Setelah bercerai, Luhan membeli sebuah rumah baru di dekat kantornya. Ia enggan menempati rumah yang banyak mengingatkannya dengan wanita yang telah resmi bercerai dengan-nya.
Empat tahun menjalani biduk rumah tangga bersama tidaklah sebentar. Banyak kenangan yang pernah mereka jalani semasa bersama. Jujur ia belum sepenuhnya melupakan wanita itu. Wanita yang menorehkan madu dan racun secara bersamaan didalam hidupnya.
Bagai dihempaskan ke dalam tanah, luka yang wanita itu torehkan padanya terlalu dalam.
Bahkan belum lama mereka berpisah, wanita itu telah menikah kembali bersama selingkuhannya. 'Cih! Dasar wanita rubah.' Pikirnya.
Dirinya tak habis pikir.
Hanya seginikah rasa cintanya kepadaku? Kau membuangku kala aku tidak bisa memberikan apa yang kau mau. Salahku apa kepadamu? Bahkan kau tidak tahu, untuk dapat bersanding denganmu. Aku sampai mengorbankan segalanya. Dan satu kesalahan yang pernah kulakukan, aku meninggalkan anak dan juga orang yang tulus mencintaiku.
Keegoisanku membuatku menutup mata. Jika ada sosok diluar sana pernah tulus menerima dan mencintaiku apa adanya diriku. Tapi aku yang bodoh, membuang semuanya hanya untuk mengejar wanita yang tak sepenuhnya mencintaiku.
Luhan menyesal dengan apa yang ia lakukan dulu. Jika saja ia tidak egois dan mau belajar menerima Sosok pendamping hidupnya dulu, mungkin hidupnya tidak begini. Apa salahnya menjadi gay? Toh, gay tidak mengganggu. Hanya saja cinta mereka berbeda dengan orang pada umumnya. Dan sekarang... apa yang ia dapat. Hanya rasa penyesalan serta kekosongan didalam diri.
Bagai angin, ingin meraih tapi tak bisa, ingin menggenggam namun tak sanggup. Bagai kosong, hampa, tak berisi.
.
.
.
.
Berita tentang perceraian Luhan dengan istrinya telah tersebar dikalangan pengusaha besar, tentu saja berita tersebut sampai ketangan Oh Sehun pengusaha asal Korea Selatan ini.
Oh Sehun yang awalnya tidak ingin mendengarnya tanpa sengaja mendengar salah satu staf eksekutifnya, jika CEO Lu Han kabarnya telah bercerai dari istrinya yang kabarnya salah satu dari mereka selingkuh.
DEG!
Sehun yang mendengar itu sempat menghentikan langkahnya. 'Luhan bercerai?' Batinnya. Ingin ia mencari tahu kondisi Luhan saat ini. Namun ia urungkan karena ia telah berjanji tidak akan mengusik kehidupan pria itu lagi. Dan ia pun memutuskan tak mencari tahu mantan istrinya itu.
***
Bagai malaikat kehilangan sinarnya. Kondisi Luhan makin hari makin menurun. Lao Gao selaku, asisten serta sahabat Luhan merasa kasihan melihat bosnya terkapar sakit. Bahkan dia harus diinfus.
Harusnya bosnya itu dirawat dirumah sakit untuk mendapatkan pelayanan yang baik bukannya malah dirawat dirumah seperti ini. Tapi sekali lagi, ia selaku bawahan tidak bisa berbuat apapun karena sang bos sangat keras kepala. Alhasil beginilah sekarang. Luhan sakit, dirawat dirumahnya yang kecil.
Lao Gao sudah berkata kepada Luhan, agar pria itu mau dirawat dirumah besar milik keluarganya. Tapi karena sifat keras kepala pria itu sekali lagi Lao Gao menyerah. Pria itu tidak mau dirawat disana. Ia tidak ingin membuat kedua orangtuanya cemas. Dan pria brewok itu hanya mendesah pasrah. Terserah apa mau bosnya itu..
Setelah Lao Gao menyuapi bosnya bubur, walaupun si bos awalnya tidak mau makan. Tapi dengan paksaan asistennya itu, Luhan mau makan walaupun sedikit. Setelah makan bubur yang menurut Luhan tidak enak. Pria itu meminum obatnya lalu memutuskan kembali istirahat. Ia malas untuk kemana-mana karena kepala terasa pusing dan sakit, serta tubuhnya sangat tidak enak untuk bergerak. Yang ia inginkan hanyalah berbaring tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
A WIND FLOWER.
FanfictionBagai bunga dandelion yang ditiup angin, terbang tinggi membumbung ke angkasa.