STAND BY ME

Seventeen - Rainbow -

SOOYOUNG SIDE

"bisakah kita bertemu? Ada hal penting yang ingin aku bicarakan. Bukan tentang kau dan aku karena kisah itu sudah berlalu tetapi tentang kau dan adikmu"

Aku menyentuh kata 'send' pada layar lineku

aku menarik napas panjang dan menidurkan kepalaku pada meja makan kecil di dapur. Tanganku masih memegang erat handphoneku, takut-takut ada getaran yang menandakan balasan dari chat yang baru saja aku kirimkan.

Alasanku mengirim chat itu bukan Karena merindukan Jisoo, aku tau semuanya telah berakhir, kami berdua telah setuju untuk saling melupakan semua scene kehidupan yang pernah berputar diantara kami. Aku telah memutuskan untuk memilih sungjae dan tentu saja aku harus melupakannya tetapi, ada satu misiku yang harus aku selesaikan dengan baik sebelum ada hal buruk yang terjadi selanjutnya. Misi itu adalah membuat kedua kakak adik itu berdamai atau setidaknya melupakan rasa benci yang terlanjur menjalar didalam hati mereka.

Karena itulah aku memutuskan utuk berbicara pada Jisoo, karena setelah beberapa hari aku mengutarakan permintaanku kepada sungjae tidak ada sedikitpun respon dari sungjae ataupun pembicaraan kembali mengenai hal yang aku tau persis bahwa itu berat untuk sungaje kabulkan walaupun ia telah berjanji padaku.

Aku memejamkan mataku perlahan. Didalam gelap imajinasiku tumbuh, samar-samar. Aku lihat bayangan dari dua orang yang ada dihatiku itu tengah saling mengaitkan lengan mereka pada bahu masing-masing, tertawa hangat dan membicarakan sesuatu yang seru. Senyuman tipis secara otomatis mengembang didalam hatiku dan secara tidak langsung entah mengapa aku merasa bahagia. Aku seakaan bisa rela untuk kehilangan sosok mereka berdua asalkan imajinasiku itu menjadi nyata.

"aku ingin kalian berdua bahagia"

Getaran kecil terasa merambat dilenganku, dan dengan cepat mataku terbuka, tubuhku yang sebelumnya terkulai lemas diatas meja kini langsung terduduk tegak sambil menatap tegang kearah handphone usangku. Perlahan aku baca pelan deretan singkat balasan dari dirinya

"datanglah ke kantorku jika kau ada waktu"

mulutku bergerak membaca deretan dingin kalimatnya.

"baiklah kalau begitu"

THIRD PERSON

Sungjae menghentikan langkah kakinya ketika ia tiba tepat didepan daun pintu yang megah itu. Sudah berapa lama ia tidak pernah menginjakkan kakinya di gedung megah yang menjadi dambaan beribu-ribu rakyat korea untuk bisa meniti karir disana.

KSJ corporate, gedung super mewah dengan puluhan lantai yang berdiri kokoh di tengah kota Seoul yang tidak pernah sepi. Gedung kokoh ini adalah warisan orangtuanya dan ia bisa dengan bebas melangkah masuk kesana, bahkan seketika ia melangkahkan kakinya disana, semua orang menyambutnya dengan senyum, menundukan kepadanya dan beberapa orang saling berbisik mencuri berita mengenai dirinya namun, ia sangat membenci tempat ini. bukan karena sambutan dari isinya tetapi, Karena gedung megah ini membuatnya ingat akan dirinya yang menjadi si nomor dua dan jika ada didalam gedung ini ia kembali dibayang-bayangi oleh sosok kakaknya, Jisoo.

Kalau bukan karena permintaan Sooyoung, mungkin seumur hidup ia tidak akan pernah melangkahkan kakinya disini, apalagi sekarang ia tengah berdiri terdiam didepan ruang kerja seseorang yang sudah bertahun-tahun ia anggap sebagai musuh.

Ketulusan hati yang sooyoung pancarkan padanya membuat ia mengesampingkan sikap egoisnya. Selama beberapa hari ia berfikir keras mengenai permintaan yang sooyoung sampaikan padanya, sooyoung menginginkan agar dirinya mencairkan suasana beku antara ia dan Jisoo. Jujur, permintaan kekasihnya itu ia rasakan sangat berat, beragam ketakutan ia rasakan memenuhi jalan pikirannya. ia takut kalau ketenangan yang sebelumnya sooyoung sampaikan tidak sesuai dengan kenyataannya, Ia takut jika Jisoo kakaknya itu benar-benar membencinya dan jika sudah begitu mungkin ia sudah tidak tau lagi hal apa yang harus ia lakukan, yang pasti ia akan menyerah untuk memperbaiki hubungan buruk antar saudara ini.