Twenty - Heartbreaking Story-

617 62 43
                                    

THIRD PERSON

"kita harus bicara" Jisoo mengetuk pintu kamar adiknya yang sudah hampir seharian tidak keluar dari kamarnya

Tidak ada jawaban

"Sungjae-ya..kita harus bicara"

Masih tidak ada jawaban

"BODOH!! AKU BILANG KITA HARUS BICARA!KAU TULI!!"

Jisoo tidak mampu lagi menahan emosinya, ia ingin segera mengakhiri segalanya. Ia tidak ingin mereka berdua berakhir dalam diam sekali lagi. kali ini Jisoo harus meluruskan segalanya, mengutarakan smuanya agar sungjae tau isi hatinya yang sebenarnya dan agar sungjae tau kebenarnya selama ini

"TOLOL!!" tendangan kuat membuka daun pintu itu, untung saja Jisoo segera menghindar dari sana.

"baiklah ayo kita bicara! Lagi pula aku perlu penjelasan darimu" sungjae muncul dihadapan jisoo dengan keadaan yang sangat berantakan, ia masih menggunakan baju yang sama, wajahnya terlihat kusut, kantung matanya menghitam.

Jisoo masuk mengikut langkahnya masuk menuju kamarnya yang gelap. Mata Jisoo memperhatikan sekeliling, semuanya berantakan, buku-buku yang sbelumnya tertata rapih pada rak bukunya bertebaran bahkan koleksi-koleksi CD band kesukaanyapun sudah berserakan diatas lantai kamarnya.

"jawab pertanyaanku, benarkan ia seorang pelacur?

Jisoo hanya diam, udara seakan tidak bisa masuk kedalam paru-parunya sehingga menghambat suaranya.

"JAWAB PERTANYAANKU!" sungjae kembali membentak dan itu membuat Jisoo sadar bahwa ia harus berbicara, bukan hanya mematung seperti orang bodoh

"benar" jawabnya singkat. Sungjae menendang meja hitam yang ada disampingnya

"lalu, benarkah kau pernah tidur dengannya?"

Kali ini Jisoo kembali diam. Ada dua pilihan yang kini masuk ke pikirannya, haruskah ia berbohong ataukah ia harus jujur kali ini? ia sudah berjanji untuk mengatakan segalanya pada sooyoung jika sungaje bertanya dan sebagai laki-laki sejati ia rasa ia harus jujur dan menepati janjinya kali ini.

"itu benar, saat itu aku adalah pelangannya"

"BANGSAT!!" sungaje mendudukkan tubuhnya pada kasur besarnya. Terlihat bahunya bergerak naik turun dengan cepat, jisoo tau dia sedang berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan emosinya yang telah mencapai ubun-ubunnya itu

"lalu kali ini kau benar-benar harus jujur"

"apakah kau mencintainya?"

"iya, aku mencintainya"

"BUKKKK!!!"

Tendangan kuat menerpa perut Jisoo. Kini ia terjatuh didekat sofa besar yang ada dikamar adiknya itu. Tangannya mencekram keras perutnya yang terasa sakit.

"KAU ANAK SIALAN!!" Jisoo menahan rasa sakitnya, ia bangkit lalu dengan cepat menerkam sungjae yang masih memandang padanya dengan tajam. Tubuh sungjae kini tergeletak pada kasurnya, Jisoo sudah siap ada diatasnya, mencekram kerah kaos polosnya, tangan Jisoo mengepal hendak memukul keras wajah adiknya.

Tetapi, jisoo menghentikan niatannya. Ia menjauhkan kepalan tangannya itu dari wajah sungjae

"SIALAN!" gerutunya tepat didepan wajah sungjae yang kini malah mengelurakan smirknya yang menyebalkan.

"kenapa? Pukul saja aku dasar kau Bangsat!!" ucap sungaje seakaan mengentengkan kekuatan Jisoo

"kau! Dengarkan dulu penjelasanku.. aku memang mencintai sooyoung tetapi, saat itu aku tidak tau kalau ada kau juga dihatinya."

STAND BY ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang