KU DENGANNYA KAU DENGAN DIA PART 17
Dokter mengatakan kalo Bian menderita amnesia untuk sementara waktu. Semenjak kehilangan ingatannya Afgan dan Raisa beserta orangtua merekalah yang membantu Bian untuk mengingat kembali secara perlahan.
Afgan dan Raisa sedang menemani Bian di rumah sakit. Raisa menyuapi Bian bubur. Sedangkan Afgan memperlihatkan album foto keluarga mereka.
"Kalo kepalanya sakit bilang ya? Jangan dipaksa. Ok?"ucap Afgan lalu disertai anggukan dari Bian.
"Nah ini foto kita berdua waktu kamu dapat penghargaan rekor muri mencium bau kentut ribuan orang dalam waktu 5 jam :v ingat gak?" sambung Afgan.
Bian hanya menggelengkan kepala.
"Udah dong sayang, Biannya mau makan jangan diganggu."protes Raisa lalu menyuapi Bian. Afgan hanya cengegesan dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
**********
Sedangkan di London .. Isyana sedang melamun ditaman kampus, dibawah pohon yang rindang sambil melihat foto dirinya dengan Bian,Raisa dan Afgan. Tak sadar air matanya pun menetes.
Theana melihat Isyana. Ia pun pergi menghampiri Isyana.
"Hey."ucap Theana yang mengagetkan Isyana. Isyana terkejut.
"Astagfirullah Theana."ucap Isyana sambil mengelus-elus dadanya.
Theana duduk disamping Isyana.
"Ada masalah ya? Cerita sini sama gue."tebak Theana.
"Gak kok. Gue kangen keluarga gue aja."jawab Isyana lalu pergi meninggalkan Theana.
"Gue tau lo bohong Syan."batin Isyana.
********
Di Bali Raihan pun sama. Ia merasakan hal yang sama dengan Isyana. Ia melamun ditepi Pantai Kuta menikmati sunset.
"Setahun kita gak ketemu Sa, gue kangen."lirih Raihan. Ia sangat merindukan sosok Raisa. Ia bisa saja bertemu dengan Raisa. Tapi dia takut untuk bertemu Raisa. Ia takut kalo dia makin gak bisa melupakan Raisa dan merelakanya dengan orang lain.
*********
Kembali kepada Bian, Raisa dan Afgan. Seminggu kemudian Bian pulang dari rumah sakit dengan didorong afgan menggunakan kursi roda. Ketika Raisa membuka pintu rumah. Orangtua Bian dan Afgan muncul.
"Selamat kembali ke rumah jagoan mama papa."ucap orangtua Bian dan Afgan kompak.
Bian hanya tersenyum sambil melihat ke sekeliling rumah.
"Gan,tolong bawa Bian ke kamarnya ya? Mama mau siapin makan dulu."ucapnya lalu pergi menuju dapur.
"Iya Ma."jawab Afgan lalu membawa Bian ke kamarnya dan diikuti oleh Raisa.
Setelah sampai dikamar Bian. Bian dibantu Afgan berdiri untuk ke tempat tidurnya dan berbaring.
"Kamarku?"tanya Bian sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya bawel."jawab Raisa sambil menyimpan tas yang dia bawa. Bian melihat ke sekeliling kamarnya. Pandangannya tertuju melihat bingkai foto yang terdapat fotonya yang sedang mencium kening Isyana. Afgan melihat apa yang dilihat Bian. Afgan pun mengambil bingkai foto itu dan memberikanya pada Bian.
"Cewe ini namanya Isyana, pacarmu,dia sekarang sedang kuliah di London."jelas Afgan pada Bian.
"Isyana? Pacar?"Bian mencoba mengingat tentang Isyana. Ia memegang kepalanya.
"Aaarrggghhh."serangnya ketika merasakan rasa yang teramat sakit dikepalanya.
"Bian kamu kenapa? Sa obat Bian Sa cepat."panik Afgan sambil mencoba menenangkan Bian. Raisa mencari obat Bian dan diberikan pada Afgan.
Lalu Afgan memberikan obatnya pada Bian dan Bian meminumnya. Perlahan sakitnya hilang. Bian berbaring lalu diselimuti oleh Afgan.
"Istirahatlah."ucap Afgan lalu pergi keluar kamar bersama Raisa.
**********
Di depan kamar Bian. Raisa menangis sambil memeluk Afgan.
"Aku gak tega lihat Bian begitu Gan."ucap Raisa dalam tangisnya. Afgan membalas pelukan Raisa lalu mengelus rambut Raisa.
"Sabarlah, ini hanya sementara."jawab Afgan lalu mengecup kening raisa dengan lembutnya.
**********
Deva memeluk Theana dari belakang. Theana yang sedang memasak pun terkejut sampai tangannya luka terkena pisau.
"Awwww."rintihnya.
Deva melihat tangan Theana yang terluka lalu ia emut jari tangan yang terkena pisau itu. Deva menghisapnya dengan penuh kasih sayang. Theana melihatnya melihat bukti cinta Deva padanya.
"Masih sakit gak?"tanya Deva menatap mata Theana sambil meniupi luka itu. Theana menggelengkan kepalanya.
"Makasi ya?"ucap Theana.
"Sama-sama."jawab Deva.
********
Keluarga Bian dan Raisa kini sedang makan malam bersama sambil asik berbincang.
"Aku mau ke London ketemu Isyana."kata Bian tiba-tiba yang mampu membuat semua yang disana tersedak.
"A a apa nak? Ke London? Ta tapi kamu belum sembuh."ucap papa Loyd.
"Izinkan aku. Aku yakin. Aku bisa sembuh cepat kalo ada Isyana."jelas Bian.
"Ta, tapi kan Isyana yang....."ucap Raisa lalu terpotong karena mulutnya dibekap oleh Afgan.
Afgan menatap tajam Raisa. Bermaksud memberi kode kalo raisa tidak boleh berkata seperti itu. Raisa pun mengedipkan matanya membalas kode dari afgan. Afgan tersenyum dan melepaskan bekapannya.
"Isyana kenapa?"tanya Bian.
"Gak,i i itu Isyana kan sebentar lagi ke sini."tipu Raisa.
"Oh ya? Tetap saja saya ingin ke London. Kalo kalian mau ikut juga gak papa."ucap Bian lalu pergi ke kamarnya walau dengan kaki masih terpincang-pincang.
Ketika Bian sudah pergi. Raisa,Afgan dan orangtuanya pun berdiskusi tentang keputusan Bian tadi. Ketika Bian sudah hilang dari pandangan mereka. Mereka pun berdiskusi.
"Gimana? Apa kita izinin aja?"tanya Afgan.
"Gak, mama gak setuju, dia belum sembuh. Mama gak mau kehilangan dia lagi "protes sang mama.
"Kalo menurut papa gimana?"tanya Afgan.
"Papa setuju. Mungkin bian bisa cepat sembuh kalo ketemu dengan orang yang dia cintai, mama tenang aja ya? Gan kamu nanti ikut sama Bian ya?"jawab dan pinta papa Loyd.
"Hmm iya Pa, Sa kamu jangan ikut ya? Aku gak mau Isyana marah nanti."pinta Afgan pada Raisa.
"Iya sayang, aku ngerti kok."jawab Raisa tersenyum walau hatinya kecewa.
**************
Bian dan Afgan pun sudah berada di London, mereka tinggal di apartement Bian dulu.
"Ayo kita ke Isyana sekarang."ajak Bian.
"Ya ampun dek, kita baru sampai. Kamu jangan kecapean dulu, besok aja ya?"bujuk Afgan.
"Ya sudah kalo gak mau, saya bisa ke sana sendiri."ucap Bian lalu pergi keluar apartemennya. Padahal Bian juga tidak tau kemana dia harus pergi, tapi ia bertekad untuk terus mencari Isyana apapun yang akan terjadi. Afgan? Dia malah diam di apartement. Dia lupa bahwa adiknya sedang amnesia.
********
Isyana sedang berada di mall untuk hanya sekedar cuci mata. Ia ingin berjalan-jalan sesekali. Ia memasuki toko pakaian pria. Ia melihat topi berwarna hitam yg berlambang B. Isyana lalu mengambilnya dan mengelus topi berlambang B Itu.
"Bian."gumamnya.
"Bian suka topi."matanya mulai mengeluarkan air mata lalu ia menyekanya.
"I want to buy this cap."ucap Isyana sambil memberikan topi tadi pada penjaga toko.
"Wait a minute."jawab sang penjaga lalu mengambil topi itu lalu dibawa menuju kasir.
**********
Sudah setengah jam Bian pergi dari apartement sendirian. Afgan belum juga ingat bahwa Bian itu sedang amnesia. Hp Afgan berbunyi.
"Raisa?"ucap Afgan lalu tersenyum. Afgan pun mengangkat telfonnya.
#On_Call
"Hallo sayang."ucap Afgan.
"Hallo juga sayang, gimana? Udah sampe? Bian gumana? Dia ada kan sama kamu? Ingat dia amnesia Gan."ucap Raisa.
"Astagfirullah aku lupa. Bian aku biarin pergi sendiri. Sa udah dulu ya? Aku mau cari Bian daa."belum sempat Raisa membalas ucapan Afgan. Afgan sudah mematikan telfonnya. Afgan mengambil kunci mtor Bian yang Bian miliki waktu di London. Afgan memakai jaket dan helmnya lalu pergi mencari Bian menggunakan motor.
*************
Isyana keluar dari toko tersebut. Ketika ia sedang melihat-lihat isi tasnya tak sengaja ia menabrak seseorang. Orang yang ditabrak segera menangkap Isyana agar tak jatuh. Mereka saling bertatapan mata.
"Bian."ucap Isyana dalam hatinya.
"Kamu Isyana kan ?"ucap Bian menyadarkan lamunan Isyana sambil membantu Isyana berdiri.
"So sorry"ucap Isyana lalu pergi berlari menjauhi Bian. Bian mengejar Isyana. Bian mendapatkan tangan Isyana lalu menariknya ke dalam pelukan Bian.
"Bantu aku. Aku mohon, bantu aku untuk mengingat semuanya."bisik Bian tepat di telinga Isyana sambil mempererat pelukannya.
"Please."sambungnya.
"Ba, bantu ? Kamu kenapa?"tanya Isyana sambil melepaskan pelukan Bian.
"Kamu kenapa sayang?"sambung Isyana sambil memegang kedua pipi Bian sambil menangis dan Bian menyeka air mata Isyana.
"Antar aku ke apartement, nanti akan aku jelaskan semuanya."pinta Bian disertai dengan anggukan Isyana.
Isyana dan Bian pun berjalan menuju apartement Bian sambil menikmati cuaca yang semakin hari semakin dingin sementara Afgan semakin pusing mengelilingi kota London tanpa ada hasilnya.
Afgan pun memutuskan untuk balik ke apartement dan siapa tahu Bian sudah balik ke apartement. Tak berapa lama Afgan pun sampai di apartement namun Bian belum juga kembali ke apartement.
"Aduh Bii lo dimana sih? Aduh gue coba telfon dia deh."ucap Afgan yang langsung menelfon Bian.
#On_Call
"Hallo Bii .. Lo dimana sih? Gue khawatir banget."ucap dan tanya Afgan pada Bian.
"Ini aku udah di depan apartement."jawab Bian yang langsung menepuk bahu Afgan.
"Aduh lo tuh ya sakit-sakit masih aja
.. Syana."ucap Afgan yang terkejut melihat Isyana datang bareng Bian.
"Afgan .. Lo kok bisa ada disini?"tanya Isyana yang sama terkejutnya.
"Jadi lo udah ketemu sama Syana Bii? Untung lo gak nyasar."ucap dan tanya Afgan yang lega melihat Bian baik-baik saja.
"Udah dong dan aku mau yang bantu aku untuk sembuh itu Isyana."jawab dan pinta Bian.
"Iya terserah lo deh yang penting lo sembuh dan bisa beraktivitas seperti dulu."ucap Afgan.
Tiba-tiba Raisa video call dan Afgan pun mengangkatnya.
"Hallo sayang, kenapa tadi telfon aku dimatiin sih? Mana Biannya?"tanya Raisa pada Afgan.
"Nih aku ada disini kok .. Ada Isyana juga kok."jawab Bian yang langsung mengambil HPnya Afgan.
"Hai Syana .. Apa kabar lo? Gue kangen banget sama lo."tanya Raisa tersenyum.
"Hai Sa .. Alhamdulillah gue baik-baik aja kok .. Kabar lo gimana? Udah bisa jalan belum?"jawab dan tanya Isyana pada Raisa.
"Sebenarnya waktu itu gue gak ditabrak sama adik lo Bilqis dan rencana adik lo supaya lo sadar kalo dendam itu gak baik itu berhasil juga .. Kita rencanain semua ini demi kebaikan lo Syan jadi lo jangan marah ya?"terus terang Raisa pada Isyana.
"Iya gue gak marah kok justru karena kalianlah yang buat gue sadar kalo gue emang gak pantes buat Afgan dan yang pantes di sampingnya Afgan itu lo Sa."ucap Isyana yang terharu.
"Tapi apa yang terjadi sama Bian?"sambung Isyana pada Raisa dan Afgan.
"Bian amnesia Syana dan bantu Bian sembuh karena amnesia ini hanya sementara."jawab Afgan.
"Iya Syana bantu aku agar aku sembuh."ucap Bian yang langsung memberikan HPnya ke Afgan lalu memegang kedua tangan Isyana.
"Iya sayang, aku akan bantu kamu agar kamu sembuh."ucap Isyana yang menangis lalu Bian menyeka air matanya.
"Aku akan bantu kamu Bii karena akulah penyebab kamu jadi seperti ini."batin Isyana yang semakin menjadi tangisannya.BERSAMBUNG..
![](https://img.wattpad.com/cover/82237896-288-k250081.jpg)
YOU ARE READING
KU DENGANNYA KAU DENGAN DIA
RomanceSebuah cerita cinta yang begitu rumit di antara persahabatan yang telah lama mereka jalani .. Tanpa mereka sadari dihati masing-masing saling mencintai satu sama lain tapi mereka juga telah mengkhianati pasangan masing-masing. Kecurigaan pasangan me...