~19~

3.1K 203 25
                                    

Luhan terbangun, ia menggeliatkan tubuhnya dan menatap jam yang ada diatas nakas. Pukul 2 dini hari. Ternyata masih malam, bahkan matahari belum menampak sinarnya. Ia lalu menolehkan wajahnya kesamping. Ia melihat wajah Sehun yang tengah tertidur sambil memeluknya layaknya guling. Ia meniti satu-persatu wajah tampan pria ini. Ia tahu jika mereka saat ini tengah telanjang bulat, bahkan tubuh mereka hanya ditutupi oleh selimut tebal agar tidak kedinginan plus masuk angin. Ia sungguh terpesona oleh kharisma dan ketampanan yang dimiliki Sehun kekasihnya.

Sampai ia melihat sesuatu diatas nakas, sebelah sisi Sehun - terdapat bingkai foto disana. Yang membuatnya tercekat, merasa cemburu karena foto itu. Didalamnya tercetak Sehun, Ziyu bersama dengan Baekhyun. Disana mereka tampak seperti keluarga.

Luhan merasa sedih. Apa pantas ia menjadi ibu untuk Ziyu? Sedangkan ia tidak memiliki andil dalam membesarkan Ziyu sampai anaknya sebesar itu.

Dulu-dulunya ia bahkan tidak peduli dengan Ziyu, bahkan tidak mencintai Sehun yang notabenya adalah suaminya. Tapi itu dulu, bahkan Tuhan menghukumnya. Ia tidak bisa memiliki anak dengan mantan istrinya. Seakan-akan Tuhan mengatakan kepadanya jika inilah keluarganya! Bersama dengan Sehun dan Ziyu. Tapi jika ia melihat pria bernama Baekhyun ia merasa sebagai pengganggu. Baekhyun-lah orang yang tulus kepada mereka - Sehun dan Ziyu.

Sehun merasakan jika Luhan bergerak dalam pelukannya. Ia lalu membuka matanya dan benar saja jika Luhan terbangun.

Cup!

Sehun mengecup pipi Luhan, sayang. Merasa pipinya di kecup, Luhan langsung menoleh kearahnya.

"Sehun, kau bangun... maafkan aku membuatmu terbangun." Ujar Luhan.

"Tidak apa-apa Lu. Ngomong-ngomong kau kenapa? Apakah kau ingin melanjutkan ronde kita, eoh?" Goda Sehun. Dan Luhan mendelik tidak suka. Bagaimanapun juga ia lelah melayani nafsu Sehun yang sekuat kuda liar. Bahkan - mungkin punggung Luhan pegal karena melayani nafsu kekasihnya ini.

"Hahaha... aku hanya bercanda sayang, Cup!" Sehun mencium bibir Luhan kilat.

"Sehunnie... a-apakah aku pantas kembali kepada kalian?" Tanya Luhan tiba-tiba.

"Apa maksudmu Lu, kau pantas kembali. Aku mencintaimu, kita saling mencintai. Bahkan Ziyu sangat senang melihat mamanya telah kembali." Terang Sehun meyakinkan Luhan.

"Ta-tapi Baekhyun. Baekhyun kurasa lebih pantas diban..."

Hmmmppphhh....

Belum sempat Luhan menyelesaikan ucapannya Sehun membungkam mulutnya dengan ciuman yang kasar dan menuntut. Bahkan Sehun menghisap bibirnya kuat. Luhan pasrah Sehun memperkosa bibirnya. Ia seakan kalah oleh sang dominan.

Plok!

Pertautan lidah mereka terputus, menghasilkan bunyi kecipak yang dihasilkan dari saliva keduanya.

"Hentikan ucapanmu ini Lu. Ku tekankan sekali lagi. Kau pantas untuk kami. Dan jika kau meragukan cintaku, aku-akan- dengan- segera kembali menikahimu. Percaya padaku, hanya kau pemilik hati ini. Hanya kau satu-satunya yang ada disini." Tegas Sehun sambil memegang dadanya sendiri seakan meyakinkan Luhan jika ia sungguh mencintai Luhan.

"Hiks, hiks, hiks... a-aku hiks, percaya padamu Hunna... hiks, tapi a-aku hiks, merasa hina hiks, aku merasa tidak pantas untuk kalian hiks, huhuhu...." Luhan menangis. Dan Sehun dengan penuh perhatian memeluk tubuh Luhan sayang, sedangkan Luhan membalas pelukannya erat sambil menangis didada kekasihnya.

"Kata siapa kau tidak pantas dan hina, hms... kau itu sangat berharga bagi kami Lu... asal kau tahu, diam-diam aku menunggumu Lu. Menunggu bungaku pulang. Bungaku yang dulu pergi diterbangkan oleh angin dan saat ini angin dengan baik hatinya membawamu pulang kedalam pelukanku. Aku sangat beruntung angin mendengar doaku Lu. Jadi tidak peduli bagaimana dirimu, aku tetap mencintaimu. Karena hati ini sudah terpaku untukmu Lu. Aku juga tidak tahu mengapa, mengapa aku bisa tergila-gila denganmu. Tapi satu hal Lu, jantung ini akan berdebar-debar kala didekatmu. Kau mendengarnya kan, Lu? Dadaku berdebar-debar tidak menentu karena saat ini kau ada disampingku. Jadi jangan pernah lagi mengatakan jika kau tidak pantas untuk kami. Kau sangat pantas Lu, dan satu hal. Hanya kau yang pantas untuk Ziyu putra kita. Ziyu membutuhkanmu, ibu kandungnya."

A WIND FLOWER. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang