KDKDD-12

131 6 0
                                    

KU DENGANNYA KAU DENGAN DIA PART 12

Raisa dan bundanya sedang berada diruangan dokter. Sedangkan Afgan menunggu diluar. Tiba-tiba hp Afgan pun berbunyi bertanda ada panggilan masuk. Afgan tersenyum melihat siapa yang menelfonnya.

"Hallo dek. Lo mau pulang? Ok besok gue jemput dibandara ya? Sampai ketemu nanti bro. Sip." Ucap Afgan lalu mematikan telfonnya.

"Setelah sekian lama. Akhirnya dia pulang juga." Gumamnya tak lama setelah itu Raisa dan bundanya pun keluar dari ruangan dokter.

"Sa, kamu gak papa kan ? Gak ada yang parah kan?" Kepo Afgan dan Raisa tidak menjawab karena masih marah kepada Afgan.

Bunda Ria pun tersenyum melihat Raisa dan mengelus rambutnya.

"Gak kenapa-kenapa kok nak Afgan. Tenang aja. Yuk pulang?" Jawab dan ajak Bunda Ria.

Afgan tersenyum dan mereka pun pulang bersama.

*******

Sedangkan di London Isyana memutuskan untuk pulang ke Indonesia sendirian karena ia tidak mungkin mengajak Theana pulang karena Deva baru saja datang di London. Isyana mengemasi kopernya. Dan ia pun tiduran ditempat tidur yang berukuran big size miliknya.

"Akhirnya aku bisa ketemu sama kamu, Gan. Semoga kamu suka dengan kejutan yang aku buat." Ucap Isyana tersenyum lalu memejamkan matanya.

********

Sedangkan Theana ia semakin dekat saja dengan Deva walau hatinya masih mengagumi sosok Reno namun ia pendam begitu saja. Demi kebahagiaan orangtuanya dia rela melepaskan cintanya pada Reno.

"Dev, kamu mau makan? Aku buatin ya?" Tanya Theana sambil memandangi wajah Deva dari samping.

"Kayaknya semur jengkol boleh juga,  ada jengkol gak?" Pinta Deva dan menoleh ke arah Theana. Theana pun tersenyum geli atas permintaan Deva.

"Hahaha kamu lucu deh iiihh." Jawab Theana sambil mencubit hidung Deva hingga memerah.

"Aaawww sakit Na. Tapi aku serius loh. Aku mau jengkol." Pinta Deva lalu melepaskan cubitan Theana dari hidungnya.

"Kayaknya sih ada." Pikir Theana.

"Bentar ya aku lihat dulu di kulkas." Sambung Theana lalu pergi ke dapur.

***********

Keesokan harinya Reno sudah berada didalam pesawatnya lalu duduk di tempat duduk yang tersedia. Reno membaca komik yang ia baca.Kemudian tiba-tiba saja ada seseorang yang duduk disampingnya. Bian menoleh dan terkejut.

"Kamu?" Ucap mereka berbarengan.

"Kamu ada disini, No? Boleh aku duduk disini?" Tanya orang itu.

"Bo, bo boleh kok, Syan. Duduk aja." Ucap Reno dan tersenyum manis pada orang yang dipanggil Syan itu. Lebih tepatnya Isyana.

"Makasih, ternyata kamu orang Indonesia juga. Gak nyangka aku. Aku kira kamu orang Malaysia." Ucap Isyana sambil memakai earphonenya.

"Yeh haha kamu ada-ada aja. Ya kali orang ganteng kayak aku asal Malaysia."jawab Bian tanpa melihat ke arah Isyana.
Isyana tidak menjawabnya. Mungkin tidak kedengaran?
"Syan"ucap Bian.
"Syana"sambung Bian lagi yang heran karena Isyana tidak menjawabnya.
"Isyana Sarasvati?"ucap Bian yang agak keras masih tanpa melihat ke arah Isyana.
Bian geram karena ia merasa dicueki oleh Isyana.
"Heh!!"bentak Bian lalu melihat ke arah Isyana. Ia melihat Isyana yang tertidur nyenyak dengan wajah cantiknya dan juga dengan earphone yang terpasang di kepalanya.
"Astagfirullah tidur rupanya."ucap Bian tersenyum lega.
*****
Afgan dan Raisa sedang duduk di rumah pohon. Afgan menyandarkan kepalanya pada pundak Raisa.
"Sa, nanti malam aku ke Bandara jemput seseorang. Kamu mau ikut?"ucap Afgan dan Raisa mengelus rambut Afgan.
"Mau dong. Emangnya jemput siapa sih?"jawab dan tanya Raisa.
"Adik aku, kamu masih inget kan?"jawab Afgan lalu memegang tangan Raisa yang berada di rambutnya.
"Oh haha yang dulu pernah dikejar-kejar sama anjing yang sampai nangis itu ya?"tebak Raisa.
"Haha kamu mah ingetnya yang begitu :v aku aduin nih ke orangnya."ucap Afgan.
"Aduin aja kalo bisa .. Wlee."ledek Raisa.
**********
Tanpa sengaja kepala Isyana terjatuh ke pundak Bian. Bian melirik ke arah Isyana dan tersenyum.
"Tidur yang nyenyak ya sayang?"ucap Bian pelan lalu mengecup pucuk kening Isyana.
*********
Raisa membaringkan dirinya dirumah pohon begitu pun dengan Afgan.
"Sa, kamu gak laper? Aku laper. Turun yuk cari makan."pinta Afgan sambil mengelus-elus perutnya.
"iya nih aku juga. Aku lupa bawa makanan. Ya udah yuk cari makan?"jawab Raisa lalu terduduk.
Afgan pun duduk dan menatap wajah Raisa yang sedang melihat ke wajahnya.
Afgan mendekatkan wajahnya pada Raisa lalu mencium bibir Raisa dengan lembutnya. Setelah itu Afgan turun duluan ke bawah lalu disusul oleh Raisa.
2 tangga lagi Raisa sampai di bawah tiba-tiba Raisa pun terpeleset dan langsung ditangkap oleh Afgan. Mereka pun saling bertatapan.
***********
"Dev, sini ke dapur.. Makanan sudah siap."teriak Theana dari dapur.
"Iya."sahut Deva lalu berlari kearah dapur menghampiri Theana.
"Hmmmm gue gak suka jengkol tapi gue terpaksa harus masak semur jengkol .. Aduh kalo bukan karena nyokap gue yang minta gue bawa jengkol ga akan ada nih semur jengkol ini demi Deva."batin Theana sambil melihat Deva yang lahap banget menyantap semur jengkol itu.
"Sayang, kamu gak mau ikut makan? Ini enak loh .. Ternyata kamu jago masak juga dan aku jadi makin cinta sama kamu deh."tanya dan puji Deva.
"Aku gak suka jengkol Dev tapi demi kamu aku harus bisa masak semur jengkol itu .. Lagian stok jengkolnya udah abis jadi yang kamu makan itu stok terakhir."jawab Theana sambil tersenyum kecut.
"Oh kamu gak suka jengkol toh tapi pete suka kan?"tanya Deva.
"Hmmmm gak suka juga Dev .. Ya udah kamu makan lagi aja .. Aku mau keluar dulu sebentar .. Jangan lupa istirahat .. Bye."jawab Theana yang langsung pergi meninggalkan Deva sendirian.
"Bye my lovely."ucap Deva yang terus menyantap semur jengkol itu.
Theana pun pergi menuju restoran yang ada di depan rumah karena dia gak mungkin memakan semur jengkol itu.
********
Siang pun berganti malam dan tiba saatnya Afisa menjemput adik tercintanya Afgan.
#Bandara_Soetta
Afisa pun sampai di depan Bandara dan tak berapa lama penerbangan dari London ke Indonesia pun tiba di Bandara Soekarno Hatta.
Bian pun membangunkan Isyana karena sudah sampai di Indonesia.
"Syan .. Syana bangun ini udah di Jakarta."ucap Bian yang membangunkan Isyana dengan melepas earphonenya.
"Hmmmm ada apa Bi? Udah di Jakarta ya?"tanya Isyana yang masih mengantuk.
"Iya kita udah di Jakarta."jawab Bian.
Isyana pun langsung menurunkan kopernya dan begitu pula Bian yang langsung mengambil kopernya juga.
Saat berjalan menuju depan Bandara tiba-tiba HP Bian berdering dan ternyata dari sang kakak yang sudah menunggunya.
"Hallo bang, gue baru sampai nih di Jakarta tapi gue boleh kan ajak teman gue dan lo harus antar dia pulang."ucap Bian.
"Iya teman lo itu cewe atau cowo?"tanya Afgan.
"Cewe bang, tadinya sih Theana mau ikut cuma karena ada tamu dirumahnya jadi dia gak bisa ikut."jawab Bian.
"Hmmmm ya udah buruan .. Ini udah malam .. Gue gak enak sama Bunda Ria nih bawa Raisa."ucap Afgan.
"Iya ini juga lagi jalan .. Bye."ucap Bian yang mengakhiri perbincangan.
Bian dan Isyana pun berjalan menghampiri Afisa.
"Bang."panggil Bian.
Afgan dan Raisa pun membalikkan badan.
"Syana sayang .. Kamu pulang sayang?"tanya Afgan yang langsung memeluk Isyana.
"Bang, lo udah kenal sama Isyana?"tanya Bian yang bingung.
"Bian, Syana ini cewe gue sekaligus tunangan gue."jawab Afgan.
"Syana gue kangen sama lo."ucap Raisa yang langsung merangkul Isyana.
"Iya gue juga kangen banget sama bawel-bawel kesayangan gue ini."ucap Isyana yang juga merangkul Raisa.
"Syana .. Lo kok gak pernah cerita sih kalo lo pacaran sama abang Afgan?"tanya Bian yang gak menyangka kalo cewe yang dia cintai adalah tunangan sang kakak.
"Sorry Bi .. Lo juga gak pernah nanya soal itu ke gue dan lo bukannya lagi dekat sama Theana kan?"jawab dan tanya Isyana.
"Bian, lo lupa atau gimana sih? Lo masa dekat sama sepupu lo sendiri sih?"tanya Afgan.
"Gue gak tahu kalo gue kuliah bareng sama sepupu sendiri bang dan gue juga gak tahu kalo Syana tuh tunangan lo bang."jawab Bian shock.
"Waktu gue tunangan sama Syana, lo malah pergi sama teman-teman lo padahal waktu itu lo juga bakalan tunangan sama wanita pilihan mama buat lo."ucap Bian yang sedikit kesal dengan kelakuan adiknya ini.
"Udah deh Gan .. Kasian Bian jangan dimarahin terus .. Dia pulang ke Jakarta bukan untuk dimarahin tapi untuk bertemu keluarganya."bela Raisa pada Bian.
"Udah ah gue cape .. Pulang yuk bang .. Kasian tuh Raisa udah cape-cape belain gue dan lo masih mau marahin gue gitu? Gue waktu pergi sama teman-teman gue tapi gue itu ngurusin kuliah gue di London dan papa juga udah tahu itu kok .. Kalo lo gak percaya tanya aja sana sama papa."bela Bian.
"Ok kita pulang dan buat Yaya sama Syana menginap aja dulu dirumah kita .. Masalah ini biar besok aja diselesaiinnya."ucap Afgan.
"Kenapa sih lo gak pernah bilang kalo Syana itu tunangan abang gue sendiri Na? Kenapa?"batin Bian.
Malam itu Afgan, Bian, Isyana, dan Raisa pun pergi meninggalkan Bandara dan langsung pulang menuju rumah keluarga Afgan.
Keesokan harinya.
#Ruang_Makan
"Gimana kuliahmu nak?"tanya Pak Loyd pada Bian.
"Alhamdulillah lancar kok walaupun sempat ada kecelakaan kecil sih Pa."jawab Bian sambil memakan roti selai cokelat.
"Kecelakaan kecil maksud kamu apa Bi?"tanya Pak Loyd.
"Aku sempat ditabrak sama mobilnya Syana jadi tangan aku harus di gip dan pake tongkat."jawab Bian yang diam-diam melihat Isyana.
"Kan gue juga udah tanggung jawab sama lo bahkan sampai lo sembuh."ucap Isyana yang membela dirinya sendiri.
"Syana .. Bian please deh ini masih pagi jangan berantem ah .. Ya gak Om?"tanya Raisa pada Pak Loyd.
"Iya kamu benar Raisa .. Papa minta kalian jangan berantem karena sebentar lagi kalian itu akan jadi kakak adik ipar."jawab Pak Loyd.
"Oh iya Ma Pa .. Aku, Syana sama Yaya minta izin mau pergi ke rumah pohon ya?"pinta Afgan yang sudah selesai sarapan.
"Ok mama sama papa izinin."jawab Ibu Lola dan Pak Loyd kompak.
"Gue ikut bang."pinta Bian.
"Sorry Bi .. Lo gak bisa ikut karena ini urusan gue, cewe gue sama Yaya."tegas Afgan.
"Iya deh gue gak ikut .. Puas lo!"ucap Bian yang bete abis.
"Gan .. Hati aku rasanya seperti teriris saat lo nyebut Syana dengan sebutan tunangan kamu."batin Raisa yang tanpa ia sadari pipi putihnya itu basah karena air matanya.
Tak berapa lama Afgan, Isyana dan Raisa pun pergi menuju rumah pohon.
#Rumah_Pohon
1 jam kemudian .. Mereka bertiga sampai di depan rumah pohon.
"Gan .. Ngapain sih ngajak ke sini?"tanya Raisa yang bingung dengan sikap Afgan.
"Iya Gan .. Tumben banget kamu ngajak aku sama Yaya ke sini bertiga .. Ada apa sih?"tanya Isyana yang sama bingungnya dengan Raisa.
"Ok .. Langsung aja ke intinya .. Syana, aku mau jujur sama kamu soal perasaan aku."jawab Afgan sambil memegang kedua tangan Isyana.
"Perasaan kamu? Maksudnya apa sih Gan? Aku gak ngerti deh."tanya Isyana yang semakin bingung dengan sikap Afgan.
"Iya ini soal perasaan aku ke Yaya .. Aku mencintai Raisa Syana."jawab Afgan.
"Aku udah tahu pasti ini akan terjadi di dalam hubungan kita Gan dan aku juga udah tebak pasti kamu mencintai Raisa .. Kenapa kamu baru jujur sama aku sekarang Gan? Padahal waktu itu aku udah minta putus sama kamu."tanya Isyana yang menangis dan air matanya terus mengalir.
"Gan .. Kamu apa-apaan sih? Aku gak mau ngerusak hubungan kamu sama Syana karena cinta ini."tanya Raisa yang terkejut dengan pengakuan Afgan di depan Isyana.
"Aku mencintai kamu Raisa dan aku juga gak bisa terus-terusan bohongin perasaan aku Sa."jawab Afgan yang langsung melepas genggaman tangan Isyana dan langsung menggenggam tangan Raisa.
"Gan .. Kita itu gak mungkin bersatu walaupun .. Walaupun aku juga mencintai kamu."ucap Raisa yang berusaha melepaskan genggaman tangan Afgan namun tak berhasil.
"Sa .. Gue ikhlas lepasin cinta Afgan untuk gue buat lo."ucap Isyana yang melepaskan genggaman Afgan dan mempersatukan tangan Afgan dengan tangan Raisa.
"Tap .. Tapi Syana soal Raihan gimana? Dia gak tahu soal ini."tanya Raisa yang juga menangis.
"Soal Raihan .. Dia udah tahu kalo kalian itu saling mencintai satu sama lain .. Dia pernah mergokin kalian waktu liburan ke Villa Keluarga lo Sa."jawab Isyana yang semakin menjadi tangisannya.
"Tapi apa dia gak marah Syan? Gue tahu banget sifat dia kalo udah emosi Syan."tanya Raisa yang juga semakin sedih dengan keadaan seperti ini.
"Iya dia marah tapi dia juga gak mau memaksakan perasaan kamu untuk dia walaupun dia mencintai kamu .. Gue udah ikhlasin Afgan buat lo Sa."jawab Isyana.
"Sorry gue gak bisa Syan."ucap Raisa yang pergi meninggalkan Afgan dan Isyana.

BERSAMBUNG..

KU DENGANNYA KAU DENGAN DIAWhere stories live. Discover now