Nineteen - Untold Secret-

675 66 54
                                    

THIRD PERSON

Restaurant Jepang yang terlihat sepi hari ini menampilkan suasana yang lebih tenang dari biasanya. Dua orang itu duduk saling berdampingan disalah satu sudut ruangan dengan ocha hangat yang sudah tersaji dihadapan mereka masing-masing. Suasana restaurant Jepang yang tenang semakin membuat detak jantung Park Sooyoung seperti dapat didengar dengan jelas.

Gadis itu duduk dengan tenang disamping sungjae yang sedari tadi melihat pada Jam tanganya berhadap kakaknya itu segera datang. Sooyoung memang terlihat tenang, tapi tidak dengan isi hatinya. Sekarang bahkan ia bisa rasakan keringat dingin membasahi telapak tangannya. Tidak pernah terfikirkan sedikitpun olehnya bahwa akan secepat ini Sungjae mengenalkannya kepada kakak kandungnya, Jisoo.

Sooyoung sesungguhnya merasa senang karena hubungan antara Sungjae dan Jisoo sudah jauh membaik, tetapi rasa senangnya tidak mampu menutupi kekhawatiran yang menerpanya sekarang ini. ia sedikitpun tidak tau sikap seperti apa yang harus ia tunjukan nanti walaupun setelah semalaman ia memikirkannya ia masih belum tau harus seperti apa.

"apakah baik jika aku berpura-pura seperti ini?"

Pertanyaan itu terus berputar-putar didepan matanya ketika ia memutuskan untuk berakting tidak mengenal Jisoo dan itu memang harus ia lakukan karena ia tidak mungkin jujur kepada sungjae tentang kenyataan bahwa ia mengenal Jisoo, bukan hanya sekedar kenal melainkan mereka pernah membagi ranjang yang sama.

SOOYOUNG SIDE

"ah! Akhirnya... " Sungjae berdiri dari duduknya ketika ia melihat sosok yang sedari tadi ia tunggu untuk hadir dihadapan kami. Akupun ikut berdiri, jemari sungjae sedari tadi masih mengait kencang pada jemariku.

Aku benar-benar kikuk, aku berdiri dengan gemetar. Wajahku terus menunduk tak kuasa melihat sungjae yang tengah menyentuh bahu Jisoo pelan. Hatiku bergetar ketika aku dengar suara mereka bedua yang tertawa ringan. Inilah yang sesunguhnya aku inginkan, pemandangan inilah yang pernah aku mohon kepada Tuhan. Tapi, kenapa aku malah takut melihat pemandangan ini? padahal sudah jelas-jelas Tuhan mengabulkan permohnanku.

"Hyung, ini wanita yang berjasa bagi kita.. Park Sooyoung, kekasihku" gengaman tangan Sungjae terasa semakin erat dan bahkan kini sungjae mendekatkan wajahnya kepadaku yang masih menunduk.

"kau kenapa? Kakakkku sudah datang" ia berucap pelan. Aku sedikit demi sedikit mengangkat kepalaku dan bisa aku jelas wajahnya yang tengah mencoba tersenyum kepadaku. Ujung bibirnya terangkat sebelah, namun bukan senyuman sinis seperti biasanya melainkan senyuman manis yang ia tunjukan kepada kami

"aku Yook Jisoo.. kakak sungjae" ia mengulurkan tangannya kepadaku. Ia sepertinya sudah siap dengan situasi ini, aku tidak sedikitpun melihat raut kekhawatiran dari wajahnya atau apakah ia memang sudah melupakanku? Karena sesungguhnya aku memang tidak benar-benar ada dihatinya? Jadi dengan mudah ia bisa melupakanku?

"aku park Sooyoung" aku mengambil uluran tangannya. Rasa nyaman yang dulu pernah aku rasakan ketika mengengam tangannya kini aku rasakan kembali dan entah kenapa aku merasa berdosa. Tidak sepantasnya aku mengenang kembali masalalu kami, karena sekarang aku adalah kekasih sungjae dan Jisoo adalah kakak dari kekasihnya.

"hyung, dialah yang membuat aku berani berbicara denganmu.. bagaimana? Dia cantik kan?" sungjae merangkul bahuku dan membuat tubuhku mendekat padanya. Seketika mataku menangkap mata Jisoo yang menatap hangat pada kami berdua tetapi dari sorot matanya bisa aku rasakan sendu disana.

"benar, ia sangat cantik.. aku sangat iri padamu Yook Sungjae"

THIRD PERSON

Ketiga manusia yang terjebak dalam cinta segitiga itu tengah terdiam fokus dengan makanannya masing-masing.

STAND BY ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang