Nyesek itu di saat lo udah nungguin dan berharap balasan pesan dari dia, tapi nyatanya, dia cuma nge-read doang.
—Kanina—
===
Balasan pesan super ngawur dari Rizki membuatku tersenyum. Jari jemariku langsung menari di atas layar, mengetikkan balasan pada Rizki.
'Dih, PD banget lu kecoa gosong.'
Sent
Sebuah balasan langsung masuk, padahal baru beberapa detik yang lalu kukirim.
'Sabar ya, Na. Aku sedang mencari sebongkah berlian untuk anak kita nanti 😘'
'Anjir, mulai deh gilanya.'
'Halah, ngomongnya aja gila, tapi lo sekarang lagi senyum-senyum sendiri kan?'
'Idihh, sok tau! 😡'
Aku terkekeh geli.
"Ciyeeee!"
"EH AYAM!" teriakku kaget. Sialan! Wulan mengagetkanku dari arah belakang.
Ngapain coba?
Ah, malu. Beberapa murid di kantin menertawakan latahku.
"Ngapain sih lo?!" kesalku ke arah Wulan.
Bukannya meminta maaf, dia malah tertawa mengejek. "Ciyeee, lo suka ya sama Rizki?"
Hah?
"Gue? Suka sama Rizki? Nggak mungkinlah! Masak gue baper sama temen sendiri?" elakku kesal.
"Oh ya? Terus kenapa lo senyum-senyum gitu pas balesin chat-nya Rizki?"
Iya juga, ngapain juga gue senyum-senyum nggak jelas gara-gara chatnya Si Rizki?
"Ya ... karena chat-nya lucu. Emang kalau lo lagi liat orang nglawak, terus lo ketawa, itu berarti lo suka sama dia? Nggak, kan?"
Hmmmmm, jawaban yang bagus, Kanina.
Aku tersenyum karena jawabanku yang masuk akal.
"Yaudah, kan gue kira lo suka sama, Rizki."
"Enggak, Wulan. Lagian lo jangan ngintip orang lagi chattingan. Nggak baik."
Aku kembali melihat ke ruang obrolanku dengan Rizki. Ingin melihat apakah sudah dibalas.
Namun, harapanku sirna saat tidak ada balasan, tapi pesanku sudah dibaca.
Yah, diread doang.
===
Vote dan komen ditunggu.
💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Panda Boy (✓)
Short StoryCerita ini kutulis saat aku menyukaimu, tapi aku lebih memilih mengungkapkannya dalam bentuk tulisan. Apakah kalian pernah jatuh cinta pada teman sendiri? Itu yang aku alami. Aku hanya cewek biasa-biasa saja. Namun, aku berharap bisa membuatmu meras...