~12~

2.2K 196 19
                                        

Tahun pun berganti, Luhan merasa jika ia semakin tua saja. Usianya mendekati 31 tahun.

Sudah setahun sejak ia berpisah dengan istrinya hidup Luhan seperti mayat hidup. Hanya kerja, kerja, kerja, menyibukan diri. Bahkan kopi adalah minuman yang sering pria itu tenggak. Ia seakan tidak memperhatikan kesehatan tubuhnya. Mungkin jika dipikir, mati pun pria itu siap.

Seperti menakin berjalan, sebutan itu pantas disematkan kepadanya. Iya, sosoknya bagai menakin yang berjalan. Tak ada cahaya didalam matanya. Mata rusanya yang seakan dapat menarik siapa saja yang melihat, seakan meredup. Tak ada cahaya dari matanya.

Asistennya, bahkan merangkap menjadi sahabatnya pun merasa cemas setiap kali melihat Luhan seperti itu. Lao Gao pusing dengan bosnya satu ini. Bahkan ia bingung, bagaimana cara mengembalikan senyuman sang bos.

Yang pria brengos, satu anak ini tahu. Jika bosnya itu sangat mencintai mantan istrinya. Tapi beribu sayang, jika mantan istri sang bos telah menikah bahkan telah memiliki anak. Kandas sudah mimpian bosnya itu untuk kembali kepada mantan istrinya. Yang dapat ia lakukan hanya berdoa agar si bos cepat-cepat menemukan kebahagiaan.

***

Luhan yang saat ini tengah serius menandatangi serta mengecek laporan data dari karyawannya dikagetkan oleh suara ketukan pintu yang ia tahu, pasti dari Lao Gao.

"Masuk." Perintahnya.

"Kau jangan lupa besok kau harus ke Jerman untuk bertemu dengan Mr Helmer di Berlin." Terang Lao Gao. Dan hanya dijawab gumaman saja dari Luhan.

Setelah mengatakan itu, Lao Gao keluar dari ruangan Luhan. Seperginya Lao Gao, Luhan mengambil sesuatu dari laci mejanya. Sebungkus rokok ia ambil dari sana. Iya, pria 31 tahun ini sudah setahun mengkonsumsi rokok. Walaupun ia tahu jika rokok tidak baik untuk kesehatan, namun ia tidak peduli. Zat nikotin yang terdapat pada rokok dapat membuat pikirannya sedikit tenang. Kepulan asap yang keluar dari mulut dan hidungnya tak ia pedulikan.

Sungguh sang rusa yang dulunya bersinar, bahkan cantik didepan mata seakan kehilangan keelokannya. Yang ada saat ini hanya pria 31 tahun yang kian lama kian menua.

.

Pesawat yang membawanya menuju kota Berlin - Jerman tak mendapatkan masalah apapun. Pria itu kini sampai di bandara Internasional negara tsb.

Ternyata suruhan Mr Helmer telah menjemputnya dibandara, sehingga ia dengan mudah menuju ke tempat beliau.

Pertemuan mereka diadakan di restoran berbintang 5 yang ada dikota ini. Tuan Helmer adalah sosok pria setengah baya yang asik. Dia memiliki 3 anak. Si sulung telah menikah, si tengah bekerja sebagai desainer dan bekerja di Paris, sedangkan si bungsu melanjutkan study S2 di universitas terkenal dinegara itu.

Penandatangan kontrak bisnis keduanya berhasil. Luhan pamit undur diri. Ternyata semua biaya selama ia di Jerman ditanggung oleh Mr Helmer. Baik akomodasi, penginapan ditanggung oleh Mr Helmer.

Malam terakhirnya dikota Berlin, Luhan memutuskan untuk jalan-jalan. Kota Berlin salah satu kota saksi bisu adanya perang dunia ke-2. Banyak tentara Nazi bahkan sekutu tewas disini.

Dan yang paling terkenal adalah tembok Berlin. Tembok itu dibangun pada 13 Agustus 1961. Dimana memisahkan Jerman Barat yang dipengaruhi oleh Amerika Serikat (Sekutu) dan Jerman Timur dipengaruhi oleh Uni Soviet (Komunis) banyak gejolak didalam negara ini. Dimana Jerman Barat sangatlah demokratis, dan bebas. Negara Jerman Barat lebih maju dibandingkan dengan Jerman Timur. Pengaruh Komunis yang memimpin dengan keras membuat rakyat Jerman Timur berang. Mereka berdemo, terjadi kerusuhan dikubu Jerman Timur. Bahkan banyak dari rakyat Jerman Timur yang tewas karena melawan pemerintahan yang sangat otoriter.

Perjuangan rakyat Jerman timur untuk bersatu dengan Jerman Barat menuai hasil. Pada 9 Nov 1989 rakyat Jerman Timur boleh pergi ke Jerman barat. Berbondong-bondong mereka melompat dari dinding beton yang memisahkan mereka. Dan pada 3 Oktober 1990. Tembok berlin sebagai saksi bisu pemisah antara Jerman Barat dan Jerman Timur dihancurkan. Yang tersisa tinggal puing-puing bangunan dari tembok tersebut. Sebagai bukti sejarah jika dulunya negara ini pernah terpecah dan sekarang menjadi utuh kembali. Menjadi negara yang bersatu, dan berdaulat.

Luhan terus menyusuri malam di kota ini. Sampai ia tertarik melihat dua sejoli yang ia yakini, hms... belog. Namun yang membuatnya
tertarik - pasangan tersebut, yang diduga sebagai sosok istri tengah menggedong anak kecil kira-kira berumur 2 tahun kedalam pelukannya. Tampak sang istri tengah menenangkan sang bayi yang sedang menangis. Sang pria satunya yang diduga suami memberikan botol susu kepada sang istri. Sang istri menerimanya lalu memberikannya kepada bayi itu. Ajaib, sang bayi menghentikan tangisannya. Mungkin lapar. Pikir Luhan.

Ia melihat kejadian yang sungguh di negaranya sendiri terdengar tabu, bahkan menjijikan. Namun disini, kaum seperti itu telah mendapatkan tempat. Mereka seakan diterima oleh masyarakat.

Luhan seakan teringat akan sosok pria pendamping hidupnya - dulu. Jika saja waktu bisa diputar kembali. Mungkin moment yang ia lihat sekarang menjadi nyata. Dimana pria yang menjabat sebagai istri mengendong, menenangkan sang bayi untuk tidak menangis. Dan sang suami dengan perhatiannya memberikan botol susu kepada sang istri agar sang bayi meminumnya. Setelah bayi itu tertidur, pria manis itu menaruh bayinya kedalam kereta bayi. Dan pria satunya mendorong kereta bayi tersebut. Ia juga melihat pancaran kedua pasangan itu terpancar cinta yang besar. Seakan-akan mereka adalah satu, bukan lagi dua.

Tes.

Melihat moment mengharukan itu dirinya seakan ditampar. Dulu, dulu ia pernah merasakan pancaran kasih sayang itu. Cinta yang besar dari sosok yang saat ini ia tidak bisa menyentuhnya, bahkan menggapainya lagi.

Bodohnya ia telah melepas orang yang dulu tulus mencintainya.

Memang benar apa kata orang.

Penyesalan selalu datang terakhir.

Apakah, apakah Tuhan mau memberikan kesempatan yang kedua untuknya?

***

Angin bawalah aku pergi, terbang jauh, kembali kedalam dekapan tangannya.

Mian, mianhae Sehun.... jeongmal mianhae...

Benar apa katamu. Dulu, dulu kau mengatakan untuk tidak menyesal. Aku dulu sangat keras kepala, dan sekarang aku menyesal tlah melepas kalian. Adakah kesempatan untukku Tuhan??

***

Sekali lagi, sang bunga jatuh ditanah bebatuan yang keras.

.

.

.

.

.

.

.

.TBC.

Makasih banyak atas dukungan kalian. Dan karena dukungan saya update kilat lagi. Mumpung hari minggu and libur. Hehehe.. ditambah lagi senggang.

Makasih banyam kepada
Hun-HunHan yang lagi-lagi memberikan saran yang membangun. Oke chingu aku akan terima saranmu. Sekali lagi terimakasih banyak.


Terus berikan suara dan komentar kalian kepadaku. Mungkin saja dengan begitu saya akan lebih semangat ngetik dan update asap lalu wuss.... kalian tinggal menikmatinya. #nyengir.

Dan maaf jika menemukan typo kata-kata yang rancu, tidak dimengerti saya mohon maaf. Akhir kata see you next chap.
Bye pyong! ^^...


A WIND FLOWER. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang