#4

27.2K 1K 1
                                    

***

Seperti biasa, tangan kanan Gaga memegang sebotol beer, dan yang kiri berada pada pinggul seorang wanita malam.

"Honey, i miss you," ujar wanita itu penuh gairah.

"I miss you, too, Baby."

"I want you, tonight," goda wanita itu pada Gaga yang sudah separuh kehilangan kesadarannya.

"Of course, Baby. Let's do it."

Gaga pun merangkul wanita itu. Dan, sang wanita berjalan seraya membopong tubuh anak laki-laki yang ada disampingnya itu.

Setelah mereka tiba di sebuah ruangan yang tidak begitu terang, wanita itu mulai melucuti satu per satu helai bajunya. Pun, begitu Gaga. Hingga akhirnya keduanya terbaring diatas tempat tidur yang sama.

-

"Ma, i miss you," ucap Gigi pada suara disebrang sana yang terlihat juga merasakan hal yang sama.

"I miss you, too, Gi. Gimana disana?"

"Everything going to be alright."

"Good."

"Ya."

"Did you fallin' in love?"

Gigi menghela nafasnya,"Nope. Why you ask –"

"Just feeling, my love."

Mendengar pertanyaan Ratna, Gigi langsung mengingat Gaga.

"Remember, Gigi. Kamu gak boleh jatuh cinta sama sembarangan laki-laki."

"Iya, Ma."

"Jauhin laki-laki pemabuk. Apapun alasannya."

"Iya, M –"

BRAK.

Bersamaan dengan itu, terdengar suara pintu rumahnya terbuka dengan kasar.

"Gi, are you okay?," suara paruh baya dari sebrang sana terdengar khawatir.

Gigi berlari keluar kamar, mendapati Gaga yang tengah tergeletak di ambang pintu rumahnya.

"I'm okay, Ma. I call you later. I have a bussiness. Love you." Gigi menutup telfonnya dan berlari menghampiri tubuh yang sudah tak berdaya itu.

"What the h.." Gigi mergerutu saat mendapati bau alkohol, lagi, dari tubuh anak laki-laki itu. "Again?"

Gigi membopong anak laki-laki itu ke dalam kamar tamu di rumahnya. Seperti malam itu, ia merawat anak laki-laki itu sampai tersadar dan menggantikan bajunya.

Lagi.

UnforgivenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang