Thirteen - Confession

871 72 107
                                    

SOOYOUNG SIDE

"Jadi Chenle sudah boleh pulang sore ini dok?" aku meninggikan nada bicaraku seakaan tidak percaya dengan ucapan dokter bertubuh tinggi ini

"benar, adik kecil ini sudah tidak apa-apa..asalkan nanti jangan terlewat meminum obatnya dan jaga juga kualitas udara dirumah jangan sampai terlalu lembab" dokter itu memberikan senyumannya lalu mengusap rambut chenle lembut

"Huah!! Si jagoan ternyata hebat yah! Sudah sehat ternyata hehe" Sungjae yang sedari pagi masih ada disampingku kini ikut menyemangati adikku yang kali ini menampakan matanya yang membentuk bulan sabit lalu tersenyum manja.

Aku membukuk pada dokter yang berpamit diri pada kami sembari memandangi Sungjae dan Chenle yang masih sama-sama tertawa, saling melempar canda. Seuntas senyum tergambar di bibirku yang sedikit pucat, pemandangan didepan mataku kali ini sangat menyilaukan. Sungguh menyenangkan melihat dua orang favoritku menjadi sedekat ini, chenle yang tidak pernah merasakan memilik seorang 'hyung' kini seperti memilikinya sosok itu dalam diri Sungjae dan akupun merasa bahwa sungjae menginginkan sosok saudara lelaki yang bisa dekat dengannya, bisa saling bertukar tawa, meledek dan yang paling penting bisa saling mengerti perasaan masing-masing.

Hatiku sedikit sakit ketika aku mengingat kedua kakak-adik itu, Jisoo dan sungjae. Masih belum aku ketahui alasan apa yang membuat hubungan mereka menjadi sangat buruk namun,  yang pasti sungjae sangat membenci Jisoo. Tetapi, dalam tatapan mata Jisoo aku tidak menemukan rasa benci, hanya ada rasa bingung dan keraguan disana.

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka? Dan bukankah kehadiranku akan membuat segalanya menjadi lebih buruk? aku tau pasti akan hal itu. lalu aku harus bagaimana? Menyerahkah?'

"Hei.. adikmu sudah sehat kau malah melamun terus" si pemilik senyuman hangat itu kini mengayun-anyunkan telapak tangannnya tepat didepan wajahku dan tidak pernah ketinggalan senyuman terindahnya ia berikan kepadaku dan karena itulaj aku tak kuasa untuk tersenyum kembali.

"tentu saja aku senang! Bahkan aku adalah orang yang paling bahagia di dunia ini.. benarkan Chenle-ya?" aku mencium lembut pipi mulus Chenle dan ia membalas memberikan ciumannya pada pipiku.

"wuah! Kau tau Chenle-ya. aku sangat iri pada mu saat ini.. cium aku juga donk hmmm" si super Yook itu memejamkan matanya, memberikan pipi bersihnya padaku seolah meminta bibirku berhenti disana.

"Nih!"

Aku bukannya memberikan ciuman padanya melainkan memberikan cubitan kecil pada pipinya merasa gemas dengan sikapnya yang selalu bisa membuat hatiku tertawa.

"hahah.. dasar kau ini! nanti aku pastikan bahwa kau akan selau ingin menciumku hahah" ia menyentuh pipinya yang sedikit terasanya nyeri.

"Sooyoung ah.. aku akan mengantar kalian pulang, tapi aku harus ambil mobil di rumah terlebih dahulu.. setengah jam! aku akan kembali dalam setengah jam!"

Aku mengangguk menerima tawarannya dan kami keluar dari ruangan VIP itu secara bersamaan. Entah kenapa aku ingin mengantar kepergiannya, agar ia tau kalau aku peduli pada dirinya.

"kau didalam saja temani Chenle..aku kan setengah jam lagi akan kembali..jangan-jangan kau masih kangen aku ya?" kini tanganya mengelus suraiku lembut, mengelusnya dari atas hingga ujung rambutku. Mataku terpenjam sesaat merasakan kehangatan yang ia hantarakan melalui ujung jarinya.

"hati-hati dan cepat kembali" aku berbicara sambil menatap pada matanya yang sedang memandang teduh kepadaku juga. Pikiranku terbang memasuki dimensi lain yang sudah lama tidak aku datangi, aku seperti kembali kemasa dulu ketika aku masih bisa merasakan cinta yang tulus dan murni.

STAND BY ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang