~7~

2.4K 218 13
                                    

Kota Beijing, kota yang selalu ramai bahkan kota ini adalah ibu kota negara Tiongkok - China. Salah satu anak manusia yang saat ini tengah mengendarai mobil sport merahnya dengan wajah lelah. Jalanan macet, seakan menghentikan lalu lintas disekitar. Sudah banyak kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk mengatasi kemacetan tapi seakan semuanya hanyalah isapan jempol belaka. Kemacetan sukar untuk diatasi.

Pria yang menginjak usia 30 tahun ini merasa jenuh. Ia ingin sekali cepat-cepat pulang kerumah bertemu dengan sosok pendamping hidupnya. Ya.. walaupun ia yakini saat ini mereka berdua tengah dilanda prahara besar dalam biduk rumahtangga mereka.

Ia tahu, jika hidup berumahtangga tidak selamanya mulus. Pasti ada masalah yang menghadang. Empat tahun pernikahan mereka, hanya satu yang saat ini menjadi kendala. Sang pendamping hidup - katakanlah istri tengah berkeluh kesah.

Sang istri ingin memiliki buah hati namun sayang Tuhan masih belum mengizinkan mereka untuk memilikinya. Sudah banyak cara mereka lalui. Bahkan banyak gaya yang mereka praktekan namun masih tidak membuahkan hasil.

Rasa putus asa kembali menyeruak didalam hati. Tapi sekali lagi, ia harus kuat dan terus memberikan semangat untuk pendamping hidupnya kini.

"Aku pulang... " Sapa sosok itu kala ia telah sampai dirumah. Tapi apa yang ia lihat tak seindah yang ia bayangkan sosok pendamping hidupnya belum juga pulang. Rumah tampak sepi. Ia panggil nama pendamping hidupnya tapi nihil, tidak ada sambutan dari sosok itu.

Hhh...

Ia mendesah, lelah. Pasalnya, sosoknya ternyata tidak ada dirumah. Ia lalu memutuskan untuk kedapur, dilihatnya tak ada apapun disana. Ia melihat ke dalam lemari es, banyak bahan makanan didalam namun harus diolah terlebih dahulu. Ia benci memasak, dan juga ia tak begitu pintar memasak. Disaat perutya berbunyi karena lapar. Jalan satu-satu adalah memesan makanan cepat saji. Dan ia pun menghubungi restoran cepat saji. Ia memesan pizza dan juga ayam goreng.

Beberapa menit kemudian pesanan pun datang. Ia membayar pesanan tak lupa memberikan tips untuk sipengantar makanan.

Baru ia akan makan. Sosok pendamping hidupnya pulang dengan tas belanja yang baginya sangat banyak.

"Kau baru pulang jam segini, kemana saja?" Tanya-nya cemas. Pasalnya orang itu pulang larut.

"Hari ini aku jalan-jalan dengan teman-temanku melepas stres. Tapi bukannya senang aku makin stres." Ucap sosok itu manja. Bahkan dia telah duduk dipangkuan pria itu, sambil mengelus wajah halus sang pria.

"Apa yang membuatmu stres hem..." tanyanya halus.

"Kau sudah tahu jawabanku kan, kawan-kawanku mengajak anak mereka. Kau tahu, jika mereka sangat lucu. Andai kita cepat punya anak..."Ucap sosok itu manja sambil bersandar di dada sang pria.

"Anak adalah anugrah Tuhan. Kita harus bersabar dan yakin kepada-Nya. Ayo kita makan, kau pasti belum makan kan... dan setelah itu, ayo kita buat anak." Bisik si pria ditelinga pendamping hidupnya.

.

.

.

.

.

******

.

.

.

.

Sebentar lagi, tinggal menunggu waktu bayinya akan lahir. Bulan ini kandungannya tengah menginjak bulan ke-9. Oh Suho mengatakan jika keponakannya akan lahir antara tangal sebelasan.

A WIND FLOWER. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang