***
Perempuan dengan sepatu boots kesayangannya itu berjalan melewati pasang mata yang sejak tadi memperhatikannya.
Sesekali ia tersenyum kepada beberapa orang yang memanggil namanya. Lalu, kembali berjalan.
Jalannya yang begitu anggun, senyuman manis bak sirup marjan yang ia miliki, dan tatapan matanya bak elang yang tajam membuat perempuan itu selalu menjadi pusat perhatian mahasiswa kampus Gemilang.
"Gi."
Perempuan itu menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya.
"Morning cantikku." Seorang laki-laki berhasil mendaratkan tangannya ke bahu perempuan itu.
"Modus."
"Serius. Lo itu perempuan paling cantik yang pernah gue temuin," goda laki-laki itu sambil terus melangkahkan kaki menyamakan langkah dengan sang perempuan.
"Hai, Gi," sapa beberapa anak perempuan di kantin yang duduk bergerombol sambil mengayunkan tangannya ke arah Gigi.
Yang disapa langsung bergegas menghampiri.
"Gi, nanti pulang bareng 'kan?" teriak laki-laki itu dari kejauhan.
Gigi menoleh sambil mengangkat kedua bahunya, lalu terus berjalan.
"Cie so sweet banget pagi-pagi udah pacaran," goda Anne.
"Apaan sih. Dion kan –"
"Temen. Iya, temen. Kita tau kok," sergap Vika.
"Nah, tuh tau."
"Temen tapi rangkul-rangkulan, eaa."
"Ih, kalian..." Gigi mengerucutkan bibirnya. Dan, kedua temannya hanya tertawa.
"Btw, kemana aja lo jam segini baru dateng? Tumben."
Gigi mengembangkan senyumnya,"Biasa, nyari pokemon dulu tadi."
"Ye, dasar."
"Eh, Gi. Nanti abis kampus nonton yuk di rumah lo. DVD-an."
"Ih, iya iya iya. Kan kita udah lama gak nongkrong di rumah lo tuh."
"Hmm, boleh kok boleh."
-
"Halo, Baby. Maaf ya baru ngabarin. Kenapa? Iya, maaf semalem aku ngilang tiba-tiba. Apa? Iya, aku baik-baik aja kok. Huh? Nanti malem? Oke oke, kamu kirimin aja alamatnya ya. See you, sayang." Gaga menutup telfonnya.
Laki-laki itu berjalan ke arah dapur mengambil secangkir minuman. Lalu, berjalan ke arah ruang tamu. Ia duduk disofa, sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja. Duduk bersandar sambil bertelanjang dada.
TING.
Gaga menoleh penuh antusias kala bel rumah bernuansa putih itu berbunyi. Ia berjalan menghampiri pintu dan membukanya.
"WHAT THE...." Sontak kedua perempuan yang ada didepan pintu itu langsung berteriak saat melihat sosok laki-laki tengah bertelanjang dada dan bertatto di bagian leher dan tangan kanannya.
Gaga hanya menatap mereka bingung.
Gigi langsung berlari menghampiri kedua teman perempuannya. "Kalian kenap –"
Gigi terperangah kaget mendapati Gaga masih ada didalam rumahnya. "Lo? Ngapain masih disini? Bukannya..." ujarnya seraya mengacungkan jari telunjuk ke depan wajah Gaga.
Gaga diam tak berucap.
"Gi, ini siapa?" tanya Vika bingung.
"Iya, Gi. Ini siapa? Maling, ya?" sambar Anne.
"Gi, lo gak macem-macem sama cowok ini 'kan?"
"Gi, jawab!"
"Iya, gue siapa?" celetuk Gaga asal sambil menunjuk wajahnya sendiri.
Gigi menghela nafasnya kasar. "It's a long story. I'll tell you later."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven
Teen Fiction"Aku punya seribu keinginan, salah satunya adalah membahagiakanmu."