~5~

2.5K 206 21
                                    

Kandungan Luhan sudah menginjak usia 3 bulan dan 3 bulan ini ia dilanda ngidam. Bahkan rasa mual-mual masih ia rasakan. Namun Sehun sang suami dengan penuh perhatian menjaganya, jika rasa mual melandanya dimalam hari, Sehun akan sabar mengurut tengkuknya dan mengolesi minyak angin, serta pria itu juga memijat-mijat kakinya yang terasa pegal.

Luhan seakan merasa bersalah kepada Sehun. Pria ini ternyata begitu baik padanya. Tapi sekali lagi, jika ia masih tidak bisa membalas cinta yang Sehun berikan untuknya. Luhan benar-benar minta maaf tidak bisa membalas atau belum bisa membalas perasaan Sehun kepadanya.

Walaupun awalnya sikap Sehun padanya terkesan pemaksa dan juga seenaknya sendiri namun seiring berjalannya waktu pria ini mampu bersikap demokratis kepadanya.

Misalnya jika ia tidak setuju dengan pilihan Sehun, dan ia memiliki pilihan sendiri Sehun dapat menerima apa yang menjadi pilihannya itu.

Perhatian Sehun begitu besar untuknya dan juga bayi yang ia kandung. Kandungan-nya yang kian lama kian membesar diwajibkan untuk sering-sering kontrol dokter. Masalah dokter kakak Sehunlah yang bertugas memeriksanya. Sang kakak jauh lebih ramah daripada Sehun. Oh Suho nama kakaknya. Oh Suho bagai malaikat yang turun dari surga, sosoknya begitu bersahaja. Tak ayal Luhan merasa nyaman jika mengobrol dengan pria itu.

"Bagaimana, apakah hubungan kalian kian membaik?" Tanya Suho padanya. Luhan hanya tersenyum seadanya. Ia bingung harus menjawab apa. Oh Suho tampaknya mampu membaca apa yang terjadi diantara hubungan-nya dengan Sehun.

"Baik hyung. Sehun sangat perhatian padaku." Balas Luhan.

"Oh begitu. Iya, anak itu semakin hari semakin dewasa. Ia bahkan tampak seperti bapak-bapak." Ujar Suho bergurau.

"Hahaha... iya. Bahkan jika dilihat ia jauh lebih tua dariku. Hahaha...." Tawa Luhan pecah. Ia membayangkan jika apa yang dikatakan oleh Suho benar. Jika Sehun tampak lebih tua daripada dirinya.

"Apakah kalian tengah membicarakanku?" Tanya Sehun yang tiba-tiba saja datang. Sehun tampaknya baru pulang dari tempat kerja.

"Jika benar kenapa... lihatlah istrimu tampak senang membicarakanmu. Kami sedang membicarakan, jika kau semakin tua saja. Sedangkan Luhan semakin muda." Terang Suho berusaha bergurau.

"Heh, memang wajahku seperti ini. Tapi asal kau tahu, penampilanku ini disukai oleh banyak orang. Jika aku ingin aku bisa menggaet lebih dari satu orang." Ucap Sehun membanggakan diri. Sedangkan Luhan yang mendengarnya merasa tertohok. Ia tertohok karena mengapa Sehun tidak menggaet mereka yang lebih mencintainya, menginginkannya? Bukannya malah dirinya yang tidak mampu mencintai pria itu.

.

Sehun keluar dari kamar mandi dengan handuk putih melilit bagian bawahnya. Luhan melihatnya jika tubuh Sehun sangatlah bagus. Absnya sungguh tercetak bagai roti sobek. Mungkin jika para wanita yang melihatnya akan tergiur. Tapi sekali lagi Luhan katakan, jika ia lurus, normal. Dan didalam hatinya tersimpan nama wanita yang saat ini, mungkin masih menunggunya. Dan satu hal yang tidak diketahui oleh suaminya jika ia diam-diam masih berhubungan dengan kekasihnya itu. Walaupun hanya lewat ponsel, sosmed.

Mungkin apa yang dirinya lakukan adalah perbuatan selingkuh. Tapi Luhan tidak peduli. Sekali lagi ia katakan jika ia tidak mudah atau mungkin tidak bisa mencintai Sehun.

Bahkan setiap kali Sehun memberikan perhatian lebih yang terlewat menjijikan Luhan akan menepisnya, berpura-pura mual dengan perlakuan Sehun padanya yang terkesan menjijikan dimatanya.

Oh ayolah... dirinya bukan gay seperti Sehun. Dirinya pria normal yang masih memiliki perasaan terhadap wanita. Bahkan di Beijing sana masih ada sosok yang diam-diam tengah menunggunya tanpa sosok itu tahu jika sang pujaan hati tidak lagi sendiri. Statusnya telah berubah menjadi orang yang telah menikah.

A WIND FLOWER. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang