KDKDD-39

72 5 3
                                    

KU DENGANNYA KAU DENGAN DIA PART 39

Keesokan harinya, seluruh keluarga Afgan termasuk Raisa beserta anak-anaknya berangkat menuju Airport begitu juga Isyana dan asisten rumah tangganya beserta anak-anaknya.

Mereka pun langsung berangkat tanpa adanya delay dari pihak airline ataupun airport sama sekali.

#ChangiAirport
7 jam kemudian mereka harus transit di Singapore untuk benar-benar sampai di Indonesia tapi sayangnya mereka harus menunggu selama 2 jam di Changi Airport karena ada kesalahan teknis.

Ternyata mereka bertemu Isyana juga asisten rumah tangganya Isyana beserta anak-anaknya.

"Isyan, kamu juga disini? Tante kira kamu masih di London loh."sapa mama Lola sambil cipika-cipiki.
"Iya, Tante aku gak mungkin tinggal di London lagi karena aku sangat kecewa dengan suami aku sendiri yang sama-sama mempunyai keinginan seperti Mas Afgan."jawab Isyana meneteskan air mata.
"Maafin anak tante ya, sayang? Karena perilaku anak tante semuanya jadi kacau seperti sekarang."ucap mama Lola mewakili Afgan anak kesayangannya papa Loyd.
"Tante gak perlu minta maaf karena yang salah itu Mas Afgan bukan Tante Lola ataupun Om Loyd."ucap Isyana yang memeluk mama Lola.
"Iya, sayang."ucap mama Lola yang memeluk erat Isyana.

2 jam kemudian mereka berangkat menuju Indonesia di dalam satu pesawat yang sama.

Beberapa jam kemudian mereka pun sampai di Soekarno Hatta Airport dan Papa Loyd mengajak Isyana menginap dulu dirumahnya karena Isyana terlihat kelelahan dengan perjalanan yang cukup menguras tenaga.

Akhirnya Isyana, asisten rumah tangganya dan kedua anaknya menginap di rumah keluarga Afgan walaupun sebenarnya rumahnya tepat disebelah rumah keluarga Afgan.

#PapaLoydHome
Isyana pun bersama anak-anaknya tidur di kamar khusus tamu sementara asisten rumah tangganya tidur di kamar mantan asisten rumah tangganya mama Lola.

Keesokan harinya Bi Ranifah sudah menyiapkan sarapan untuk semuanya.

Tiba-tiba mama Lola sudah siap dengan jas dokternya dan langsung menuju ruang makan.

"Selamat pagi, Bu Lola."sapa Bi Ranifah.
"Selamat pagi juga, Bi. Hari ini bikin sarapan apa nih?"sapa dan tanya mama Lola.
"Saya bikin sayur sup, Bu."jawab Bi Ranifah.
"Oh kebetulan saya memang lagi ingin makan sayur sup."ucap mama Lola yang langsung duduk di ruang makan.
"Oh begitu ya, Bu. Ok, saya permisi ke belakang dulu."ucap Bi Ranifah.
"Baiklah bi."jawab mama Lola.

Tak berapa lama, Raisa dan Isyana keluar dari kamar mereka masing-masing bersamaan.

"Morning Ma."sapa Raisa pada ibu mertuanya.
"Morning too sayang."jawab mama Lola sambil tersenyum.
"Morning Tante, Morning Ya."sapa Isyana pada mama Lola dan Raisa.
"Morning too Isyan."jawab mereka bersamaan.
"Wah Bi Ranifah masak sayur sup nih? Tapi..."perkataan Isyana terhenti karena sayur sup itu adalah makanan kesukaan suaminya yaitu Dimas.
"Tapi apa Isyan?"tanya Raisa penasaran.
"Hmmmm... Gak papa kok, Ya. It's no problem."jawab Isyana yang berusaha tegar di depan mama Lola juga Raisa.
"Yakin kamu gak papa sayang?"tanya mama Lola pada Isyana.
"Aku hanya teringat sama Mas Dimas yang suka sekali makan sayur sup, Tante."jawab Isyana yang raut mukanya berubah menjadi sedih dan tanpa sadar air matanya mengalir di pipi putihnya itu.
"Sabar ya Syan, aku pun juga terkadang ingat makanan kesukaan Mas Afgan tapi kita gak boleh terlihat kalah dengan hal apa yang ada dihadapan kita apalagi itu makanan kesukaan orang yang kita cintai."ucap Raisa yang berusaha menguatkan hati dan perasaan Isyana.
"Iya benar tuh kata Yaya kalo kamu itu harus sabar dan kuat untuk menghadapi masa yang akan datang ke depannya demi kamu juga anak-anak kamu, sayang."ucap mama Lola yang juga memotivasi Isyana.
"Thanks ya Yay, Tante buat motivasi dan sarannya karena kalau gak ada Tante dan Yaya mungkin aku akan selalu sedih mengingat semua hal tentang suami aku."ucap Isyana yang semakin tegar dan memeluk Raisa juga mama Lola.

Mereka pun melanjutkan sarapan tanpa Dhika, Dheri dan Arsya karena pagi-pagi buta mereka sudah berangkat ke rumah sakit, kantor dan sekolah.

"Oh iya Tante, Isyan mau minta izin untuk ke rumah orangtua aku. Boleh gak, Tante?"tanya Isyana pada mama Lola.
"Ya tentu boleh dong, sayang. Kan rumah kamu di sebelah rumah ini tapi ingat anak-anakmu juga butuh kasih sayang kamu, sayang."jawab mama Lola.
"Iya Tante, tenang aja Isyan gak akan lama kok dirumah karena Isyan hanya kangen suasana rumah orangtua Isyan dan ingin kangen-kangenan juga sama kedua orangtua Isyan kok, Tante."ucap Isyana tersenyum.
"Ya udah Tante ijinin. Kamu mau berangkat kapan, sayang?" Tanya mama Lola pada Isyana.
"Nanti siang sekitar jam 1an sih, Tante. Memangnya kenapa ya, Tante?" Jawab dan tanya Isyana pada mama Lola.
"Oh gitu, ya udah sekalian aja anak-anakmu dibawa, sayang. Pasti oma dan opanya kangen gendong cucu;cucunya deh." Jawab mama Lola.
"Iya Tante, pasti Syana bawa anak-anak kok karena kalo Syana pergi tanpa anak-anak itu rasanya ada yang kurang klop." Ucap Isyana menyetujui idenya mama Lola.

Tiba-tiba telfon rumah mama Lola berdering dan yang mengangkat Raisa sambil menggendong Muara.

#OnCall
"Assalamualaikum, hallo ini siapa ya?" Tanyanya yang sedang disebrang sana.
"Waalaikumsalam, harusnya saya yang nanya anda siapa?" Ucap Raisa yang kembali bertanya pada orang yang disebrang sana itu.
"Sa.. sayang." Jawab Afgan yang menelpon keluarganya.
"Kamu? Maaf gak ada waktu untuk ngadepin kamu. Assalamualaikum." Ucap Raisa yang hampir menutup telponnya lalu menangis sejadi-jadinya.
"Sayang, tolong jangan tutup telponnya dulu. Aku mau minta maaf soal yang kemarin, sayang. Aku khilaf dan aku mau memperbaiki rumah tangga kita, sayang. Please kamu kembali ke London ya, sayang!" Pinta Afgan pada Raisa.
"Aapa? Gak segampang itu, Mas. Aku gak mau kembali ke London sampai aku bisa menenangkan hati juga pikiran aku disini. Dan aku harap kamu bisa mengerti keadaan kita sekarang ini, Mas. Assalamualaikum." Ucap Raisa yang benar-benar mengakhiri telponnya dan semakin mengalir air mata di pipi putihnya itu.

Mama Lola dan Isyana pun langsung menghampiri Raisa yang sedang menangis tanpa henti. Dan Mama Lola mengambil Muara dari tangan Raisa lalu Isyana mencoba untuk menenangkan hati dan pikirannya Raisa dengan cara memeluknya.

"Sayang, kamu mengapa menangis? Tadi siapa yang telpon, Ya?" Tanya mama Lola sambil menenangkan Muara yang sedikit rewel.
"Iya siapa yang tadi telpon, Yay? Dan kamu menangis kenapa, Yay?" Tanya Isyana ikut penasaran
"Ta.. tadi Mas Af .. Afgan yang telpon, Ma, Syan." Jawab Raisa yang sudah mulai sedikit tenang walaupun masih sesenggukan.
"Ya udah, Syana kamu ajak Yaya ke kamar ya? Biar Yaya lebih tenang dan istirahat ya, sayang? Muara biar mama yang urus." Pinta mama Lola pada Isyana.
"Iya, Tante. Ayo Yay kita ke kamar kamu biar kamu tenangin diri dulu." Ajak Isyana sambil memapai Raisa berjalan ke kamarnya.

#KamarRaisa

"Yay, kamu istirahat ya biar tenang pikiran kamunya." Pinta Isyana pada Raisa.
"Aku gak bisa istirahat, Syan. Aku masih kepikiran sama Mas Afgan." Ucap Raisa yang masih kepikiran suaminya itu.
"Aku tahu ini berat untuk jalanin hidup tanpa suami kita tapi setidaknya tenanginlah pikiranmu, Yay. Biar kita bisa berpikir dengan kepala dingin bukan dengan cara kamu menyiksa batinmu sendiri, Yay." Bijaknya Isyana.
"Iya benar katamu, Syan. Aku gak boleh menyiksa batinku dan bisa-bisa aku jadi sakit yang ada." Ucapnya sambil menyeka air matanya yang terus mengalir di pipinya.
"Ya udah kamu istirahat dulu, aku mau ngurus makanan untuk anak aku juga kamu. Kasihan mereka belum makan pagi." Ucap Isyana sambil menyelimuti Raisa.
"Ya udah makasih ya, Syan. Maaf kalo aku ngerepotin kamu terus." Ucap Raisa tersenyum manis.
"Kamu itu sahabat aku, Yay. Yang namanya sahabat itu harus saling membantu, saling suppport jadi gak boleh ada kata 'terima kasih' di antara kita karena aku ikhlas lillahi ta'alla bantuin kamu kok." Ucap Isyana sambil tersenyum pada sahabatnya itu.

Tak berapa lama, Raisa pun terlelap dalam tidurnya sedangkan Isyana mengurusi anak-anaknya juga anak-anaknya Raisa dan setelah itu Isyana pergi ke rumahnya yang ternyata Bilqis dan Raihan sedang di Jakarta juga.

Akankah Raisa dan Isyana memaafkan suami mereka?

BERSAMBUNG...

KU DENGANNYA KAU DENGAN DIAWhere stories live. Discover now