twelve - My eyes on you

873 86 82
                                    

JISOO SIDE

Aku masih terdiam, terduduk disampingnya saat ini. adiknya Chenle sudah cukup baik keadaannya namun sooyoung masih menolak untuk pulang. Ia lebih memilih tinggal disini hingga pagi tiba.

Kini gadis yang ternyata selama ini berpura-pura kuat dalam menjalani hidupnya tengah tertidur bersandar pada bahuku, rasa lelah dan letih membuatnya tanpa sadar tertidur disini dengan sangat nyenyak.

Aku bisa menghirup aroma peach dari rambutnya yang berada dekat dengan hidungku. Aku merasakan napasnya yang sedikit sesak masih akibat dari tangis yang sedari tadi memenuhi kedua pipinya. Pikiranku melayang, masih memikirkan hatiku yang sebenarnya, masih berusaha meyakinkan diriku sendiri tentang perasaanku padanya. Apakah ini memang benar cinta?

Benar, Park Sooyoung telah merebut hati serta perhatianku. Sekalipun aku tidak pernah melakukan hal ini pada wanita lain setelah putus dari Mina pastinya. Sooyoung telah membuat aku mengingat kembali bagaimana rasanya memperhatikanorang disekitarku, ia telah membuatku merasakan kembali getaran indah dalam hatiku dan ia sudah dengan Sukses melumerkan dinding es yang selama ini aku bangun kokoh.

Namun, kami bertemu sebagai pelanggan dan pelayan. Kami pernah saling bercinta dan aku membayarnya, kami pernah saling mengaitkan bibir kami menyatukan peluh kami namun itu semua hanya sekedar hubungan antara si pemakai dan si penyedia. Ada suatu garis besar yang kini tergaris tajam diantara kami.

Aku hanya takut, bahwa kami hanya akan berakhir seperti itu. berakhir dalam hubungan bisnis kenikmatan semata, walaupun sesungguhnya pemikiranku tentangnya memang tidak pernah buruk dan aku bisa menerima dirinya yang seperti ini tanpa ia harus berpura-pura . tapi, apakah ia bisa menerimaku yang sesungguhnya adalah pelanggannya?

"Aku tidak tau"

SOOYOUNG

Aku membuka mataku perlahan, berusaha mengatur pandanganku yang sedikit buram.

Badanku terasa sangat sakit, terutama leherku yang tidur dengan posisi miring sedari malam.

Hidungku mencium aroma parfum lavender yang tercium sangat jelas, aroma parfum khas itu mengingatkanku pada seseorang yang sering hadir dalam pikiranku. Jisoo..

Aku sadari sekarang, ada geraian rambut lembut yang menempel lemah pada ujung kepalaku yang sedikit terasa berat. Mataku melirik kearah kiri dan aku temui jemari kecilku mengengam sosok besar jemari Joker yang terasa hangat dipagi hari ini. jari kami saling menyatu, berkaitan erat.

Entah sejak kapan jemari kami saling mengait, aku tidak tau. Yang pasti sekarang hatiku yang sempat gusar itu seperti merasakan ketenangan yang hangat. Aku merasa tenang dengan kondisi kami saat ini dan aku berharap kalau suasana hangat ini tidak akan pernah berubah.

Tetapi harapan hanya sekedar harapan belaka. Jisoo mengangkat kepalanya dan membuat akupun melakukan hal yang sama namun dengan berpura-pura kalau aku baru saja bangun dari tidurku, belum sempat mengamati dan mengangumi sosoknya yang indah dan terasa sedikit hangat hari ini.

"hmm..kau sudah bangun?" tanyaku sembari sedikit menguap dan mengusap kedua mataku

"begitulah" kini Jisoo memukul-mukul bahunya yang mungkin terasa pegal karena harus menangung beban berat kepalaku semalaman

"sakit ya?" tanyaku lagi, merasa bersalah karena rasa sakit yang ia rasakan itu.

"begitulah, tapi tidak apa-apa..yang penting kau tidur nyenyak tadi malam"

Ia berkata dengan tipikal dirinya yang telihat dingin dan tidak peduli tetapi, dari isi kalimatnya dengan jelas tersampaikan bahwa ia peduli kepadaku. Kini kedua tangannya merangkak menuju wajahku, aku entah kenapa memejamkan kedua mataku, merasa kaget akan sikapnya yang tiba-tiba. Dalam gelap aku rasakan tangannya bermain dengan rambut yang menutupi sebagian wajahku, ia merapihkannya, mengyematkan rambutku pada belakang telingaku.

STAND BY ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang