One

3.3K 151 45
                                    

Suara hentakan musik serta gemerlap lampu sorot warna warni dan aroma alcohol serta rokok tercampur dalam satu ruangan ini. ruangan yang penuh sesak dengan umat Manusia yang tengah asik dengan masalah kenikmatan duniawinya. Mereka asik berpesta, meneguk alcohol, bercumbu mesra dan sebagian besar telah kehilangan akal sehatnya.

"Yook Sungjae! Hentikan! kau sudah mabuk!" gertak pria bertubuh kekar dengan garis matanya yang sempit

"AHh!! Diam aku sedang stress" pria bernama Sungjae itu menepis lengan sahabatnya yang berusaha untuk menjauhkan botol besar beer itu dari bibirnya yang sedari tadi tidak berhenti ia teguk berulang kali.

"Kau ada masalah lagi dengan Kakak mu? Kalian, sudah sama-sama dewasa tapi selalu bertingkah seperti anak kecil" hyunsik mengerutu pelan, namun ia berharap bahwa gerutuannya itu bisa didengar oleh sahabat dekatnya yang selalu saja memiliki masalah dengan kakaknya

"kau pergi saja lah! Tinggalkan aku disini!! Aku masih mau minum" pria yang tengah mabuk itu kini kembali meneguk lagi beer kesayangannya dan menidurkan kepalanya di meja bundar yang tinggi.

"baiklah! Aku sudah janji dengan seseorang untuk menikmati malam yang panas..hehe" hyunsik tertawa pelan seperti sedang membayangkan kenikmatan yang malam ini akan ia dapatkan

"YA!! dasar kau pria maniak! Gadis murahan mana lagi yang akan kau tiduri? Dasar kau bajingan" sungjae berbicara dengan arah katanya yang tidak jelas dan nadanya yang bergoyang

"hahaha..aku tidak peduli kalau kau menyebutku bajingan atau apapun itu! yang penting nikmat hahhaa..." hyunsik berkata sambil berlalu dari hadapan sungjae yang sekarang tengah menidurkan kepalanya yang terasa berat akibat pengaruh alcohol yang sudah terlalu banyak masuk ke tenggoroknannya.

"dasar bodoh! Pelacur itu masalah social yang harus dihilangkan dari Negari kita! Ia malah memakai sumber penyakit itu! bodoh!" sungjae mengumpat pelan lalu kembali meneguk beernya.

***

Gadis itu bangkit dari tidurnya, menutupi tubuhnya yang tidak dilindungi sehelai benangpun dengan selimut putih. Ia mengambil pakaian dalam serta bajunya yang tegeletak berantakan di lantai dekat kasur besar itu. ia pakai perlahan satu persatu, sangat hati-hati agar pria yang ada disampingnya tidak menyadari gerakannya. Setelah ia berhasil mengancingkan kancing terakhir dari kemeja hitam yang sedikit transparant itu ia terduduk pelan diujung Kasur, menarik napas panjang dan menahan air mata yang hampir tumpah diujung matanya. Perasaan menyesal ini lah yang selalu ia rasakan memenuhi setiap sudut dan relung hatinya setiap kali ia menyelesaikan pekerjaaannya yang ia anggap Hina.

Kini kepalanya berbelok memandangi pria yang tengah menutup matanya itu. pria ini tampan berbadan kekar lalu dilengkapi dengan dadanya yang bidang. Pria yang tidur dengannya malam ini memang sedikit berbeda, ia dingin tidak menampakan nafsunya terlalu berlebihan seperti kebanyakan pria hidung belang yang pernah tidur dengannya.

Namun, apa gunanya terus memandangi wajah tampan itu? ia memang sedikit berbeda tetapi tetap saja ia pria bajingan yang pasti sudah meniduri banyak wanita yang sama dengan dirinya saat ini.

Ia mengalihkan pandangan matanya dan sekali lagi menarik napas panjang. Tangannya mengambil tas kecil yang ada disampingnya lalu bangkit dari dudukunya, namun ia rasakan tangan besar mencekram pergelangan tangannya kuat. Pria ini sedari tadi tidak tidur ternyata.

"kau mau kemana?" suara beratnya menghentikan gerakan tubuh gadis itu  dan tarikan tangannya membuatnya kembali terduduk disana.

Ia kini bangun dari duduknya dan mendekatkan tubuhnya. Bisa ia lihat kembali lekukan tubuh atletisnyapra itu saat ini, tanpa rasa malu ia dengan bertelanjang memandang kearahnya dengan tatapan mata yang tajam.

STAND BY ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang