SOOYOUNG
"bagaimana ini.." aku menghentikan langkahku disalah satu Café yang terletak dipojokan Rodeo Street Apgujeong . sudah beberapa menit aku mengulur-ulur niatanku untuk memasuki pintu kaca gelap itu. aku hanya melangkah-langkah kecil didepannya, beberapa kali gerakan tubuhku seperti menghalangi pelanggan lain yang hendak masuk.
Hari ini, aku akan bertemu dengan Jisoo. Semalam ia sempat mengirimiku pesan dan meminta untuk bertemu. Sebenarnya kita bisa saja cuek dengan situasi ini karena sesungguhnya tidak ada hal special yang resmi terjalin diantara kami. aku bukan kekasihnya, dia juga bukan kekasihku Tetapi, entah kenapa situasi ini perlu untuk dibicarakan. karena, sepertinya kami berdua telah merasakan suatu getaran-getaran yang tidak biasa diantara kami dan juga aku memiliki beban moral yang harus aku pertanggung jawabkan kepadanya. Jisoo membayar perawatan chenle dan aku harus membayarnya kembali demi menghindari hutang budiku padanya. Namun, yang menjadi masalah terbesar sepertinya adalah hubunganku dengan Sungjae yang merupakan adik kandungnya sendiri.
Aku memberanikan diri mendorong pintu cafe itu, melangkahkan pelan kakiku kedalam. Samar-samar aroma butter dan chocolate yang lembut perlahan memasuki indra penciumanku. Mataku menyorot keseluruh ruangan yang dipenuhi oleh ornamen khas Belanda, dengan interior modern yang terbuat dari kayu, beberapa Bunga Lily dan Lavender kering yang terletak rapi disetiap sisinya.
Suasana café ini begitu tenang, suara lembut dari Symphony No.9 : Ode to Joy dari Beethoven membuat suasana café menjadi hangat dan suasana ini sangat berbeda dengan keadaan hatiku ketika mataku menemukan sosok ia yang tengah terduduk dengan matanya yang tertutup, jemarinya mengetuk-ngetuk ujung meja berusaha mengikuti irama music yang mengalun indah ditelinganya yang memerah, ia entah sedang menikmati suasana hangat café ini atau sedang berusaha untuk menahan emosinya aku tidak tau dengan jelas, yang pasti ekspektasiku tidak seperti ini.
"Jisoo-ya" aku memanggil namanya pelan.
Dengan cepat ia membuka matanya, menatap kosong tanpa ekspresi yang berarti kepadaku, ia seperti sudah mengosongkan seluruh pikirannya dari emosi yang sebelumnya memuncak.
"Duduklah.." Suara lembutnya membangunkan aku dari lamunan singkatku dan dengan ragu mendudukan tubuhku pada sofa berwarna coklat yang seharusnya nyaman untuk aku duduki.
"bagaimana kabarmu?" aku menyerahkan seluruh keberanianku untuk hanya sekedar bertanya kabar padanya. Ia tidak terlihat menyeramkan saat ini bahkan tatapannya teduh seakan pasrah pada takdir yang akan membawanya entah kearah yang bagaimana.
"kau seharusnya sudah tau pasti kan bagaimana keadaanku?" ia menjawab dengan memberikan gambaran kepadaku, tidak menjawabnya dengan jelas. Kini ia menyeruput kecil hot coffenya, meletakan kembali cangkirnya, jemari tangannya kini bermain diujung cangkir putih kecil seperti berusaha menghapus jejak bibirnya yang tadi tertinggal disana
"kau mau pesan apa?" ia bertanya padaku namun tatapan matanya masih memandang kearah luar, memandang kepada tembok-tembok megah Rodeo Street yang menampilkan warnanya yang beragam.
"aku tidak haus.. jadi tidak usah" aku menolaknya dengan nada suara yang aku buat dengan selembut mungkin, menghindari emosinya yang naik jika menerima suatu sikap penolakan.
"lalu.. bagaimana dengan Sungjae?"
Pertanyaannya yang tiba-tiba itu membuat aku sedikit shock. Kepalaku sedikit menunduk menandakan kalau aku tidak siap untuk menjawab pertanyaannya.
"ia adikku.." ia ternyata tidak menunggu aku untuk menjawab pertanyaanya, ia tau bahwa aku tidak akan menjawab pertanyaan tiba-tibanya itu, itu bisa aku lihat dari mimik wajahnya yang seperti sedang meledekku, senyumannya yang hanya pada satu bagian sisi itu kembali ia tunjukan padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAND BY ME
FanfictionPlease stand by me just a little bit more Untill I can smile at you when I see you If you aren't seeing someone I'll be just behind you "Please stand by me" Cast : Park sooyoung Kim ji soo Yook sungjae Im hyunsik Kang seulgi Kim yeri Chenle NCT