KDKDD-16

111 6 0
                                    

KU DENGANNYA KAU DENGAN DIA PART 16
Keesokan harinya .. Afgan dan Raisa pun langsung mengikuti rencana Bilqis untuk memakai kursi roda di rumah pohon dan sementara Bilqis bilang kalo dia udah buat Raisa jadi lumpuh.
"Teh, aku udah buat Kak Raisa celaka dan dia lumpuh total kata dokter."ucap Bilqis yang langsung ketok-ketok laci yang ada di depan mata.
"Bagus tapi kamu ngapain ketok-ketok laci coba?"tanya Isyana heran.
"Gak papa kok teh .. lagi gak ada kerjaan aja makanya ketok-ketok laci teh."jawab Bilqis yang agak bingung mau jawab apa.
"Oh .. Ini Afgan sama Raisa ngajak ketemuan nih di rumah pohon .. Gue duluan ya de?"ucap Isyana yang merasa puas banget.
"Hmmmm."ucap Bilqis yang langsung kasih tahu Afisa.
Isyana pun langsung pergi menuju rumah pohon untuk menemui Afgan dan juga Raisa.
Bilqis pun langsung mengikutinya dengan menaiki sepeda dan lewat jalan pintas menuju rumah pohon.
#Rumah_Pohon
"Yang, pegel juga ya duduk di kursi roda."ucap Raisa yang mulai gak betah pake kursi roda.
"Sabar dikitlah sayang .. Ingat ya kita nanti pura-pura berantem gitu?"tanya Afgan.
"Iya sayang."jawab Raisa.
Tiba-tiba Bilqis datang duluan sebelum Isyana sampai di rumah pohon.
"Kak .. Udah pasang cctv kan di dekat rumah pohon?"tanya Bilqis pada Afisa.
"Udah kok Bilqis tenang aja .. Itu mobilnya Syana .. Bilqis cepat kamu naik ke atas rumah pohon nanti ketahuan lagi sama kakak kamu."jawab Afgan pada Bilqis.
"Ok Kak .. Tapi sepeda aku gimana?"ucap dan tanya Bilqis yang langsung menaiki tangga rumah pohon.
"Sepeda kamu kakak masukin ke mobil kakak dulu deh."jawab Afgan yang langsung memasukkan sepeda Bilqis ke mobilnya.
Isyana pun sampai di rumah pohon dan langsung memarkirkan mobilnya .. Isyana pun langsung menghampiri Afisa.
"Hai Gan Sa .. Tumben kalian minta ketemuan segala? Sa lo kenapa jadi kayak gini?"tanya Isyana yang penuh dengan kepuasan melihat Raisa lumpuh.
"Gue kemarin ditabrak orang terus kata dokter gue lumpuh total Syan."jawab Raisa sambil mengetok-ngetok tangan di belakang badannya.
"Gue turut prihatin Sa .. Gue doain supaya lo suatu saat nanti bisa jalan."doa Isyana.
"Sebenarnya sih gue pengen lo gak bisa jalan selamanya Sa .. Kenapa? Karena lo udah buat Afgan jadi cinta sama lo di saat gue sama dia udah tunangan dan lo ngancurin semua impian gue Sa."batin Isyana yang sudah dipenuhi kedendamannya itu.
"Oh iya Syan .. Lo kok gak pernah jengukin Bian sih?"tanya Afgan.
"Iya soalnya gue lagi banyak tugas jadi gak bisa jenguk deh tapi hari ini gue mau jenguk kok Gan."jawab Isyana.
"Oh gitu .. Bagus deh."jutek Afgan pada Isyana.
"Kenapa Afgan jadi jutek gitu sih sama gue? Padahal gue udah senyum ke dia tapi kayak yang percuma gitu aja."batin Isyana.
"Yang, kamu lupa ya? Kalo hari ini kan kita harus ke Bandung."ucap Afgan.
"Iya tapi kan kita udah batalin pemotretan sayang."ucap Raisa yang pura-pura nyolot.
"Ya gak usah nyolot kali ngomongnya .. Biasa aja dong."ucap Afgan yang juga pura-pura nyolot.
"Lah itu kamu juga nyolot kan? Sama aja dong."ucap Raisa yang pura-pura cuek sama Afgan.
"Iya terserahlah tapi kita ke Bandung tuh bukan soal pemotretan tahu."ucap Afgan.
"Soal apaan dong kalo bukan soal pemotretan?"tanya Raisa.
"Surprise deh pokonya buat kita dari teman aku."jawab Afgan.
"Guys, gue duluan ya? Gue mau ke rumah sakit dulu nih habis itu gue juga harus kerjain tugas kuliah yang numpuk nih .. Bye."pamit Isyana pada Afisa.
"Take care Syana."ucap Afisa kompak.
Isyana pun pergi meninggalkan Afisa di rumah pohon dan menuju rumah sakit untuk mencelakakan Bian lagi.
#Rumah_Sakit
Isyana pun sampai di rumah sakit dan langsung menuju ICU .. Tanpa disadari oleh Isyana di satu sisi ICU itu ada cctv yang sengaja dipasang oleh Afgan.
Isyana pun mengeluarkan suntikan dari dalam tasnya dan terekam di cctv .. Suntikan itu pun langsung disuntik ke infusannya Bian dan alhasil Bian pun kejang-kejang.
"Sorry Bi .. Semua ini gara-gara abang lo jadi gue terpaksa ngelakuin ini."ucap Isyana yang langsung menekan tombol untuk memanggil suster dan dokter lalu Isyana pergi begitu saja tanpa ada yang mencurigainya.
Dokter dan suster pun langsung menuju ICU .. Dokter pun langsung menyuntik obat penenang.
"Suster, kita lakukan general check up sekarang juga buat pasien Bian .. Saya yakin pasti ada yang meracuninya."pinta dokter.
"Baik Dok."ucap suster.
Bian pun menjalankan general check up keseluruhan.
#Ruang_
"Suster benar dugaan saya .. Ditubuhnya ada racun yang membuat tubuh pasien Bian ini kejang-kejang .. Hubungin keluarganya dan siapkan ruang operasi juga untuk mengeluarkan racunnya.
"Baik Dok."ucap suster yang langsung menghubungi keluarga pasien Bian.
Suster pun langsung menghubungi keluarga pasien Bian lebih tepatnya menghubungi Afgan.
#On_Call
"Hallo selamat siang, kami dari rumah sakit mau memberikan kabar bahwa pasien yang bernama Bian itu harus segera dioperasi."ucap suster.
"Apa? Dioperasi? Emangnya adik saya kenapa sus?"tanya Afgan pada suster.
"Karena ditubuh adik anda ada racun dan tubuh adik anda kejang-kejang."jawab suster.
"Ok saya dan keluarga saya segera ke sana .. Terima kasih sus atas kabarnya."ucap Afgan.
"Sama-sama Mas."ucap suster yang langsung menutup telfonnya.
#End_Call
"Yang, kita ke rumah sakit sekarang dan kamu bisa gak hubungin mama papa aku untuk kasih kabar Bian ya?"ajak dan pinta Afgan pada Raisa.
"Iya sayang .. Aku udah kasih tahu nih."Ok .. Ayo Bilqis kita ke rumah sakit sekarang."ajak Afisa kompak.
"Ok Kak .. Tungguin."ucap Bilqis yang langsung menuruni anak tangga rumah pohon.
Afisa dan Bilqis pun langsung berangkat ke rumah sakit begitu juga kedua orangtua Afisa.
Tak berapa lama mereka semua pun sampai di rumah sakit dan Pak Loyd pun langsung menandatangani surat pernyataan untuk operasi.
Tak berapa lama Bian pun dibawa ke ruang operasi untuk pengangkatan racun yang ada di dalam tubuhnya.
Sementara Bilqis mengambil kamera tersembunyi yang ada di dalam ICU.
Bilqis pun mengajak Afisa ke taman rumah sakit untuk memperlihatkan hasil rekaman di kamera tersembunyi yang terpasangan di ICU.
#Taman_RS
"Kak Yaya Kak Afgan nih lihat deh yang ngeracunin Kak Bian itu teh Syana."ucap Bilqis yang menunjukkan hasil rekaman tersembunyi mereka bertiga di laptopnya Bilqis.
"Ya Allah Syana kenapa jadi kayak gini sih? Bukannya dia udah ikhlasin Afgan buat aku tapi kenapa jadinya Bian yang kena? Apalagi sekarang Bian tuh harus koma dan jalanin operasi karena ulah cewenya sendiri."ucap Raisa yang tak percaya Isyana berubah drastis.
"Sabar sayang .. Calm down .. Justru kita sebagai sahabatnya harus menyadarkan Syana untuk mengubah rasa dendam itu sayang."ucap Afgan yang menenangkan hati Raisa.
"Iya tapi kenapa harus Bian yang jadi korbannya, yang? Kenapa gak kita aja gitu? Dia kan dendamnya sama kita bukan sama Bian, sayang."ucap Raisa yang mulai mengalir deras air matanya.
"Ya aku juga tahu sayang .. Udah jangan nangis lagi dong .. Aku gak mau kamu terbebani oleh masalah ini .. Mana senyumnya? Tenangin diri kamu sayang."ucap Afgan yang memeluk Raisa agar lebih tenang.
"Gimana kita mau nikah sayang? Kalo di kehidupan kita ada yang dendam dengan kita dan dia ingin menghancurkan semuanya?"tanya Raisa yang terus menangis di dada Afgan.
"Iya kamu tenang dulu .. Kita akan pikirkan semuanya agar hubungan kita baik-baik aja dan gak akan ada orang yang menghalangi cinta kita."jawab Afgan yang memegang wajah Raisa lalu mencium keningnya.
Pagi berganti siang, siang berganti sore, sore berganti malam dan setiap harinya akan terus berganti hingga tak terasa sudah satu tahun Bian tak sadarkan diri di rumah sakit.
#Rumah_Sakit
"Hey, enak banget sih lo tidur mulu .. Ini udah setahun lo terbaring lemah seperti ini .. Sampai-sampai pernikahan gue harus ditunda demi kesembuhan lo Bi."ucap Afgan yang terus berusaha mengajak Bian bicara.
"Sayang, sarapan dulu nanti kamu sakit loh."ajak Raisa yang datang membawakan sarapan untuk Afgan.
"Makasih ya sayang .. Oh iya gimana soal masalah Syana? Apa dia udah balik ke London?"tanya Afgan pada Raisa.
"Iya Syana udah balik ke London dan dia nitip surat ini untuk kita .. Aku belum buka suratnya kok."jawab Raisa yang memberikan surat dari Isyana.
Surat itu pun dibuka oleh Afgan dan membacanya bareng Raisa.
"Dear Afgan dan Raisa,
Maafin gue karena gue udah jahat banget sama kalian apalagi Bian .. Gue emang gak pantes di samping Afgan karena gue jahat, sekarang gue udah sadar kalo gue emang gak cinta sama Afgan dan gue mau kalian menikah .. Berbahagialah tanpa kehadiran gue .. Gue udah sadar kalo gue gak bisa tinggal di Indonesia lagi makanya gue putusin untuk menetap di London. Gue titip Bian ya .. Gue gak bisa ada di sampingnya.
Isyana."
Air mata Raisa pun mulai membasahi pipi cantiknya.
"Yang, itu tangan Bian bergerak."ucap Raisa yang melihat tangan Bian bergerak.
"Tunggu kita panggil dokter dulu."ucap Afgan yang langsung menekan tombol pemanggilan dokter dan suster.
Tak berapa lama dokter dan suster pun datang ke ICU.
"Ada apa ya panggil saya?"tanya sang dokter.
"Tadi tangan adik saya bergerak Dok .. Tolong diperiksa Dok."jawab Afgan pada sang dokter.
"Ok saya periksa dulu."ucap sang dokter yang langsung memeriksa Bian.
"Alhamdulillah pasien sudah melewati masa kritisnya tapi pasien emang belum siuman."sambung sang dokter.
"Alhamdulillah."ucap Afisa kompak.
"Terima kasih Dok."sambung Afgan pada sang dokter.
"Sama-sama Mas .. Saya permisi dulu."ucap sang dokter.
"Baik Dok."ucap Afisa pada sang dokter.
Dokter dan suster pun keluar dari ruang ICU.
"Bii setidaknya lo udah lewatin masa kritis tapi kapan lo sadarnya sih? Kasian mama sama papa khawatir banget sama lo bahkan mereka itu sakit mikirin kondisi lo yang kayak gini."ucap Afgan yang masih berusaha mengajak Bian bicara walaupun direspon air mata yang keluar dari mata tertutupnya.
Bian pun pelan-pelan membuka matanya dan siuman dari koma yang sangat panjang.
"Aku dimana?"tanya Bian yang masih samar-samar.
"Lo di rumah sakit Bii."jawab Afgan yang langsung memberi kabar pada kedua orangtuanya.
"Kalian siapa ya? Apa kalian keluarga saya?"tanya Bian.
"Iya gue abang lo .. Lo masa lupa sih sama gue?"jawab dan tanya Afgan yang langsung menekan tombol pemanggilan dokter dan suster.
Tak berapa lama dokter dan suster pun datang ke ruang ICU.
"Dok, adik saya kenapa jadi lupa sama saya ya? Apa dia amnesia Dok?"tanya Afgan panik.
"Tunggu saya periksa dulu."jawab sang dokter.
Dokter pun memeriksa kondisi Bian dan mengatakan sesuatu.

BERSAMBUNG..

KU DENGANNYA KAU DENGAN DIAWhere stories live. Discover now