Pesta yang diperuntukan bagi kalangan borjuis tengah digelar dihotel berbintang 5. Seorang pria bertubuh kecil, rambutnya ia semir cokelat madu, memakai setelan jas dengan merk ternama membalut tubuh mungilnya. Serta sepatu kulit dengan kualitas terbaik melekat dikakinya.
Sosok itu tampak tidak menikmati pestanya. Sedari tadi wajahnya terlihat kusut berbanding terbalik dengan penampilannya yang rapi.
Ditangan kanan-nya terdapat brandy, salah satu minuman beralkohol. Ia tenggak minuman itu dengan gaya yang elegan. Beberapa kali kolega ayahnya bertanya, atau hanya sekedar basa-basi dengannya. Ia hanya menjawab seadanya. Yang ada dikepalanya adalah sosok gadis (kekasihnya) yang tengah menunggu dirinya disuatu tempat.
Ia kesal pada ayahnya karena mendadak menyuruhnya pergi keacara yang sebenarnya sangat ia benci. Namun karena ia anak yang baik dan tak ingin mempermalukan nama ayahnya didepan koleganya, mau tidak mau dirinya harus mau karena sang ayah tidak berada di negara ini. Beliau tengah ada urusan bisnis di luar negri.
Jika ia dapat memilih ia akan menghabiskan malam ini dengan sang kekasih bukan malah menghadiri pertemuan tidak penting seperti ini.
Tanpa pemuda itu sadari, sedari tadi ada sosok yang diam-diam memperhatikannya dengan lekat. Bahkan gerakan sekecil apapun dari sosok si mungil pria itu melihatnya.
Pemuda misterius itu penampilannya tak jauh berbeda dengan sosok si mungil. Namun sosok misterius ini memiliki wajah tegas, dengan alis mata yang tebal, sorot mata tajam dan bentuk dagu berbentuk V. Rambutnya ia semir blonde, menyisakan hitam dibagian bawahnya sehingga menimbulkan gradasi warna hitam dan putih.
Tiba-tiba sosok mungil itu mengambil ponselnya dari saku kantung celana. Jari-jari pemuda itu tampak lincah mengetikan sesuatu. Dan setelah itu ia berjalan menjauhi tempat keramaian, mencari tempat sepi untuk menghubungi seseorang.
Sosok misterius itu diam-diam mengikuti si mungil. Si mungil tidak tahu jika ia tengah diintai oleh serigala yang ingin menerkamnya.
Dibalkon hotel ini. Si mungil tengah menghubungi sesorang, nada bicaranya terdengar menyesal karena hari ini dirinya tidak bisa mengantarkan sang kekasih. Ada nada penyesalan yang keluar dari suaranya. Diseberang sana sosok yang tengah si mungil hubungi merasa maklum karena kekasihnya itu berhalangan.
Setelah si mungil memutuskan sambungannya, dan kembali menikmati pesta yang baginya sangat membosankan itu. Pria misterius itu menggeram kesal. Tampaknya pria yang ia incar telah memiliki kekasih.
Ia merasa tidak suka jika sosok itu dimiliki oleh oranglain. Ya.. walaupun sosok itu mengakui jika dirinya baru pertama kali ini bertemu dengan si mungil. Namun entah mengapa kala melihat sosoknya, ia merasakan ada perasaan aneh. Sosoknya bagai magnet yang menjerat dirinya dan ia pastikan akan mendapatkan sosok itu.
Dengan senyuman licik tercetak di wajah tampannya. Ia mengambil sesuatu dari dalam kantung jasnya.
"Tampaknya aku harus mencoba ini."
.
.
.
.
Tbc.
Maaf jika cerita baruku terkesan pasaran, dan aku yakin pasti banyak yang pernah baca cerita model seperti ini. Tapi satu hal, ini cerita pure dari otakku. Aku lagi kepingin buat cerita kayak gini. Maaf jika ceritanya pasaran abis. Jika minat baca dan ingin mengikuti kisahnya silahkan komentar dan memberikan bintang. Oke, sekian terimakasih
See you next chap.
Bye pyong! ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
A WIND FLOWER.
FanfictionBagai bunga dandelion yang ditiup angin, terbang tinggi membumbung ke angkasa.