Part 1 : Makhluk Menyebalkan

2.7K 212 15
                                    


Imajinasi telah menghanyutkanku.

—Fourtwnty—

===

Namaku Kanina Ayu, murid biasa-biasa saja di kelas 11 Bahasa. Bukan termasuk jajaran cewek populer, bukan pula termasuk jajaran para nerd.

Biasa-biasa saja, itulah yang menggambarkan diriku.

Hari ini di kelas sedang tidak ada guru, dan sahabat sekaligus temanku satu bangku, Wulan, sedang ngrumpi bersama penghuni bangku sebelah seputar 'pacar khayalannya' yang akan comeback.

Jadilah aku menyendiri karena aku tidak paham dengan apa yang mereka bahas.

Kumpulan lagu-lagu dari band bergenre folk silih berganti menemani, mengalun melalui earphone yang aku kenakan.

Aku tersenyum singkat saat lagu kesukaanku sedang mengalun, sebuah lagu berjudul Aku Tenang dari Fourtwnty.

Angin semilir menyapa dari jendela yang tepat berada di sebelah kananku.

Aku mengantuk.

Aku menelungkupkan kepalaku di antara kedua tangan di atas meja, dan mulai memejamkan mata.

Tarik napas dalam-dalam, buang. Aku merasa tenang dan nyaman.

"Woy!" Seseorang tiba-tiba menepuk pundakku dari bangku belakang dengan cukup keras.

Karena kaget, aku langsung menoleh dengan tatapan jengkel. Untung saja segala macam nama hewan tidak terucap karena latah.

Astaga, ganggu ketenangan orang aja!

"Apaan sih lo, Ki! Sakit tau!" ucapku sembari menggosok-gosok pundak yang terasa sakit.

Tenaga dari cowok dengan name tag bertuliskan Rizki Raden itu jelas kuat dibandingkan aku. Rizki, makhluk yang super menyebalkan, tapi juga baik karena suka bagi-bagi rezeki alias nraktir.

"Lo sih dipanggilin nggak denger-denger," jawabnya lalu menarik earphone di telinga kananku dengan paksa.

"Aduh! Sakit woy!"

"Pantesan, makanya kalau punya kuping jangan disumpelin pakek ginian," ucap Rizki sambil menggoyangkan earphone di tangannya.

Aku merampas earphone di tangannya. "Lo bisa nggak sih, alus dikit sama cewek?!"

"Lo itu cewek jadi-jadian. Ngapain juga alus sama lo," jawabnya lalu terkekeh.

SialanGue cewek beneran!

"Terserah!" Aku kembali memasang earphone dan kembali ke posisiku semula.

"Kanina!" panggil Rizki dan kembali menarik earphone di telingaku.

"Sakit, Ki! Mau ngapain sih?!"

Rizki memanyunkan bibirnya dan menekan-nekankan jari telunjuknya ke pipiku. "Temenin Rizki ngobrol dong, Kanina," ucapnya dengan nada seperti anak kecil.

"Anjir!" Aku menampik tangan Rizki. "Jijik tau! Lagian tumben banget, biasanya juga nge-game."

Rizki berdecak sebal. "Lo ini gimana sih? Katanya suruh alus, nggak boleh kasar. Gue lagi nggak ada paketan buat mabar."

"Gue nyuruhnya alus itu yang lembut, bukan manja kayak tadi, Ki."

"Nanti kalau gue lembutin lo, lo malah baper, kan berabe," ucap Rizki dengan santai membuatku sebal.

Kenapa cowok dihadapanku ini begitu menyebalkan, Tuhan? Untung ganteng.

Setelah dia menganggu ketenanganku, dia juga sukses membuatku kesal.

Aku langsung menyambar buku tugas di atas meja lalu memukul Rizki dengan sebal.

"Lo nyebelin! Lo nyebelin! Parah! Lo nyebelin!" teriakku kesal.

Biarkan saja aku menjadi tontonan gratis temen-temen sekelas.

Yang penting aku bisa melampiaskan kekesalanku, dan juga, biar semua murid di kelas ini tahu kalau Rizki itu super-duper menyebalkan!

"Kanina! Rizki!" Wulan berteriak.

Aku berhenti dan menoleh ke arah Wulan. "Apa? Ganggu ae lu!"

Wulan menggelengkan kepalanya. "Jangan pacaran mulu!"

Apa? Apa yang barusan Wulan bilang?

"What? Gue pacaran sama cowok nyebelin ini? GAK MUNGKIN!"

Rizki berdecak dan memasang muka sebal. "Wulan, aku kan suami kamu, masak aku selingkuh sama sahabat kamu sendiri?"

Wulan bergidik. "Jijik tau, Ki."

"Ahaha! Mamam noh jijik!"

"Oke, nanti malem tidur di luar ya, Lan," ucap Rizki lalu bergidik. "Kok gue kayak gini ya?" lanjutnya lalu terkekeh.

"Lo gila," ucapku.

"Gue gila karena gue pengen liat lo bahagia, Kanina. Gue pengen jadi bunga matahari yang memberikan kebahagiaan. Asyequeee! Qotd by Rizki Raden. Hahaha." Rizki terbahak.

Aku dan Wulan saling berpandangan lalu menggelengkan kepala melihat kelakuan Rizki yang ajaib. Luarnya aja keliatan keren, tampang boleh ganteng, kalau jalan kelihatan cool, tapi kalau udah deket? Pengen nabok mulu bawaannya. Ngeselinnya itu loh, nggak ketulungan.

===

Gimana part ini? Belum ada feel-nya ya?
Semoga next lebih baik lagi.

Oke, biasakan vote dan komen ya. 💞

Panda Boy (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang