala yang masih terasa berat, ia berusaha menyadarkan diri. Melihat sekeliling dengan raut wajah bingung menahan pusing.
Sesekali ia memijit pelipisnya untuk mengurangi pusing yang dirasa.
Sampai suara derap langkah yang masuk ke ruangan itu pun membuyarkan lamunannya.
"Udah sadar?" ucap seorang perempuan dengan gaya rambut diikat dan berpakaian rapih.
Perempuan itu terlihat seperti sedang menyusun mangkuk berisikan bubur diatas nakas. "Kemarin lo pingsan di depan bar, keliatannya lo abis minum banyak sampe mabuk berat kayak gitu," lanjutnya, tanpa menoleh ke arah Gaga.
Gaga masih terdiam. mendengarkan setiap kata yang terucap dari perempuan yang masih membelakanginya.
"Kunci mobil lo ada disamping nakas tempat tidur, mobil lo ada dibawah," perempuan itu terus berucap tanpa sedikitpun memperdulikan Gaga yang diselimuti rasa bingung.
"Lo –"
"Gue harus pergi ke kampus. Kalo ada perlu apa-apa, lo bisa minta bantuan Mba Ijah," perempuan itu berbalik ke arah Gaga dengan menyibakkan beberapa helai rambutnya ke belakang telinga.
"Makasih," Gaga berujar dengan sangat pelan.
Tanpa menjawab ucapan terimakasih dari Gaga, perempuan itu berjalan keluar kamar. Baru sampai diambang pintu, ia berucap lagi, "Oh, ya. Baju lo masih dijemur belom kering. Kalo mau pulang pake baju itu gak apa-apa."
Gaga tersentak kaget.
Ia baru menyadari kalau baju yang ia kenakan ini juga bukan miliknya.
Perempuan itu meninggalkan Gaga dengan banyak pertanyaan didalam kepalanya. Membuatnya juga bertanya-tanya siapa perempuan barusan?
"Dia gantiin baju gue semalem?" gumamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven
Teen Fiction"Aku punya seribu keinginan, salah satunya adalah membahagiakanmu."