KDKDD-37

113 2 0
                                    

KU DENGANNYA KAU DENGAN DIA PART 37

#RuangMakan
"Hai semuanya."sapa Isyana dan Dimas.
"Hai Syana, Dimas. Ayo kita makan siang bareng."sapa semuanya.
"Baik tante, om dan yang lain."ucap Isyana dan Dimas bersamaan.

Mereka pun makan siang bersama dan setelah selesai Dimas pun mengajak Afgan ke taman belakang rumah keluarga Afgan untuk membicarakan sesuatu hal.

Sementara Raisa dan Isyana heran dengan kelakuan suaminya masing-masing.

"Mereka ada apa sih, Yay? Jadi curiga deh."ucap Isyana pada Raisa.
"Ya aku juga sama curiganya, Syan."jawab Raisa berbisik pada Isyana.

Isyana pun menidurkan Maryam bersama di strollernya sedangkan Muara sedang digendong Raisa dan tak berapa lama Muara pun tertidur lelap dipelukan hangat Raisa tapi Raisa merasakan bahwa Muara itu seperti ada ikatan batin antara ibu dan anaknya.

Raisa melamun saat akan menidurkan Muara di strollernya dan Isyana pun membuyarkan lamunannya.

"Yay, are you ok? Lo kok melamun sih?"tanya Isyana pada Raisa.
"Hah? Tadi lo ngomong apa?"tanya Raisa yang tidak mendengar pertanyaan Isyana.
"Lo kenapa melamun, Yay? Ada yang lo pikirin?"tanya Isyana.
"Gak ada kok, Syan. Rasanya gue merasa tenang di dekat Muara anak lo."jawab Raisa sambil menidurkan Muara di strollernya.
"Iya, Muara juga tenang banget di pelukan lo, Yay. Kayak ibu sama anaknya."ucap Isyana tersenyum melihat kedekatan anaknya dengan sahabatnya itu.

Tak berapa lama Muara kembali menangis dan Isyana pun menggendongnya tapi Muara tetap menangis.

"Muara sayangnya Bunda kenapa kamu, Nak?"tanya Isyana pada anaknya itu.
"Mungkin Muara haus kali, Syan."jawab Raisa.
"Ya udah gue menyusui Muara di kamar bayi lo, boleh kan, Yay?"tanya Isyana pada Raisa.
"Boleh dong sekalian juga gue mau menidurkan Adhi dan Bayu. Kasihan mereka tidur di strollernya kurang nyaman, ayo ikut gue."ajak Raisa pada Isyana.
"Ok."jawab Isyana.

Isyana pun menidurkan Muara di strollernya dan mengikuti Raisa menuju kamar bayi.

Setelah sampai di kamar bayi, Muara menolak untuk meminum ASI dari Isyana.

"Muara sayang kamu kenapa menolak susu dari Bunda, Nak?"tanya Isyana menangis.
"Syan, are you ok? Lo kenapa menangis? Muara gak papa kan?"tanya Raisa bingung.
"Muara, Yay. Dia menolak bahkan memuntahkan ASI dari gue."jawab Isyana masih menangis.
"Boleh gak gue mencoba menyusui Muara? Itu pun kalo lo izinin sin."tanya Raisa mencoba menenangkan Isyana.
"Boleh kok, Yay. Syukur kalo Muara menerimanya."jawab Isyana yang sudah mulai agak tenang.
"Ok."ucap Raisa.

Raisa pun mengambil Muara dari gemdongan Isyana lalu menyusuinya dan Muara menerimanya bahkan langsung tidur nyenyak.

Beberapa menit kemudian, Adhi menangis kencang dan dia memberi kode bahwa dia juga ingin susu.

Raisa pun menidurkan Muara di strollernya lalu menemui Adhi di box bayinya dan menyusuinya tapi sayangnya mengapa Adhi juga menolak bahkan memuntahkannya.

Isyana yang melihatnya pun menghampiri Raisa.

"Yay, Adhi menolaknya ya sama seperti Muara?"tanya Isyana pada Raisa.
"Iya, Syan. Lo mau gak menyusui Adhi? Siapa tahu Adhi menerimanya."jawab dan tanya Raisa pada Isyana.
"Iya, gue mau, Yay."jawab. Isyana.

Isyana pun mengambil Adhi dari gendongan Raisa dan langsung menyusui Adhi.

"Alhamdulillah Adhi menerimanya, Yay."ucap Isyana pada Raisa.
"Syan, gue curiga deh kalo anak kita tertukar. Kayaknya kita perlu ke rumah sakit untuk tes DNA."ucap Raisa pada Isyana.
"Iya, Yay. Gue juga curiga Adhi itu anak gue sama Mas Dimas. Dan kita memang perlu tes DNA ke rumah sakit."
"Ya udah sekarang aja, Syan. Kalau orang-orang dirumah nanya ya bilang aja mau playground gitu dan lo bawa anak-anak lo, gue bawa anak-anak gue biar pada gak curiga."ucap Raisa pada Isyana.
"Ok, lo sekarang siap-siap dulu dan bawa perlengkapan anak-anak lo."perintah Isyana pada Raisa.
"Ok, Syan."ucap Raisa pada Isyana.

Raisa pun menuju kamarnya untuk mempersiapkan dirinya juga anak-anaknya menuju rumah sakit.

Tiba-tiba Afgan masuk ke kamarnya dan melihat Raisa bersiap-siap membawa perlengkapan anak-anaknya.

"Sayang, kamu mau kemana? Kok bawa perlengkapan Adhi dan Bayu sih?"tanya Afgan bingung.
"Aku sama Isyana mau jalan-jalan bersama anak-anak, Mas."jawab Raisa.
"Are you sure, sayang?"tanya Afgan meyakinkan perasaannya yang tak enak.
"Sure, sayang. Kamu kenapa sih?"jawab dan tanya Raisa pada Afgan.
"Tapi di luar sana tuh dingin banget, sayang. Aku takut kamu dan anak-anak sakit."jawab Afgan khawatir.
"Aku udah siapin minuman hangat dan mantel buat anak-anak, Mas."ucap Raisa yang menenangkan suaminya.
"Ya udah hati-hati, sayang."ucap Afgan dengan pasrah.
"Tenang aja, Mas. Aku sama Isyana ke rumah sakit untuk periksa keadaan Adhi sama Muara yang menolak ASI aku juga Isyana."ucap Raisa curiga sesuatu pada suaminya itu.
"Aapa? Ke rumah sakit?"tanya Afgan gugup.
"Iya, memangnya kenapa sih, Mas? Kamu kok gugup gitu?"tanya Raisa yang semakin curiga pada suaminya itu.
"Hmmm aku gak gugup kok, sayang."jawab Afgan agar istrinya itu tidak curiga padanya.
"Aku gak percaya, Mas. Aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyiin dari aku."ucap Raisa dan langsung meninggalkan Afgan sendiri dengan pikirannya itu.
"Maafkan aku, Yay. Sebenarnya Muara itu anak biologis kita dan Adhi itu anak biologis Dimas juga Isyana tapi aku belum bisa kasih tahu kamu karena aku takut kamu bakalan ninggalin aku lagi."batin Afgan dan tanpa disadari tetesan air mata Afgan mengalir perlahan.

Raisa dan Isyana pun langsung membawa anak-anaknya dan langsung berangkat menuju rumah sakit.

#Hospital
Raisa dan Isyana mendaftarkan diri masing-masing untuk Tes DNA terhadap Adhi dan Muara. Dan tak berapa lama Raisa dan Muara pun melakukan tes DNA itu sedangkan Isyana dan Adhi melakukan tes DNA itu diruangan sebelah Raisa juga Muara.

Hasil tes DNA itu akan keluar dalam kurung waktu satu minggu lalu Raisa dan Isyana pun langsung pulang ke rumahnya agar Dimas tak curiga bahwa Isyana ragu terhadap Muara.

#AfisaFamilyHome
Dimas mencari Isyana dan anak-anaknya kepada Theana.
"Na, lo lihat istri dan anak-anak gue gak?"tanya Dimas pada Theana.
"Tadi Isyan sama Yaya itu katanya mau playground bareng, Dim."jawab Theana sambil menggendong Ales.
"Oh gitu ya? Kenapa Isyan gak ngomong dulu ke gue ya, Na?"tanya Dimas heran.
"Tadi lo kan lagi ada urusan sama Agan jadi mungkin dia gak enak mau ijin sama lo kali, Dim."jawab Theana dengan yakin.

Beberapa menit kemudian, Raisa dan Isyana tiba dirumah. Dimas pun menghampiri Isyana dan Raisa.

"Sayang, kamu itu habis dari mana sih? Kok gak bilang dulu ke aku?"tanya Dimas sambil menggendong Muara.
"Percuma aku bilang ke kamu toh kamu juga ada sesuatu yang disembunyiin dari aku kan?"jawab dan tanya Isyana ketus.
"Aku gak pernah menyembunyikan apapun dari kamu, sayang. Kecuali..."jawab Dimas terpotong.
"Kecuali apa, Mas Dimas? Oh aku tahu kalau kamu mengetahui bahwa Muara bukan anak kita tapi Muara adalah anaknya Afgan dan Raisa, iya kan, Mas?"tanya Isyana semakin ketus.
"Kamu kenapa ngomong seperti itu sih, Syan? Sejak kapan kamu gak percaya bahwa Muara itu bukan anak kita?"tanya Dimas yang masih mencoba untuk tenang.
"Sejak hari ini aku gak bisa percaya lagi kalau Muara itu menolak ASI yang aku kasih untuk dia dan baru aja aku sama Yaya melakukan tes DNA terhadap Adhi juga Muara, Mas."jawab Isyana yang semakin membenci kebohongan suaminya itu.
"Aapa? Tes DNA?"tanya Dimas gugup.
"Dim, lo kok gugup gitu sih? Berarti lo sama suami gue benar-benar menyembunyikan identitas Adhi dan Muara dari gue juga istri lo."tanya Raisa yang semakin memojokkan Dimas dengan pikirannya itu.

Apa yang akan dijawab oleh Dimas? Apakah keutuhan rumah tangga Dimas dan Isyana akan runtuh? Apakah keutuhan rumah tangga Afgan dan Raisa akan sama seperti Dimas dan Isyana?

BERSAMBUNG..

KU DENGANNYA KAU DENGAN DIAWhere stories live. Discover now