Six - It's Okay If I Missing You? -

1K 102 124
                                    

Tiga hari..

Sudah tiga hari ini Sooyoung merasakan kehidupannya yang Normal.

Bangun - kuliah - partime - rumah.

Begitu saja siklus hidupnya selama tiga hari, tanpa mengeluti dunia malamnya. Benar, jika uang bulananya telah cukup untuk menutupi segala keperluannya, Sooyoung tidak pernah menerima ajakan pria nakal yang ingin menikmati kehangatan tubuhnya. Ia hanya akan tidur dengan para hidung belang itu jika ia butuh uang lebih dan atau jika ada orang yang mau membayarnya dengan sangat mahal. Contohnya Jisoo.

Ia seharusnya berterima kasih kepada Joker yang telah membayarnya mahal malam itu, ditambah lagi ia membelikan seluruh keperluan rumah Sooyoung untuk satu bulan penuh, jadi ia bisa hidup tenang dalam satu bulan ini bahkan masih ada uang yang bisa ia sisihkan dalam rekening tabungannya demi untuk membiayai Yeri yang sebentar lagi akan meninggalkan seragam sekolahnya dan menampaki kehidupannya sebagai mahasiswi.

Tetapi, lelaki dingin itu sudah tiga hari tidak menampakan batang hidungnya. Bahkan sekedar mengiriminya pesan pun tidak. Sooyoung merasa bahwa dirinya teramat bodoh ketika ia sadar bahwa ada hari dimana ia menatap kosong ke layar handphonenya dan berharap ada nama Joker yang muncul dilayar handphonenya itu, walaupun ia tau kalau tunggunya adalah Nol besar.

"ahhh..mungkin dia jijik kepadaku"

Gumamnya dalam hati itu mewakili segala spekulasinya terhadap sikap Jisoo. Lelaki mahal seperti dia tidak mungkin menaruh sesuatu yang special terhadap gadis miskin sepertinya. Sooyoung berfikir kalau pria itu hanya penasaran kepadanya karena sooyoung yang telah menolak keinginan Jisoo sebanyak dua kali. Tetapi, kejadian nakal di restaurant 3 hari lalu telah menjawab semua rasa penasaran pria itu, Jisoo pasti sudah mengangapnya sebagai gadis yang tidak ada bedanya dengan gadis murahan lainnya, betapa mudahnya ia menikmati permainan Jisoo saat itu.

"rasa penasarannnya pasti sudah hilang dan karena itu ia berbaik hati untuk membelikan semua keperluanku dan mengantarku pulang.. setidaknya itu menjadi oleh-oleh terakhirnya untuku"

"dasar bodoh kau park Sooyoung, kau pikir ia jatuh hati kepadamu?gadis bodoh" ia mengerutu kecil sambil terus menatap kosong kearah televisi tua di ruang tamunya yang sempit.

"memangnya siapa yang bodoh Unnie?" yeri bertanya sambil mengigit satu slice apel yang sudah ia kupas dengan bersih

"ha?apa? tidak..tidak ada ko" jawab sooyoung menyembunyikan semua kekhawatiran yang menyerang hatinya

"hahah.. kau melamun ya?sedang jatuh cinta? Oia siapa pria yang kemarin datang?chenle bilang kepadaku unnie" yeri bertanya sambil menunjukan senyumannya yang seolah tengah meledek kepadaku, sedangkan chenle yang ada disebelahnya hanya tertawa nakal dan kembali fokus pada pensil warnanya.

"ia temanku! Hush! Kau belajar sana dikamarmu, bukankah ujian sebentar lagi" aku mengusir adik nakalku ini untuk masuk ke kamarnya dan menuntaskan tugasnya sebagai pelajar yang akan menghadapi ujian masuk unversitas musim depan.

"Arraseo Unnie" yeri berjalan lemas menuju kamar kecilnya

Sooyoung menatap kearah Chenle yang terlihat fokus pada buku gambarnya, dari bentuk matanya yang melengkung indah sooyoung bisa melihat bahwa bibirnya yang tertutupi masker itu tengah tersenyum lebar.

"sayang..kau pernah jatuh cinta?"

"sial! Pertanyaan bodoh macam apa ini"

"tentu saja Noona.. aku juga lekaki sejati heheh" jawab chenle ceria

"wuah! Kau ini masih kecil sudah tau cinta ya..memangnya dengan siapa?" sooyoung mengacak-acak rambut hitam adiknya itu dengan lembut namun tercampur oleh rasa gemas yang ia hantarkan melalui ujung jemarinya.

STAND BY ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang