Selain sifatnya yang humoris, dia juga memiliki sisi romantis. Terkadang aku baper karena bercandanya dia. Namun, aku sadar, itu hanyalah sebuah lelucon.
—Kanina—
***
"Kanina, rambut lo kenapa?" Rizki datang dari arah belakang di saat aku sedang berkutat dengan pikiranku.
"Menurut lo?" sewotku.
"Lagi mau iklan shampoo tapi gagal, aku? Jadi duta shampoo lain? Ahaha, upss," ejek Rizki dengan gestur seperti seorang perempuan membuatku melihat ke arah Rizki garang.
Apa sih? Dia nggak sadar salah kalau kirim atau gimana? Dia sengaja ya?
Rizki berdecak. "Jangan ngamuk mulu napa sih! Ayo ikut gue," suruhnya sembari menarik rambutku pelan.
Aku ingin melawan, tapi satu sisi aku ingin menurut.
Rizki membawaku duduk di bangku koridor. Sejenak, aku merasa Rizki melihatku yang sedang memalingkan wajah dengan ekspresi sebal.
Tiba-tiba Rizki menangkup kepalaku dengan kedua tangannya dan mengarahkannya ke arah wajahnya. "Gue ada di sini, ngapain liatnya kesana?"
Aku menjauhkan tangan Rizki dari kepalanya. "Lepasin, Ki. Gue lagi nggak mood buat berantem."
Rizki tersenyum dan mendekatkan tubuhnya ke arahku. Jari jemari tangan Rizki mulai menyisir rambutku yang kusut karena perbuatan Wulan.
Anjay, gue lupa kalau rambut masih acakadul.
Aku tertegun sejenak saat melihat wajah Rizki yang sedang serius menyisir rambutku sedekat ini.
"Gue juga maunya nggak berantem terus sama lo, tapi gue kebablasan, Kanina," ucap Rizki pelan lalu melihat ke manik mataku. Ia telah selesai menyisir rambutku.
"Kebablasan apa coba? Terus ngapain sih lo nyisirin rambut gue?" tanyaku ketus.
"Bantuin lo elah, ketus banget sih jadi cewek. Bilang makasih atau apa gitu? Emang dasar lu ya cewek jadi-jadian, nggak bakal baper," ucap Rizki lalu tertawa.
Mendengar ucapan Rizki, aku bangkit dari posisiku duduk dan pergi meninggalkannya.
"Kanina! Mau kemana? Gue tadi cuma bercanda kok!"
Haha, bercanda Rizki bilang? Memangnya lucu?
Terkadang, bercandanya seseorang memang bisa kelewatan ya. Aku itu hanya cewek normal, aku juga bisa baper.
Aku mengembuskan napas panjang.
Mood gue hari ini bener-bener berantakan, karena pelakunya adalah dia yang biasa jadi mood booster buat gue.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Panda Boy (✓)
Short StoryCerita ini kutulis saat aku menyukaimu, tapi aku lebih memilih mengungkapkannya dalam bentuk tulisan. Apakah kalian pernah jatuh cinta pada teman sendiri? Itu yang aku alami. Aku hanya cewek biasa-biasa saja. Namun, aku berharap bisa membuatmu meras...